JAKARTA - Tingginya golput pada putaran pertama Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) DKI Jakarta, menurut pengamat politik Universitas Indonesia (UI), Andrinof Chaniago, kemungkinan masyarakat untuk golput akan semakin besar pada putaran kedua.

"Para simpatisan dan pengikut pasangan lainnya yang loyal akan malas mengikuti pencoblosan, dan membuat golput akan bertambah," kata Andrinof, saat berbincang dengan Okezone, Jumat (13/7/2012).

Menurutnya banyaknya masyarakat yang golput pada putaran pertama yakni, Rabu 11 Juli 2012 lalu, dikarenakan waktu pencoblosan di hari biasa.Dimana masyarakat masih banyak yang memilih untuk beraktifitas seperti biasa.

Untuk itu, lanjut Andrinof, jika hari pencoblosan pada putaran kedua di geser pada hari libur, yakni Sabtu atau Minggu, kemungkinan masyarakat yang golput akan berkurang.

"Kalau digeser ke hari libur, kemungkinan golput akan sama dengan putaran pertama," tuturnya.

Seperti diketahui, hasil penghitungan cepat lembaga survei, tingkat kepemilihan masyarakat DKI Jakarta hanya 63 persen, dimana tingkat golput mencapai 37 persen. Masyarakat yang memilioh golput ini, naik dibandingkan Pemilukada 2007 lalu.



ts: strategi mengalahkan JOKOWI-AHOK adalah tidak ada libur bersama saat coblosan sehingga gak ada yg keluar jakarta buat libur keluarga.