"Energi Matahari Untuk Masa Depan Dunia"

Menipisnya cadangan bahan bakar fosil membuat negara-negara didunia mengembangkan energi alternatif untuk menjamin keberlangsungan hidup dimasa depan.

Uni Emirat Arab salah satunya. Meski kaya cadangan minyak bumi, jazirah Arab ini kini berusaha mengalihkan penggunaan energiyang terbaru dengan menggunakan energi matahari.

Sebuah stasiun enrgi listrik tenaga surya terbesar di dunia yang diberinama "SHAMS 1" dibangun di tengah gurun pasir di Abu Dhabi. The Shams Power Company (CSP) melihat kondisi alam Uni Emirat Arab yang panas dan banyak gurun merupakan peluang besar untuk membuat pembangkit listrik tenaga surya.

Untuk pembangunan pembangkit tenaga listrik bertenaga surya dengan kekuatan 100 Megawatt ini menghabiskan dana hingga USD600.000.000. Jika sudah beroprasi, Shams 1 akan mampu menyediakan kebutuhan listrik bagi 20.000 rumah pada 2020.

Menurut perkiraan emisi EPA, Shams 1 dapat mengurangi emisi Karbon dioksida (CO2) sebesar 175.000 ton setiap tahunnya, kira-kira setara dengan menyingkirkan 35.000 dari jalanan.

Teknologi yang dikenal sebagai tenaga surya terkonsentrasi atau CSP. menggunakan 258.048 cermin parabola panjang untuk memfokuskan sinar matahari pada tabung yang berisi cairan, yang tersebar hampir disatu mil persegi luasnya. Nantinya cairan ini dipanaskan dan digunakan untuk menggerakan turbin uap, yang kemudian menghasilkan listrik. Teknologi CSP ini berbeda dengan fotovoltaik khas atau teknologi PV (seperti panel PV yang terlihat diatas atap rumah), yang mengkonversikan sinar matahari langsung menjadi listrik.

Operator Shams 1 ini juga menempatkan banyak truk otomatis yang akan membersihkan cermin-cermin dilokasi bergurun, di mana pasir menjadi tantangan serius terhadap efesiensi pengumpulan panas.

Proyek ini juga merupakan rencana untuk menciptakan "Kota MASDAR" yaitu kota pertama didunia yang nol karbon dan nol limbah, dimana kota ini sedang dibangun dan diperkirakaan selesai pada tahun 2025.