Jakarta - Bulan puasa menjadi bulan yang berkah untuk para pedagang. Tidak sedikit pedagang yang mendapat keuntungan berlipat-lipat ganda dari biasanya. Pasar Bendungan Hilir (Benhil), Jakpus menjadi salah satu lokasi penjual makanan mencari untung besar.

Salah satu pedagang yang mengaku meraup pendapatan hingga jutaan rupiah adalah Sukmawandi. Pria 26 tahun itu berjualan lauk-pauk seperti ikan goreng, ayam, telor, dan beragam lauk lainnya di area depan pasar Benhil selama bulan puasa saja. Ia mengaku meraup penghasilan kotor Rp 7 juta per hari

"Sehari Rp 7 juta tahun lalu bisa sampai Rp 10 juta, tahun ini pengunjungnya berkurang sih ya, bahkan waktu puasa pertama cuma dapat Rp 5 juta," tutur Sukmawandi saat berbincang dengan Detikcom di area depan Pasar Benhil, Jakarta Pusat, Selasa (16/7/2013).

Menurutnya, keuntungan tahun ini memang merosot jauh dibanding puasa tahun lalu. Pria yang sudah berjualan selama 8 tahun itu mengatakan sepinya pembeli bisa karena faktor cuaca atau harga pangan yang makin meningkat.

Kenaikan bahan pangan membuatnya terpaksa meninggikan harga jualnya. Pendapatannya tersebut pun belum dipotong pungutan harian sebesar Rp 30 ribu dan membayar sewa meja tempatnya berjualan sekitar Rp 2,5 juta.

"Naik ya terutama jengkol, Rp 60 ribu per kg, harga cabe, bawang, saya bingung jadinya ngasih harganya. Kadang ada orang bilang 'mahal banget'," cerita pria yang sehari-harinya berjualan di kantin Wisma BNI 46 itu.

Sedikit berbeda dengan Sukmawandi, seorang pedagang Pempek Palembang dan serabi, Wawan, mengatakan dagangannya selalu laris manis setiap bulan puasa. Pria 33 tahun itu mengaku bisa meraup hingga Rp 5 juta per harinya. Stok yang dihabiskan bisa mencapai 800 potong.

"Sehari dapat Rp 3 juta sampai Rp 4 juta. Kalau nggak bulan puasa paling separonya, nyetoknya sampai 800 kalau Sabtu-Minggu habis, kalau habis bisa Rp 5 juta sehari," ujar Wawan polos.

Berbeda dengan kedua pedagang tersebut, Andri penjual risol isi mayonnaise mengatakan bahwa omzet yang ia dapat saat berjualan di depan Pasar Benhil ketika bulan puasa lebih kecil dibandingkan keuntungan berdagang di kawasan Blok M. Pria 26 tahun itu sehari-hari hanya menyediakan 500 risol dan sudah bersiap sejak pukul 15.00.

"Sehari bisa Rp 1,5 juta lah, kalau nggak bulan puasa dagangnya di Blok M, di sana omzetnya lebih banyak. Tapi sekarang dagangnya di sini sama di sana. Di sana bisa sampai Rp 5 juta," jelas bapak satu anak itu.

Keuntungan yang tidak begitu besar juga dirasakan oleh salah satu penjual kolak, Ibu Jawaher. Wanita 58 tahun itu mengambil momen bulan puasa ini untuk berjualan kolak di depan Pasar Benhil. Dalam sehari, ia biasanya menghabiskan 40 gelas dengan meraih keuntungan sebesar Rp 500 ribu. Namun wanita yang sudah 7 tahun berdagang itu tetap bersyukur dengan omzet yang ia dapatkan.

Begitu pula dengan penjual es buah, Taufik, 27 tahun. Dalam sehari ia mendapat untung lebih dari Rp 500 ribu. Namun tergantung faktor cuaca. "Biasanya kalau cuacanya bagus insya Allah habis, kalau hujan ya namanya jualan es gini, ya pasti nggak," ujarnya.

Menurut para pedagang, area takjil di Pasar Benhil sudah ada sejak 2007 silam. Awal mulanya dibentuk oleh para pemuda Benhil di area dalam pasar.

Peningkatan pengunjung dari tahun ke tahun membuat jajanan buka puasa ini dipindahkan ke bagian depan pasar agar lebih luas. Para pedagang sudah mulai bersiap sejak pukul 11.00 dan akan tutup ketika magrib sekitar pukul 18.00 sampai 19.00.

Kawasan di depan Pasar Benhil ini cukup ramai. Tampak banyak orang mengantri di bagian dalam dan luar pedagang. Keramaian di depan pasar cukup membuat jalanan padat sehingga terjadi sedikit kemacetan di kawasan sekitarnya.

Gimana gan ada yg minat jadi pedagang

[URL="http://news.detik..com/read/2013/07/17/091359/2305031/10/mau-tahu-omzet-jualan-di-pasar-takjil-di-benhil-ini-pengakuan-pedagang?nd772204btr"]SUMBER[/URL]



Mampir di trit ane yg lain gan