- Beranda
- The Lounge
Sosok Tokoh Hoegeng Imam Santosa
...
![boeladiegh](https://s.kaskus.id/user/avatar/2010/03/03/avatar1476143_1.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
boeladiegh
Sosok Tokoh Hoegeng Imam Santosa
![Sosok Tokoh Hoegeng Imam Santosa](https://dl.kaskus.id/upload.wikimedia.org/wikipedia/id/6/60/Hoegeng_young.jpg)
Quote:
Hoegeng Imam Santoso (lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, 14 Oktober 1921 – meninggal 14 Juli 2004 pada umur 82 tahun) adalah salah satu tokoh militer dan kepolisian Indonesia dan juga salah satu penandatangan Petisi 50. TKP
Quote:
Latar belakang
Dia masuk pendidikan HIS pada usia enam tahun, kemudian melanjutkan ke MULO (1934) dan menempuh sekolah menengah di AMS Westers Klasiek (1937). Setelah itu, dia belajar ilmu hukum di Rechts Hoge School Batavia tahun 1940. Sewaktu pendudukan Jepang, dia mengikuti latihan kemiliteran Nippon (1942) dan Koto Keisatsu Ka I-Kai (1943). Baru dia diangkat menjadi Wakil Kepala Polisi Seksi II Jomblang Semarang (1944), Kepala Polisi Jomblang (1945), dan Komandan Polisi Tentara Laut Jawa Tengah (1945-1946). Kemudian mengikuti pendidikan Polisi Akademi dan bekerja di bagian Purel, Jawatan Kepolisian Negara.
Mas Hoegeng di luar kerja terkenal dengan kelompok pemusik Hawaii, The Hawaiian Seniors. Selain ikut menyanyi juga memainkan ukulele. Sering terdengar di Radio Elshinta dengan banyolan khas bersama Mas Yos.
Dia masuk pendidikan HIS pada usia enam tahun, kemudian melanjutkan ke MULO (1934) dan menempuh sekolah menengah di AMS Westers Klasiek (1937). Setelah itu, dia belajar ilmu hukum di Rechts Hoge School Batavia tahun 1940. Sewaktu pendudukan Jepang, dia mengikuti latihan kemiliteran Nippon (1942) dan Koto Keisatsu Ka I-Kai (1943). Baru dia diangkat menjadi Wakil Kepala Polisi Seksi II Jomblang Semarang (1944), Kepala Polisi Jomblang (1945), dan Komandan Polisi Tentara Laut Jawa Tengah (1945-1946). Kemudian mengikuti pendidikan Polisi Akademi dan bekerja di bagian Purel, Jawatan Kepolisian Negara.
Mas Hoegeng di luar kerja terkenal dengan kelompok pemusik Hawaii, The Hawaiian Seniors. Selain ikut menyanyi juga memainkan ukulele. Sering terdengar di Radio Elshinta dengan banyolan khas bersama Mas Yos.
Quote:
Karier Kepolisian
Banyak hal terjadi selama kepemimpinan Kapolri Hoegeng Iman Santoso. Pertama, Hoegeng melakukan pembenahan beberapa bidang yang menyangkut Struktur Organisasi di tingkat Mabes Polri. Hasilnya, struktur yang baru lebih terkesan lebih dinamis dan komunikatif. Kedua, adalah soal perubahan nama pimpinan polisi dan markas besarnya. Berdasarkan Keppres No.52 Tahun 1969, sebutan Panglima Angkatan Kepolisian RI (Pangak) diubah menjadi Kepala Kepolisian RI (Kapolri). Dengan begitu, nama Markas Besar Angkatan Kepolisian pun berubah menjadi Markas Besar Kepolisian (Mabak).
Perubahan itu membawa sejumlah konsekuensi untuk beberapa instansi yang berada di Kapolri. Misalnya, sebutan Panglima Daerah Kepolisian (Pangdak) menjadi Kepala Daerah Kepolisian RI atau Kadapol. Demikian pula sebutan Seskoak menjadi Seskopol. Di bawah kepemimpinan Hoegeng peran serta Polri dalam peta organisasi Polisi Internasional, International Criminal Police Organization (ICPO), semakin aktif. Hal itu ditandai dengan dibukanya Sekretariat National Central Bureau (NCB) Interpol di Jakarta.
