No repost




Anda mungkin sudah mengetahui kripik gadung itu seperti apa dan rasanya bagaimana? kalau belum pernah mencobanya silahkan mencarinya di FJB kaskus kita tercinta ini, dijamin bakal ketagihan seperti saya
LAPAK DI FJB


Pernahkah anda berfikir bagaimana kripik gadung dibuat dan dari apa kripik gadung dibuat? Sebelumnya bahasdulu asal muasal kripik gadung. Dari cerita nenekku namun secara singkat saja ya pada jaman dahulu dewi sri merupakan dewi padi. Setelah desa makmur dan memiliki hasil panen melimpah warga desa menjadi tidak menghargai beberapa padi yang tertinggal disawah. Berhari-hari sehelai padi tersebut terdampar disawah tanpa ada yang memungutnya. Sang padipun bersedih dan kecewa pada warga. Sang padi memutuskan untuk bertapa dihutan untuk membalaskan kekecewaannya pada warga. Setelah bertahun-tahun padi itu tumbuh, namun tidak tumbuh sebagaimana padi lainnya. Batangnya panjang menjalar dan berduri, buahnya pun berada didalam tanah seperti ketela.


Buahnya bulat dan besar sebesar kepala orang dewasa namun memiliki getah yang gatal jika terkena kulit serta jika dimasak dan langsung dimakan maka sipemakan akan keracunan. Sudah banyak korban yang meninggal keracunan buah gadung ini. Suatu hari ada pengembala yang baik hati dan ia kehutan sambil mencari bahan makanan untuk keluarganya dirumah. Dicari-cari namun tak ada satupun yang dapat dijadikan bahan makanan, kemudian ia melihat sebuah pohon gadung yang telah ditebang oleh seseorang. Pengembala itu hendak mengambil buahnya namun ia ingat bahwa gadung itu beracun. Pengembala hendak pergi namun langkahnya terhenti ketika ia mendengar suara " Tolong aku". Pengembala bertanya " siapa kamu?" Suara itu berkata " aku gadung, ambillah buahku, sebelum buahku busuk. Pengembala berkata " Tidak, kamu beracun". Aku tidak akan melukai kamu dan keluargamu namun engkau harus mengolahku dengan benar.

(1) gadung dikupas,

(2) diiris tipis (gak tipis banget, biar gak hancur kalo udah kering), malah kalo gadung beners tua, biarpun diiris tebel tetap empuk krn nggabos

(3) diurap pake abu kayu (bukan abu rambut/sekam) untuk ngilangin getahnya. dengan abu kayu irisan gadung akan jadi lebih lemes, tapi kalo pakek abu sekam irisan gadung kurang lemes (berarti getah gadung gak bisa tuntas ilang kali .. mungkinkah ini yg jadi penyebab mendhemi?), abu yg dipake juga harus udah dingin biar tidak merubah warna nantinya (abu panas bikin gadung jadi berubah kemerahan (nanti kalo udah mateng jadi item).

(4) setelah diurap abu trus dijemur bbrp hari, diwolak-walik biar kering bener,

(5) gadung ber-abu yg udah kering dimasukkan ke kranjang/tomblok trus direndam di bawah pancuran. biasanya kranjang ditaruh di buangan air pada galengan sawah. air dibiarkan mancur sampai bbrp hari (3 harian kali ... ). di atas kranjang ditindhihi pake batu yg gedhe biar airnya tuntas (atus) nggak nyimpen di gadung. gadung yg udah direndam akan menjadi putih spt tahu dan lemes. ketebalannya juga akan susut kalo dibandingkan dengan waktu gadung diiris. sampai tahap ini mungkin getah (mungkin juga zat beracun) sudah hilang. waktu diangkat dari kranjang, biasanya gadung akan disortir antara yg utuh dan hancur, kemudian dicuci sampai bersih.

(6a) gadung yg bagus kemudian direbus. proses rebusan akan menyebabkan gadung yg kelihat tipis dan lemes menjadi kaku lagi dan tebel.

(6b) gadung yg hancur disimpan/dibusukkan di wakul bbrp hari (2-3 hari cukup, spt mau bikin pothil).

(7a). rebusan gadung yg bagus dijemur sampai kering.

(7b) hancuran gadung yg agak basi (spt busuk) dicuci bersih lagi kemudian didang (dikukus). setelah mateng, diurap pake parutan krambil nom ditambah sedikit garem. rasanya mak nyuss cenit-cenit spt ketan.(ada nggak ya..yg jualan ini?).

(8) gadung yg kering kmd digoreng dan ditaburi garem

sumber : asal usul