Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

alunfreakzAvatar border
TS
alunfreakz
Mau Mudik? Perhatikan 9 Adab Perjalanan Menurut Islam Ini
Spoiler for No Repsol:






Jakarta - Mudik merupakan perjalanan yang tak bisa lepas saat menjelang hari Raya Idul Fitri. Jutaan orang kembali ke kampung halamannya.

Di dalam Islam, mudik bagian dari safar yang artinya adalah perjalanan. Dalam arti luas, safar bisa berarti menuntut ilmu, berlibur, dan bersilarutahmi dengan keluarga. Rasulullah saw mengajarkan beberapa adab bersafar bagi umat muslim.

Berikut adalah 9 adab bersafar menurut Islam:

1. Disunnahkan Tidak Sendirian

Rasulullah saw bersabda: "Seandainya saja manusia mengetahui apa yang aku ketahui tentang bahaya kesendirian, niscaya tak ada seorang pun yang mau bepergian pada malam hari seorang diri." (HR Bukhari)

Beliau mengingatkan adanya risiko bahaya dalam perjalanan yang dilakukan seorang diri. Dikhawatirkan adanya bahaya yang datang dari segala arah, syetan yang akan menghampirinya, menggodanya untuk melakukan perbuatan maksiat.

Rasulullah saw bersabda: "Orang yang bepergian sendirian adalah (bersama) syetan. Dan orang yang bepergian berdua adalah (bersama) dua syetan. Sedangkan orang yang bepergian bertiga adalah rombongan musafir (yang tidak dihampiri syetan)." (HR Abu Dawud dan Tirmidzi dan Nasa'i).

Faidah-faidah yang bisa diambil dari hadist tersebut:

a. Syetan akan menemani seseorang yang bepergian sendirian.
b. Bepergian seorang diri akan mengundang syetan untuk menghampirinya. Sehingga dia mudah untuk tergelincir kepada maksiat. Hal seperti ini merupakan kebiasaan yang dilakukan syetan.
c. Syetan menjauh dari kelompok musafir yang banyak (berjumlah di atas tiga orang), karena kelompok tersebut saling menolong sesama mereka, dan bahu-membahu dalam mengenyahkan kesulitan yang menimpa salah seorang dari mereka.

Hikmahnya, seorang mukmin yang melakukan perjalanan bersama-sama akan lebih aman dan dimudahkan. Apabila menemui kesulitan di tengah perjalanan, dia akan mendapat bantuan dengan lebih cepat.

Seorang mukmin memang harus bertawakal kepada Allah dan memasrahkan dirinya kepada Allah. Namun seorang mukmin harus tetap berusaha menghindari dan mempertimbangkan risiko yang sudah terlihat.

Rasulullah saw juga mengajarkan kepada umat muslim untuk menunjuk seorang pemimpin dalam perjalanan: "Jika ada tiga orang yang keluar hendak bepergian, maka hendaklah mereka menunjuk salah seorang dari mereka sebagai pemimpin." (HR Abu Dawud, hasan)

Hendaknya yang dipilih menjadi pemimpin dalam pejalanan adalah dia yang saleh dan memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat.


2. Sunnah berangkat pada hari Kamis dan waktu Dhuha

Dari Ka'ab bin Malik ra, "Sesungguhnya Nabi saw pergi menuju perang Tabuk pada hari Kamis, dan Beliau menyukai bepergian pada hari Kamis." (Muttafaqqun 'alaih)

Rasulullah saw pernah berdoa: "Ya, Allah. Berkahilah umatku pada permulaan siang mereka." Dan jika ingin mengutus pasukan, Nabi saw mengutus mereka pada permulaan siang (pada waktu Dhuha). Dan Shakhr adalah seorang pedagang. Dia mengiri utusan dagangnya pada permulaan siang, hingga ia menjadi kaya dan mendapat harta yang banyak." (HR Abu Dawud dan Trmidzi, hasan).


