Seorang pemuda dari Kota Nanjing, Provinsi Jiangsu, China, ditangkap setelah mencuri lebih dari 800 buku, yang terdiri dari buku ilmu sosial, ringkasan sejarah, dan buku-buku puisi dari sebuah toko buku di kota itu.

Situs en.rocketnews24.com melaporkan, Selasa (16/7), ketika ditanyai oleh polisi, pemuda yang hanya diketahui bernama Lee ini menyatakan dirinya sedang mencari makna kehidupan dari buku-buku hasil curiannya itu.

Kejadian ini diketahui setelah pemilik toko memperhatikan banyak buku-buku intelek hilang dari tokonya. Dia kemudian menghubungi polisi setempat.

Polisi yang diutus tidak menggunakan seragam untuk mengawasi siapa pelaku pencurian di toko itu. Alhasil, saat penyelidikan mereka, petugas melihat seorang pemuda yang selalu tiba di toko buku itu dengan menggunakan sebuah sepeda listrik, yang memiliki tempat penyimpanan yang besar.

Setiap kali meninggalkan toko, anak muda yang sama ini selalu muncul dengan membawa beberapa buku baru dan dengan cepat disimpan di salah satu bagian sepedanya sebelum akhirnya kabur.

Setelah berulang kali mengamati gerak-gerik dan perilaku mencurigakan dari pemuda itu, polisi kemudian menghubungi pemilik toko dan bertanya apakah mereka telah mengetahui siapa yang mengambil buku-buku itu. Setelah merasa sudah cukup yakin dengan tersangka lantaran lebih dari 30 buku lenyap, polisi akhirnya menangkap pencuri itu.

Setelah berhasil ditangkap, Lee kemudian mengaku dirinya telah mencuri buku-buku itu sejak Februari tahun ini. Dia juga menyatakan telah mencuri lebih dari 800 judul buku dalam waktu kurang dari enam bulan di toko yang sama dengan frekuensi pencurian tiga atau empat kali seminggu.

Namun, setelah habis dibaca, tersangka kemudian menjual buku-buku itu dan menggunakan uang dari hasil penjualan itu untuk biaya hidupnya sehari-hari. Tersangka mengklaim dia mencuri buku-buku itu dalam upaya untuk menemukan makna keberadaan dan kehidupan.

"Saya tidak bisa memahami makna kehidupan," ujar Lee. "Saya berharap bisa menemukan jawaban dengan membaca buku-buku ini."