Metodologi Survey

Survey Top Brand 2013 fase ke-2 dilaksanakan pada Mei-juni 2013, dan dilakukan serentak di delapan kota besar, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang,Surabaya, Medan, Makassar, Pekanbaru dan Balikpapan. Survey inimelibatkan total 5.200 responden yang terdiri dari 3.250 sampel random, 1.100 sampel random retail, dan 800 sampel booster.

Metode sampling yang digunakan untuk sampel random dan random retail adalah multistage area random sampling. Sementara sampel booster diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Wawancara dilakukan dengan metode face to face personal interview, dengan menggunakan kuisioner terstruktur yang di –develop khusus untuk survey Top Brand Index.

Target responden survey ini adalah pria atau wanita yang berusia antara 15-65 tahun. Dengan tingkat SES atau pengeluaran rata-rata keluarga per bulan antara SES D (Pengeluaran rata-rata lebih dari Rp. 750.000 per bulan) hingga SES C (Pengeluaran rata-rata lebih dari Rp. 3,5 juta per bulan). Target sampel random retail adalah responden yang berasal dari tingkat SES B ke atas. Sementara, target sampel booster adalah responden yang berasal dari tingkat SES A --- sampel ini dimasukkan untuk menambah incident rate dari produk-produk premium.

Survey Top Brand Index fase ke-2 2013 ini melibatkan sekitar 180 kategori produk, yang terdiri dari kategori elektronik, kompponen otomotif, pelengkapan pribadi, makanan dan minuman, farmasi, perlengkapan rumah tangga, peralatan kantor, dan kategori ritel.

Top Brand Index (TBI) diukur dengan menggunakan tiga parameter, yaitu:
1. Top of mind awareness (yaitu didasarkan atas merek yang pertama kali disebut oleh responden ketika kategori produk disebutkan);
2. Last used (yaitu didasarkan atas merek yang terakhir kali digunakan atau dikonsumsi oleh responden dalam 1 re-purchase cycle)
3. Future intention (yaitu didasarkan atas merek yang ingin digunakan atau dikonsumsi dimasa mendatang)

Nilai masing-masing parameter untuk sebuah merek didalam kategori produk tertentu diperoleh dengan cara menghitung persentase frekuensi merek tersebut relative terhadap frekuensi keseluruhan merek.

TBI selanjutnya diperoleh dengan cara menghitung rata-rata terbobot tiap parameter.

Top Brand Award diberikan kepada merek-merek didalam kategori produk tertentu yang memenuhi dua kriteria, yaitu :

1. Merek-merek yang memperolah Top Brand Index minimum sebesar 10%, dan
2. Merek-merek yang menurut hasil surveiberada dalam posisi top three di dalam kategori produknya.

Kedua kriteria ini harus dipenuhi oleh sebuah merek agar berhak menyandang predikat “Top Brand”. Dengan adanya dua kriteria ini, dalam 1 kategori produk tidak tertutup kemungkinan terdapat lebih dari 1 merek – maksimal 3 merek yang meraih predikat Top Brand