Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ayowebAvatar border
TS
ayoweb
[Review] ..And Justice for All (Metallica) vs Rust In Peace (Megadeth)
[Review] ..And Justice for All (Metallica) vs Rust In Peace (Megadeth)[Review] ..And Justice for All (Metallica) vs Rust In Peace (Megadeth)

Review album legendaris sudah biasa, yang tidak biasa adalah membandingkan dua album legendaris. Misalnya album …And Justice for All (1988) dari Metallica versus Rust In Peace (1990) dari Megadeth. Selain sama-sama legendaris, kedua album ini memiliki persamaan lain, yaitu sama-sama merupakan studio album ke-4 dan sebagian liriknya menyinggung kekacauan politik dan sosial, dan yang terpenting jutaan telinga metal-mania sama-sama sudah khatam dengan setiap nada yang keluar dari dua album ini, tetapi silakan coba untuk mendengar lagu per lagu dua album ini secara bergantian dan rasakan bedanya, mungkin ada yang setuju dengan review dibawah ini, atau sebaliknya.

Track #1: Blackened vs Holy Wars…the Punishment Due

Intro Blackened sangat unik, diawali melodi gitar yang mendayu-dayu dengan gaya orkestra dan diiringi bass gitar, namun seketika digantikan riff gitar dan gebukan drums Lars Ulrich yang galak. Keseluruhan lagu dipenuhi permainan ritem gitar yang sangat atraktif untuk ber-headbanging, juga solo gitar Kirk Hammett di lagu ini merupakan salah satu solo terbaiknya, cepat, jernih, elegan, to the point, dan begitu kompak menyatu dengan background ritemnya.
Rating: ★★★★★

Sementara itu Holy Wars…the Punishment Due memerlukan intro nyaris satu setengah menit untuk “pemanasan” memamerkan komposisi ritem yang lincah sebelum suara Dave Mustaine terdengar. Beberapa momen terbaik lagu ini adalah saat instrumen musik lain berhenti menyisakan Marty Friedman dengan 10 detik solo gitar eksotiknya tanpa efek metal, dan riff gitar dengan teknik pinch-harmonic Dave Mustaine menjelang solo gitar di bagian akhir.
Rating: ★★★★★

Track #2: …And Justice for All vs Hangar 18

Kali ini giliran Metallica yang mengambil 2 menit pertama untuk memamerkan riff gitar berkelok-kelok sebelum James Hetfield membuka suara, permainan ritem lincah dengan nafas progressive metal yang kental pada background terus dipertahankan sampai akhir lagu berdurasi 9 menit lebih ini, dan walaupun lagu ini mid-tempo, namun bergerak dinamis dengan berbagai hook brilian dan tidak terdengar membosankan. Bagian “…justice is lost, justice is raped, justice is done” sudah pasti sangat memorable.
Rating: ★★★★½

Hangar 18 tidak terlalu kompleks untuk ukuran Megadeth, bahkan terkesan sedikit nge-beat walau masih di jalur metal, lagu ini adalah salah satu lagu Megadeth yang sangat populer. Porsi solo gitar cukup banyak diberikan dan dieksekusi bergantian oleh Dave/Marty.
Rating: ★★★★½

Track #3: Eye of the Beholder vs Take no Prisoners

Masih dengan komposisi yang dinamis dan mid-tempo seperti ...and Justice for All, Eye of the Beholder menggebrak dengan riff uniknya, hook-hooknya masih menohok walaupun tidak sekeren lagu sebelumnya.
Rating: ★★★½☆

Sebaliknya, Megadeth mulai mengeluarkan riff-riff keriting yang berlarian kesana kemari di Take no Prisoners, inilah resiko kalau Dave Mustaine bertemu Marty Friedman yang jarinya sama-sama doyan berakrobat. ”Pesan” Dave Mustaine yang memelintir kalimat dari John F. Kennedy ada di lagu ini: “don’t ask what you can do for your country, ask what your country can do for you“.
Rating: ★★★★☆

Track #4: One vs Five Magics

Melanjutkan “tradisi” dua album sebelumnya yang memiliki ballad Fade to Black (album Ride the Lightning) dan Welcome Home (Sanitarium) (album Master of Puppets), Metallica melahirkan ballad One yang fenomenal itu, dimulai dengan mellow namun berakhir dengan tegangan tinggi yang dimulai sejak pertengahan lagu saat Lars Ulrich mulai memainkan bass pedalnya dengan beat cepat yang sangat terkenal itu.
Rating: ★★★★★

Dua menit pertama Five Magics didominasi dengan bass line Dave Ellefson sebelum suara Dave Mustaine mengumandang, lagu ini memiliki struktur lagu yang rumit khas Megadeth, dan seperti beberapa lagu lainnya di album ini, diakhiri dengan solo gitar dan tempo yang meningkat.
Rating: ★★★½☆

Track #5: Shortest Straw vs Poison was the Cure

Ritem rapat dan berat mewarnai keseluruhan lagu Shortest Straw, walaupun permainan personilnya dapat dinikmati, tetapi dengan durasi 6 menit lebih tanpa terlalu banyak perubahan tempo, lagu ini terdengar monoton.
Rating: ★★★☆☆

