- Beranda
- Berita dan Politik
Sekolah Anak Jalanan Digusur, Ini Penjelasan Nur Mahmudi (Walikota Depok)
...
TS
PaulScholes22
Sekolah Anak Jalanan Digusur, Ini Penjelasan Nur Mahmudi (Walikota Depok)
Spoiler for Berita sebelumnya:
VIVAnews - Ironis, berdalih untuk kepentingan fasilitas umum, Pemerintah Depok bersama PT Andyka Investa selaku pemenang tender berencana akan menggusur bangunan sekolah gratis yang berada di area Terminal Depok. Padahal, sekolah itu satu-satunya sekolah gratis untuk para pengamen dan anak jalanan di kota tersebut.
Adalah Sekolah Masjid Terminal (Master), yang berdiri di lahan seluas 6.000 meter di Jalan Margonda Raya. Terkait hal ini, Kepala Sekolah Master Nurrohim mengatakan, pihaknya sudah berulang kali mencoba melakukan negosiasi dengan pihak pemerintah maupun pengembang.
Namun sayangnya, hingga saat ini hal itu tak juga membuahkan hasil. Padahal, di sekolah tersebut tercatat ada sekitar 3000 siswa yang masih aktif. Mereka, tak sepeserpun dibebani biaya alias gratis.
Dengan bangunan seadanya terbuat dari peti kemas container, sekolah yang berdiri sejak tahun 2004 itu tak hanya gratis, namun juga menjadi tempat beranaung bagi para anak jalanan hingga pengamen.
“Hampir 3.000 siswa bersekolah secara gratis disini. Rencananya, site plan yang baru akan digusur 2000 meter persegi. Katanya akan dibangun apartemen, hotel dan pusat grosir. Itu semua merupakan bagian dari terminal terpadu tipe B,” kata Nurrohim pada wartawan, Senin 15 Juli 2013.
Dengan adanya rencananya tersebut, pria yang akrab disapa Rohim ini berharap ada kebijakan dari pemerintah dengan menukar guling sekolah ke area pinggir terminal atau menukarnya dengan lahan warga.
Alasannya, karena banyak siswa atau anak didik yang ditampung disini berasal dari luar kota. Jika sekolah diganti dengan tempat yang lebih jauh, Rohim khawatir anak-anak tidak dapat menjangkaunya.
“Mereka kan bukan orang kaya, banyak dari mereka bahkan berasal dari Bekasi, Tanggerang, Bogor dan Jakarta. Jika sebagian sekolah ini digusur, maka merekalah yang akan jadi korbannya. Apalagi jika tidak ada kesepakatan yang jelas mengingat tanah ini adalah tanah hibah. Apa iya Pemerintah Depok tega, kan kota ini kota layak anak,” ujarnya.
Diketahui, rencananya Pemkot Depok bersama PT Andyka Investa selaku pengembang akan merevitalisasi terminal. Terminal Depok yang berada di kawasan Jalan Margonda Raya itu akan diubah menjadi terminal terpadu yang digadang-gadang sebagai terminal modern tipe B.
Ironisnya, pembangunan ini juga terbentur dengan proyek Pemkot Depok atas Terminal Jatijajar, yang sampai saat ini pengerjaannya masih terbengkalai.
Sumber
Dan Walikota Depok pun tak tinggal diam, langsung angkat bicara.
Quote:
VIVAnews - Pemerintah Kota Depok melalui PT Andyka Investa selaku pemenang tender dalam waktu dekat akan menggusur sebuah sekolah yang ada di kawasan Terminal Depok. Rencana itu menuai kontroversi lantaran sekolah yang menampung ribuan anak jalanan itu hanya satu-satunya di kota tersebut.
Sedikitnya tercatat ada sekitar 3.000 anak yang mendapatkan pendidikan gratis di sekolah itu. Mereka tak hanya mengenyam pendidikan, namun sebagian besar juga ada yang menjadikan sekolah tersebut sebagai rumah singgah. Maklum saja, para penghuninya kebanyakan anak-anak jalanan yang tak memiliki tempat tinggal dan ada pula yang berasal dari luar Depok.
Dibangun sekitar tahun 2004, sekolah yang berdiri di lahan seluas 6.000 meter persegi itu, terdiri dari sejumlah ruang kelas seadanya yang terbuat dari tumpukan peti kemas bekas kontainer.
Ribuan siswa yang ada di sana, mengenyam pendidikan mulai dari SD hingga SMA. Beberapa lulusannya, bahkan diklaim telah melanjutkan pendidikan ke luar negeri.
Namun sayang, tak lama lagi sekolah yang dipimpin Nurrohim itu akan digusur, berganti dengan wajah apartemen, pusat grosir yang digadang-gadang sebagai bagian dari revitalisasi terminal tipe B atau terminal modern.
Menanggapi soal penggusuran tersebut, Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail angkat bicara. Dia berjanji tidak akan tinggal diam dan tetap akan mengusahakan yang terbaik untuk sekolah tersebut. Namun dengan catatan pihak sekolah serius mengelolanya. Sebab, selama ini Nur menilai sekolah itu hanya menambah jumlah gelandangan dan anak jalanan di Kota Depok.
"Coba sekarang kalian lihat. Banyak dari mereka yang katanya jumlahnya ribuan, apa mereka asli warga Depok? Dari analisa yang saya terima, justru banyak dari luar dan mereka di sini mengamen atau mengemis," kata Nur Mahmudi.
Bahkan, imbuh dia, ada juga anak punk. Setiap dikejar, pasti larinya ke sekolah itu. "Saya tidak sebut sekolahnya itu beralih fungsi, silakan kalian yang menilai," katanya.
Terkait dengan nasib pendidikan di terminal, lanjut Nur, sejak awal Pemkot Depok telah mengapresiasinya. Hanya saja perlu ada yang dievalusi. Seperti, penataannya atau mau ditingkatkan fasilitasnya atau mau dipindahkan ke tempat yang baru.
Jika Sekolah Master atau Yayasan Bina Mandiri masih bertekad menjalankan pendidikan, Nur Mahmudi meminta agar kegiatan dilakukan secara formal. Selama ini kan statusnya hanya PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyrakat)."
Nur Mahmudi juga mengingatkan, Pemkot Depok kini telah menyiapkan 20 persen bangku pendidikan untuk mereka yang kurang mampu untuk menekan angka anak jalanan. Sekolah tidak peduli NEM-nya berapa.
"Tapi ingat ini hanya untuk warga Depok yang kurang mampu. Kami janji anak itu bisa masuk sekolah negeri favorit meskipun NEM-nya rendah," ujarnya.
Sumber
NIh yg kemaren pada minta keterangan pak nur mahmudi.
mungkin mr.righthand mau menambahkan?
tien212700 memberi reputasi
1
5K
Kutip
47
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
670.2KThread•40.4KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru