Saat usia 17 tahun atau kelas II SMA, ane seringsekali melihat teman2 tongkrongan itu asyik banget dah menghisap rokok2 nya. Ane sering ditawari, tapi ane menolak dengan alasan gabisa "nariknya".

Memang rokok itu sudah kayak pemecah Ke-kaku-an diantara kita. Bayangkan saja, Misalkan ente ente berada pada situasi dimana agan2 duduk bersama orang disebelah agan yang tidak agan kenal, tapi orang tersebut lagi merokok. Pasti tinggal Kita ngomong "pak ada korek?" dan darisitu pembicaraan bisa langsung kemana2


Akhirnya tanpa sepengetahuan siapa2, termasuk temen2 Setiap hendak menuju sekolah di sekitar jakarta timur, ane sering membeli satu batang rokok gudang garam secara sembunyi-sembunyi (maksudnya jauh dari diketahui orang tua). Ya, satu batang saja. Ane coba setiap harinya satu, Ane hisap diperjalanan naik Bis.

Tapi kemudian ane sadar, sebatang rokok di tangan tidak cukup bertahan hingga depan sekolah. Lalu ane membeli dua sampai tiga batang.
skip skip skip...
Hampir 1 BULAN, bermain-main dengan rokok itu, ane kemudian bertanya kepada temen tongkrongan ane yang jago merokok

A: “Bagaimana carnya merokok?”.
B : “begini, isap perlahan dan telan asapnya lalu hembuskan yang masih bissa keluar
A: oh gitu? Diisap dan ditelan? Ah jangan bercanda lo. Asap itu tidak untuk ditelan. bahaya nih paru2 *tunjuk dada*.Berarti selama ini cara gua merokok yang hanya mengisap dan tidak sampai melewati pangkal lidah, bukanlah merokok?.

B : “hahahaha mana asik ngerokok gitu. Di situ tidak ada kenikmatan” dia ngomong lagi.

Sejak saat itu, akhirnya ane berhenti merokok, berhenti dari merokok amatiran itu. Jika dipikir lagi motivasi ane merokok memang sangat dangkal, hanya karena ingin disebut sebagai remaja maju, kota dan “NAKAL”. dicatet gan "nakal"

Setelah kejadian itu, ane ketemu sodara ane yang juga Dokter. Dia bilang gini...

Yang “dalam” adalah, mengisap hingga sang asap bertamu ke ruang paru-paru. Namun ini yang paling berbahaya. Justru karena menganggap mencari kenikmatan itu, banyak dari perokok yang kecanduan.
Rokok ternyata merupakan penyebab kanker dan penyakit radang paru-paru. Bukan hanya itu, perokok telah mengganggu penampakan warna giginya dan membuat orang-orang di sekitarnya merasa tidak nyaman. Rokok juga tidak baik bagi ibu hamil.
Itulah mengapa saat ini, bungkus rokok telah dilabeli tanda bahaya bagi kesehatan. Bahkan di beberapa negara seperti di Eropa, Singapura dan Malaysia, Amerika Latin, bungkus rokok telah dilebeli bahaya merokok dengan gambar penyakit seperti kanker yang kronis serta berbagai penyakit ikutannya
contohnya gambar gigi ente yang kuning gan

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Akhirnya ane pun dengan bangga nggak mengkonsumsi barang itu lagi gan sampe ane lulus SMA (sekarang mau kuliah nih )
Ane nggak malu meskipun ane sendiri diantara temen2 ane yang nggak merokok, hingga mereka pun jadi segan nawarin ane.
Ane Juga sering ngomong Baik2 ke temen2 ane buat menjauhi barang tersebut. Tapi sepertinya mereka menyepelekan omongan ane, yausah, yang penting ane sudah mengingatkan

Original Posted By wharf666►No comment deh.

Soalnya cukai rokok jg berkontribusi besar ama income negara