Poison was the Cure dari Megadeth adalah lagu yang singkat, berdurasi sekitar 3 menit, tapi padat berisi. Diawali permainan bass khas Dave Ellefson dan disusul riff bergaya rock and roll versi thrash metal yang bergerak liar mengiringi celotehan Dave Mustaine, dan diakhiri dengan tempo yang memuncak dan solo gitar sebagai klimaksnya.
Rating: ★★★½☆

Track #6: Harvester of Sorrow vs Lucretia

Harvester of Sorrow bergerak perlahan tetapi pasti dengan riff-riff pendek yang cepat akrab di telinga, mengawal vokal lantang James Hetfield dengan geraman khasnya yang sudah menjadi signature unik Metallica, dengan tempo yang tidak terlalu cepat, lagu sepanjang 5:45 menit ini memiliki durasi yang pas.
Rating: ★★★½☆

Tawa terkekeh mengawali Lucretia yang bertema sosok hantu penghuni rumah, lagu ini memperdengarkan teknik “bernyanyi” Dave Mustaine yang unik dan tidak akan didapatkan dari kursus vokal manapun. Lagu ini juga sarat kocokan blues/rock and roll yang lincah dengan teknik modern, Megadeth memang bukan (super) grup thrash metal biasa.
Rating: ★★★★☆

Track #7: Frayed Ends of Sanity vs Tornado of Souls

Track megah dari Metallica, walaupun bukan termasuk lagu Metallica yang populer, tetapi (menurut saya) adalah salah satu track yang patut dibanggakan di album ini, perpindahan setiap segmen lagu terdengar enak dan menggigit, Seperti biasa, Lars Ulrich pandai mengambil berbagai kesempatan untuk menyisipkan berbagai hooking drums yang menarik, walaupun sound bass pedalnya terdengar sangat tipis di sepanjang album ini.
Rating: ★★★★☆

Tornado of Souls adalah lagu yang atraktif dan melodik, nyaris mirip Iron Maiden di beberapa bagian. Di tengah lagu Marty Friedman memperlihatkan salah satu solo gitar terbaiknya dengan sentuhan bending dan arpeggio-nya yang khas. Salah satu kesuksesan album ini memang keberhasilannya melebur style eksotik Marty ke dalam musik Megadeth.
Rating: ★★★★★

Track #8: To Live is to Die vs Dawn Patrol

Track nyaris instrumental (karena masih ada suara berbicara) dari Metallica untuk mengenang bassist Cliff Burton. Sebenarnya baru mulai menarik di pertengahan saat tempo melambat dan solo gitar nan indah mengumandang. Cukup disayangkan permainan bass Jason Newsted di album ini hampir tidak terdengar karena masalah mixing.
Rating: ★★★½☆

Dawn Patrol memiliki durasi 1:50 menit hanya dengan dilatari bass dan drums, mengiringi “pidato” Dave Mustaine mengenai global warming.
Rating: ★★★☆☆

Track #9: Dyers Eve vs Rust in Peace… Polaris

Dalam penyusunan track, …And Justice for All rupanya terilhami oleh album sebelumnya Master of Puppets, yang memasang instrumental Orion yang ditutup track brutal Damage, Inc. Di album ini, Metallica menutupnya dengan Dyers Eve yang juga brutal. Track sepanjang 5:13 menit ini adalah yang tersingkat di album …And Justice for All.
Rating: ★★★★☆

Penutup album Rust in Peace adalah sebuah komposisi yang rumit dari awal sampai akhir dengan tempo cepat (termasuk vokalnya juga rumit), yang kurang cuma porsi solo gitar, yang hanya diberi jatah beberapa detik.
Rating: ★★★★☆

Album mana yang lebih baik? Sangat sulit menentukannya, …And Justice for All walau tidak didukung mixing yang maksimal yang mencederai sound album ini (juga mencederai hati Jason Newsted) namun tetap album yang membuktikan kemampuan musikal Metallica yang sedikit mengarah ke progressive sambil tetap mempertahankan cirinya yang kuat, Blackened, …And Justice for All, dan One adalah tiga karya terbaik Metallica dalam album ini, khusus yang terakhir sudah menjadi lagu wajib dalam live performance Metallica dan hanya berada di bawah Seek & Destroy, Creeping Death, dan Master of Puppets dalam daftar lagu yang paling sering dimainkan oleh Metallica.

Sedangkan Rust in Peace yang merupakan debut karir Marty Friedman dan Nick Menza di Megadeth, juga melahirkan tiga lagu legendaris yaitu Holy Wars… the Punishment Due, Hangar 18, dan Tornado of Souls. Barangkali juga ini album Megadeth yang paling progressive, tanpa menyita durasi yang terlalu lama karena rata-rata lagu dimainkan dengan tempo cepat.

Dua album penting thrash metal, tetapi kalau dipilih mana yang lebih baik, walaupun tidak berbeda jauh, Rust in Peace lebih pantas keluar sebagai pemenangnya.

Metallica:
James Hetfield: vocals, guitars
Kirk Hammett: guitars
Jason Newsted: bass
Lars Ulrich: drums

Megadeth:
Dave Mustaine: vocals, guitars
Marty Friedman: guitars
Dave Ellefson: bass
Nick Menza: drums

sumber: reviewmusik.com
Diubah oleh ayoweb 02-08-2013 10:55
0
6.5K
27
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Musician Corner
Musician CornerKASKUS Official
3.5KThread1.6KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.