SETIABUDI (Pos Kota) – Selama Ramadhan, Pemkot Jakarta Selatan dan Jakarta Barat telah menjaring 137 gelandangan dan pengemis (gepeng) atau penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya di berbagai lokasi.

“Tradisi saat Ramadhan, Jakarta termasuk Jakarta Selatan sangat didominasi gepeng dan PMKS. Keberadaan gepeng ini diduga kuat dikendalikan oleh sindikat tertentu,” ujar Kasudin Sosial Jakarta Selatan, Abdurrahman Anwar, didampingi Kasie Rehabilitasi Sosial Miftahul Huda.

Penghasilan yang menggiurkan berkisar Rp50.000 hingga Rp100.000 menjadikan mereka ‘rela’ menjadi gepeng musiman di Jakarta hingga Lebaran mendatang. Namun tak sedikit pula yang akhirnya berlanjut menjadi gepeng permanen.
Dari 65 gepeng yang diamankan dari berbagai wilayah di Jakarta Selatan seperti Cilandak, Mampang, Tebet dan Kebayoran Baru. Adapun asal daerah pengemis mayoritas dari luar Jakarta seperti Bogor hingga Jawa Tengah.

PANTI SOSIAL
Di Jakarta Barat, Kasatpol PP Jakarta Barat, Kadiman Sitinjak, selama Ramadhan menjaring 62 PMKS. Terdiri 30 pengemis, 10 gelandangan, 10 pengamen, lima PSK dan tujuh anak punk. “Mereka langsung dikirim ke Panti Sosial Kedoya Jakarta Barat,” ucapnya.

Titik-titik rawan PMKS diantaranya kawasan Terminal Kalideres, perempatan lampu merah Cengkareng, kawasan Grogol, Tomang, Slipi, Jembatan Lima dan kawasan Kota Tua. (rachmi/tarta/st)

sumber

di jakarta jd pengemis emang bisnis yang menjanjikan bagi sebagian orang