Tahun 1950, Hoegeng mengikuti Kursus Orientasi di Provost Marshal General School pada Military Police School Port Gordon, George, Amerika Serikat. Dari situ, dia menjabat Kepala DPKN Kantor Polisi Jawa Timur di Surabaya (1952). Lalu menjadi Kepala Bagian Reserse Kriminil Kantor Polisi Sumatera Utara (1956) di Medan. Tahun 1959, mengikuti pendidikan Pendidikan Brimob dan menjadi seorang Staf Direktorat II Mabes Kepolisian Negara (1960), Kepala Jawatan Imigrasi (1960), Menteri luran Negara (1965), dan menjadi Menteri Sekretaris Kabinet Inti tahun 1966. Setelah Hoegeng pindah ke markas Kepolisian Negara kariernya terus menanjak. Di situ, dia menjabat Deputi Operasi Pangak (1966), dan Deputi Men/Pangak Urusan Operasi juga masih dalam 1966. Terakhir, pada 5 Mei 1968, Hoegeng diangkat menjadi Kepala Kepolisian Negara (tahun 1969, namanya kemudian berubah menjadi Kapolri), menggantikan Soetjipto Joedodihardjo. Hoegeng mengakhiri masa jabatannya pada tanggal 2 Oktober 1971, dan digantikan oleh Drs. Mohamad Hasan.
Banyak hal terjadi selama kepemimpinan Kapolri Hoegeng Iman Santoso. Pertama, Hoegeng melakukan pembenahan beberapa bidang yang menyangkut Struktur Organisasi di tingkat Mabes Polri. Hasilnya, struktur yang baru lebih terkesan lebih dinamis dan komunikatif. Kedua, adalah soal perubahan nama pimpinan polisi dan markas besarnya. Berdasarkan Keppres No.52 Tahun 1969, sebutan Panglima Angkatan Kepolisian RI (Pangak) diubah menjadi Kepala Kepolisian RI (Kapolri). Dengan begitu, nama Markas Besar Angkatan Kepolisian pun berubah menjadi Markas Besar Kepolisian (Mabak).
Perubahan itu membawa sejumlah konsekuensi untuk beberapa instansi yang berada di Kapolri. Misalnya, sebutan Panglima Daerah Kepolisian (Pangdak) menjadi Kepala Daerah Kepolisian RI atau Kadapol. Demikian pula sebutan Seskoak menjadi Seskopol. Di bawah kepemimpinan Hoegeng peran serta Polri dalam peta organisasi Polisi Internasional, International Criminal Police Organization (ICPO), semakin aktif. Hal itu ditandai dengan dibukanya Sekretariat National Central Bureau (NCB) Interpol di Jakarta.
Tahun 1950, Hoegeng mengikuti Kursus Orientasi di Provost Marshal General School pada Military Police School Port Gordon, George, Amerika Serikat. Dari situ, dia menjabat Kepala DPKN Kantor Polisi Jawa Timur di Surabaya (1952). Lalu menjadi Kepala Bagian Reserse Kriminil Kantor Polisi Sumatera Utara (1956) di Medan. Tahun 1959, mengikuti pendidikan Pendidikan Brimob dan menjadi seorang Staf Direktorat II Mabes Kepolisian Negara (1960), Kepala Jawatan Imigrasi (1960), Menteri luran Negara (1965), dan menjadi Menteri Sekretaris Kabinet Inti tahun 1966. Setelah Hoegeng pindah ke markas Kepolisian Negara kariernya terus menanjak. Di situ, dia menjabat Deputi Operasi Pangak (1966), dan Deputi Men/Pangak Urusan Operasi juga masih dalam 1966. Terakhir, pada 5 Mei 1968, Hoegeng diangkat menjadi Kepala Kepolisian Negara (tahun 1969, namanya kemudian berubah menjadi Kapolri), menggantikan Soetjipto Joedodihardjo. Hoegeng mengakhiri masa jabatannya pada tanggal 2 Oktober 1971, dan digantikan oleh Drs. Mohamad Hasan.
Quote:
Penghargaan
Atas semua pengabdiannya kepada negara, Hoegeng Imam Santoso telah menerima sejumlah tanda jasa,
Atas semua pengabdiannya kepada negara, Hoegeng Imam Santoso telah menerima sejumlah tanda jasa,
- Bintang Gerilya
- Bintang Dharma
- Bintang Bhayangkara I
- Bintang Kartika Eka Paksi I
- Bintang Jalasena I
- Bintang Swa Buana Paksa I
- Satya Lencana Sapta Marga
- Satya Lencana Perang Kemerdekaan (I dan II)
- Satya Lencana Peringatan Kemerdekaan
- Satya Lencana Prasetya Pancawarsa
- Satya Lencana Dasa Warsa
- Satya Lencana GOM I
- Satya Lencana Yana Utama
- Satya Lencana Penegak
- Satya Lencana Ksatria Tamtama.
Spoiler for Sosok Anak Hoegeng:
Seorang pengendara Honda Jazz dengan arogan meminta petugas transjakarta membuka pintu jalur busway. Orang itu pun menggertak petugas dengan mengaku anak jenderal. Perilaku ini mendapat sorotan dan kecaman publik.