3. Sunnah membaca doa ketika menaiki kendaraan

Jika Rasulullah saw naik kendaraan saat akan bepergian, beliau bertakbir sebanyak tiga kali, kemudian berdoa:

"Maha Suci Dzat yang telah menundukkan kendaraan ini untuk kami, padahal kami dahulu tidak mampu menguasainya. Dan sesungguhnya kepada Rabb kamilah, kami akan kembali. Ya, Allah! Kami mohon kepadaMu dalam perjalanan kami ini kebajikan dan takwa, serta amal yang Engkau ridhai. Ya, Allah! Mudahkanlah perjalanan kami ini, serta dekatkanlah jarak perjalanan kami. Ya, Allah! Engkaulah teman dalam perjalanan, dan penjaga keluarga yang kami tinggal. Ya, Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kesulitan dalam perjalanan, kesedihan serta tempat kembali yang buruk dalam keluarga, harta dan anak."


4. Sunnah memperbanyak doa dalam perjalanan

Rasulullah bersabda: "Tiga jenis doa yang dikabulkan dan tidak diragukan lagi, (yaitu) doa orang yang dizhalimi, doa orang yang bepergian dan orang tua (ayah) yang mendoakan (kejelekan) atas anaknya." (HR Abu Dawud dan Tirmidzi, hasan)


5. Perhatikan adab singgah dan bermalam

Rasulullah saw bersabda: "Jika kalian bepergian dan melewati daerah padang rumput, maka berikanlah unta haknya dari (rumput yang tumbuh di) tanah tersebut. Dan jika kalian melewati daerah tandus, maka percepatlah langkah kalian. Dan jika kalian hendak bermalam, maka janganlah bermalam di jalan, karena ia merupakan tempat lewat hewan dan tempat tinggal serangga pada malam hari." (HR Muslim)

Lewat hadist tersebut, Rasulullah saw mengajarkan tentang bagaimana bersikap di tempat-tempat baru, berlaku lemah lembut terhadap hewan, dan memperlakukan dengan baik hewan tunggangan.

Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang singgah d suatu tempat, kemudian dia berdoa, 'aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari segenap keburukan yang ia ciptakan', niscaya tidak ada sesuatu pun yag membahayakannya sampai dia pergi dari tempat tersebut." (HR Muslim)


6. Jika telah selesai urusan, disunnahkan segera kembali dari perjalanan

Rasulullah saw bersabda: "Safar adalah bagian dari adzab yang mencegah salah seorang dari kalian dari makan, minum, tidur. Maka bila salah seorang kalian telah mencapai maksud dari perjalannya, hendaklah segera kembali kepada keluarganya." (Muttafaqqun 'alaih)


7. Sunnah pulang dari safar pada siang hari, makruh kembali saat malam

Rasulullah saw bersabda: "Jika salah seorang kalian bepergian dalam jangka waktu yang lama, maka janganlah (kembali dari safarnya dengan) mengetuk pintu pada malam hari." (HR Bukhari dan Muslim)


8. Sunnah salat dua rakaat di masjid terdekat sebelum mendatangi rumah yang dituju

Dari Ka'ab bin Malik ra, bahwasanya jika Rasulullah saw datang dari perjalanan, belian mendatangi masjid dan salat dua rakaat. (Muttafaqqun 'alaih)


9. Wanita dilarang bepergian kecuali disertai mahramnya

Rasulullah saw bersabda: "Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir bepergian dalam jarak sehari semalam, kecuali disertai mahramnya." (Muttaqqun 'alaih)

Namun, hal ini tidak terbatas pada perjalanan yang dilakukan selama sehari semalam. Rasulullah saw bersabda: "Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan dengan wanita, kecuali disertai dengan mahramnya. Dan janganlah seorang wanita bepergian, kecuali bersama mahramnya."

Lalu seorang sahabat berkata kepada Beliau, "Wahai, Rasulullah. Sesungguhnya isteriku pergi berhaji, sedangkan aku diperintah untuk turut serta dalam peperangan ini dan itu."

Rasulullah saw kemudian berkata, "Kembalilah dan berhajilah bersama isterimu."

Spoiler for Jangan Dibuka Gan !!:

Spoiler for Jangan Gan !!:

Spoiler for Rate5:
Diubah oleh alunfreakz 04-08-2013 09:30
0
2.1K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.2KThread83.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.