Kasus ini barangkali pernah Anda lami. Saat berada di kebun atau berkemah, barangkali Anda sering heran melihat seorang teman yang tetap kalem, sementara sobat-sobat Anda lainnya kalang kabut mengusir nyamuk. Tak usah heran karena, menurut penelitian profesor biologi dari Vanderbilt University, L.J. Zwiebel, nyamuk memang punya selera khusus.

Nyamuk, menurut Zwiebel, mendeteksi mamalia incarannya berdasarkan pancaran panas dan emisi karbon dioksida dari tubuh calon mangsanya.
Perempuan hamil dan mereka yang bertubuh besar sering menjadi sasaran empuk nyamuk karena mereka memancarkan panas lebih besar dari
rata-rata orang.Nyamuk tak bisa membedakan kualitas dan rasa darah calon mangsanya. “Mereka juga tertarik pada bau tubuh calon mangsanya... dan itu ada kaitannya dengan bakteri yang ada di permukaan kulit kita,” kata Zwiebel dua hari lalu. Semakin kita berkeringat dan banyak beraktivitas di luar
ruangan, semakin tertarik nyamuk hinggap di kulit kita.

Zwiebel memperingatkan menggaruk bekas gigitan nyamuk bisa memperparah gatal. Sebab, saat nyamuk menggigit korbannya, dia akan meninggalkan semacam ludah dan antipembekuan darah. Tubuh korban akan mengirim antibodi untuk melawan gigitan nyamuk itu. Tapi, jika kita menggaruk bekas gigitan, ludah nyamuk itu malah semakin tersebar dan memperparah rasa gatal.

Penelitian Y. Shirai dan temantemannya pada 2004 membuktikan, nyamuk lebih berselera pada orang bergolongan darah O ketimbang yang bergolongan darah A. Mereka yang bergolongan darah B ada di antara dua golongan darah itu.

source: detik..com