Ada cerita menarik soal putra Jenderal Hoegeng, Aditya S Hoegeng. Walau anak jenderal bintang empat yang menjabat kepala polisi, Aditya tak pernah bertingkah membawa-bawa nama Hoegeng.
Hoegeng memang tak pernah mengistimewakan anak-anaknya. Jangankan mobil, motor saja mereka tak punya. Kontras benar dengan anak-anak pejabat yang lain.
"Kami juga ingin punya kendaraan bermotor atau mobil. Namun pikiran seperti itu bisa kami atasi dengan cara hidup kami yang sederhana," kata Adhitya dalam sambutannya untuk buku Hoegeng, Oase menyejukkan di tengah perilaku koruptif para pemimpin bangsa terbitan Bentang (hal 263).
Semasa kuliah, Aditya bekerja di sebuah bengkel dan toko suku cadang milik Henky Irawan, pembalap terkemuka saat itu. Aditya tak malu, yang penting halal. Uang itu digunakan untuk menambah biaya kuliahnya.
"Bapak tak melarang saya bekerja di mana pun. Beliau hanya berpesan, dimana pun dan apa pun posisimu, bekerjalah dengan benar," beber Aditya menirukan Hoegeng.
Hoegeng pun melarang Aditya masuk polisi, atau memberikan ketebelece agar anaknya bisa diterima di Akademi Angkatan Udara. Bagi Hoegeng itu haram. Aditya sempat marah pada ayahnya. Tapi dia kemudian paham maksud bapaknya yang mengajari soal integritas.
"Kami bertiga bangga jadi anak Hoegeng Imam Santosa," kata Aditya.
Sayangnya si anak jenderal pengemudi mobil Honda Jazz mungkin tak tahu kisah teladan ini. TKP
Rakyat rindu terhadap para penegak seperti beliau, tapi sekarang 1000 : 1 pun sulit untuk menemukan sosok seperti itu
![I Love Indonesia (S) emoticon-I Love Indonesia (S)](https://s.kaskus.id/images/smilies/iloveindonesias.gif)
Quote:
Pernah ada ungkapan di kalangan masyarakat. Katanya ada 2 polisi yang nggak bisa disuap. Satu pak Hoegeng, satunya lagi polisi tidur.
Ungkapan ini sebenarnya sebuah gambaran, bagaimana jujur dan bersihnya tokoh Hoegeng. Beliau di tahun 1970 resmi diberhentikan oleh presiden Soeharto sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri).
Pukul 00.30 (14 Juli) kemarin beliau meninggal dunia dalam usia 83 tahun. Tentu dengan sepeninggalnya, bangsa ini perlu mencontoh keteladanan yang dimiliki beliau. Misal kisah heroik, sekitar 1970-an saat Pak Hoegeng menjabat. Rencananya beliau mau nangkep penyelundup kakap. Lantaran sang penyelundup dapat backing keluarga Cendana, beliau mau menyampaikan rencana penangkapannya itu ke Presiden Soeharto. Eh, kayak disamber petir, sampainya di Cendana ujug-ujug tuh penjahat lagi ngobrol sama Presiden. Masyaallah! Singkat cerita, sekuku hitam pun Pak Hoegeng tidak percaya pada Soeharto (Kompas 15/7). Jelas Soeharto kagak senang. Pak Hoegeng diberhentikan. Tapi kalau menilik kejujuran dan kosistennya polisi Hoegeng, tanpa disuruh lengser pun dia pasti minta berhenti.
Tak cuma itu, beliau adalah orang pertama yang pertama mewajibkan bikers harus pake helm. Sayang, keputusannya disambut protes. Dia malah difitnah kerjasama sama dengan salah satu produsen helm untuk mencari keuntungan pribadi. Niat baiknya gagal. Wajib helm baru diterapkan sekitar 10 tahun kemudian.
Berkenaan dengan itu ada kisah unik yang menyertai beliau. Kebetulan, Almarhum kawan dekat mantan ketua PWI Pusat Mahbub Djunaidi yang juga sudah almarhum. Pak Mahbub adalah ayahanda Isf@n, Bro redaksi Kitab Sakti Bikers Sejati yang sampeyan baca ini. “Awal 80-an, beliau pernah main ke rumah dan curhat ke papa saya,” ingat Isf@n yang saat itu masih kecil. “Saya mewajibkan helm kok malah dibilang macem-macem. Kelak bangsa ini akan akan tahu dan sadar pentingnya helm,” gitu katanya kepada sobatnya.
