Kedatangan Arsenal, Liverpool, dan Chelsea ke Indonesia memberikan pengalaman yang sangat berharga bagi pemain, pelatih, serta penikmat bola di Tanah air. Hal tersebut dikatakan oleh Benny Dolo (Bendol), pelatih Persija yang juga pernah menukangi timnas saat dihubungi beritasatu.com via telepon pada Selasa (23/7) malam.

"Pertandingan ujicoba seperti ini bagus bagi para pemain untuk introspeksi permainan mereka. Mereka bisa pelajari mobilitas pemain dunia dalam bertahan maupun menyerang. Kualitas individu pemain kita tidak kalah jauh, tapi yang kurang itu physical fitness dan speed endurance. Lihat saja di babak kedua pemain kita larinya sudah tidak sekencang babak pertama," jelasnya.

Bendol menjelaskan kedatangan klub-klub Inggris ke Indonesia saling menguntungkan kedua pihak. Bagi pemain Indonesia hal tersebut bisa menambah pengalaman internasional dan meningkatkan kepercayaan diri mereka. Di sisi lain, seperti yang diceritakan Bendol, klub-klub Inggris tersebut datang membawa urusan bisnis.

"Jaman sekarang kan sepakbola dan bisnis memang sejalan. Tapi saya setuju dengan pernyataan Jacksen (F. Tiago) bahwa kita perlu melakukan ujicoba dengan lawan yang tingkatnya setara," katanya.

Tokoh sepakbola Indonesia lainnya, Bambang Nurdiansyah, sepakat dengan koleganya tersebut.

"Kedatangan mereka ke sini itu positif. Selama ini kendala pemain kita kan kurang pengalaman internasional, jadi ini bisa jadi ajang untuk menambah jam terbang internasional mereka, bisa untuk menambah kepercayaan diri mereka agar tidak ada lagi rasa gugup," kata mantan pelatih timnas dan PSIS Semarang tahun 2005.

Ia mengklaim bahwa pemain-pemain yang berkesempatan melawan pemain sekelas Steven Gerrard tentu akan bertambah kepercayaan dirinya saat menghadapi lawan yang punya kelas di atas dirinya.

"Tidak perlu dengar curhatan para pemain itu, saya sendiri pernah merasakannya. Waktu masih aktif bermain dulu saya pernah melawan Maradona, Ruud Gullit, Johan Cruyff, dan Franz Beckenbauer. Saya udah merasakan efeknya," bebernya.

Tidak semua penikmat sepakbola sepaham dengan Bendol dan Bambang. Pendapat lain dikemukakan Ari Junaedi, pengamat bola yang juga dosen komunikasi politik Universitas Indonesia (UI).

"Mereka ke Jakarta cuma sebagai ajang komersil. Untuk cari dana. Coba pikirkan psikologis pemain kita yang kalah terus lawan Belanda, Arsenal, Liverpool, dan Uruguay. Bisa jadi mereka jatuh mentalnya," ungkapnya.

Ia juga menyebut ada kepentingan politik terselubung di balik laga-laga itu.

"Lihat saja waktu lawan Arsenal ada sejumlah tokoh parpol disana. Juga ada iklan parpol waktu jeda iklan. Pikirkan juga berapa devisa yang lari keluar karena kita beli tiket dan merchandise klub. Makanya saya tidak heran kalo Theo Walcott dan kawan-kawan mau memakai blangkon dan main gamelan," terang Ari.

Selain unsur politik, Ari menyebutkan kepentingan bisnis yang kental.

"Kita jangan cuma lihat pertandingannya saja tapi juga harus kritis. Lihat saja Liverpool ke sini dibawa Standard Chartered, Chelsea sama BNI, dan Arsenal sama Emirates. Unsur bisnisnya kental banget," tambahnya.

Ari menyebut perbandingan positif dan negatifnya 40:60.

Pandangan tersebut ada benarnya karena pernyataan Manajer Regional Manchester City wilayah Asia, Ryan Norys, saat menemani Micah Richards dan Scott Sinclair dalam kunjungannya ke Indonesia pada 5 Juli 2013 menyatakan Indonesia adalah pasar yang sangat bagus.

“Tentu, indikator kami adalah fans. Market terbesar di dunia, dari segi fans, berada di Indonesia,” ujar Norys. Atas dasar itulah City berencana datang ke Indonesia pada tahun 2015.

http://www.beritasatu.com/sepakbola/...indonesia.html

melihat indonesia sekarang agak sedikit sangat tapi tidak lebih maju.. pada mau nyari untung yah