Saking jujurnya, dia pernah menolak dikasih mobil dan rumah. Waktu itu dia sudah punya mobil dinas kepolisian. Presiden Soekarno menunjuknya untuk rangkap menjabat Dirjen Imigrasi. Nah, Sekretariat Negara (Setneg) memberinya lagi mobil dinas imigrasi, ditolak. Alasannya, mobil dinas kepolisiannya masih ada. Begitu juga ketika menjabat Menteri Iuran Negara, dia menolak rumah dinas di Jalan Protokol. Alasannya, rumahnya di Jalan Prof. Moh. Yamin cukup.
Mestinya Pak Hoegeng layak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Tapi pesan terakhir dia minta dikebumikan di TPU Giritama, Bojonggede, Bogor. Di rumah duka banyak tokoh melayat. Di antara lain, mantan Gubernur DKI Ali Sadikin dan capres Susilo Bambang Yudhoyono. Ali Sadikin juga dikenal jujur. Semoga presiden kita mendatang sejujur Pak Hoegeng dan memperhatikan bikers. Setuju kan Bro!
Met jalan, Pak Hoegeng, Insya Allah amal ibadahmu diganjar setimpal yang maha tinggi. Amin. TKP
![I Love Indonesia (S) emoticon-I Love Indonesia (S)](https://s.kaskus.id/images/smilies/iloveindonesias.gif)
Pukul 00.30 (14 Juli) kemarin beliau meninggal dunia dalam usia 83 tahun. Tentu dengan sepeninggalnya, bangsa ini perlu mencontoh keteladanan yang dimiliki beliau. Misal kisah heroik, sekitar 1970-an saat Pak Hoegeng menjabat. Rencananya beliau mau nangkep penyelundup kakap. Lantaran sang penyelundup dapat backing keluarga Cendana, beliau mau menyampaikan rencana penangkapannya itu ke Presiden Soeharto. Eh, kayak disamber petir, sampainya di Cendana ujug-ujug tuh penjahat lagi ngobrol sama Presiden. Masyaallah! Singkat cerita, sekuku hitam pun Pak Hoegeng tidak percaya pada Soeharto (Kompas 15/7). Jelas Soeharto kagak senang. Pak Hoegeng diberhentikan. Tapi kalau menilik kejujuran dan kosistennya polisi Hoegeng, tanpa disuruh lengser pun dia pasti minta berhenti.
Tak cuma itu, beliau adalah orang pertama yang pertama mewajibkan bikers harus pake helm. Sayang, keputusannya disambut protes. Dia malah difitnah kerjasama sama dengan salah satu produsen helm untuk mencari keuntungan pribadi. Niat baiknya gagal. Wajib helm baru diterapkan sekitar 10 tahun kemudian.
Berkenaan dengan itu ada kisah unik yang menyertai beliau. Kebetulan, Almarhum kawan dekat mantan ketua PWI Pusat Mahbub Djunaidi yang juga sudah almarhum. Pak Mahbub adalah ayahanda Isf@n, Bro redaksi Kitab Sakti Bikers Sejati yang sampeyan baca ini. “Awal 80-an, beliau pernah main ke rumah dan curhat ke papa saya,” ingat Isf@n yang saat itu masih kecil. “Saya mewajibkan helm kok malah dibilang macem-macem. Kelak bangsa ini akan akan tahu dan sadar pentingnya helm,” gitu katanya kepada sobatnya.
Saking jujurnya, dia pernah menolak dikasih mobil dan rumah. Waktu itu dia sudah punya mobil dinas kepolisian. Presiden Soekarno menunjuknya untuk rangkap menjabat Dirjen Imigrasi. Nah, Sekretariat Negara (Setneg) memberinya lagi mobil dinas imigrasi, ditolak. Alasannya, mobil dinas kepolisiannya masih ada. Begitu juga ketika menjabat Menteri Iuran Negara, dia menolak rumah dinas di Jalan Protokol. Alasannya, rumahnya di Jalan Prof. Moh. Yamin cukup.
Mestinya Pak Hoegeng layak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Tapi pesan terakhir dia minta dikebumikan di TPU Giritama, Bojonggede, Bogor. Di rumah duka banyak tokoh melayat. Di antara lain, mantan Gubernur DKI Ali Sadikin dan capres Susilo Bambang Yudhoyono. Ali Sadikin juga dikenal jujur. Semoga presiden kita mendatang sejujur Pak Hoegeng dan memperhatikan bikers. Setuju kan Bro!
Met jalan, Pak Hoegeng, Insya Allah amal ibadahmu diganjar setimpal yang maha tinggi. Amin. TKP
Diubah oleh boeladiegh 31-07-2013 03:43
0
4.1K
Kutip
17
Balasan
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
![The Lounge](https://s.kaskus.id/r200x200/ficon/image-21.png)
The Lounge![KASKUS Official KASKUS Official](https://s.kaskus.id/kaskus-next/next-assets/images/icon-official-badge.svg)
923.4KThread•84.5KAnggota
Urutkan
Terlama
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya