Tahun-tahun sebelumnya saat bulan Ramadan tiba, biasanya cuaca terik menyengat. Tapi tidak dalam Ramadan kali ini. Hujan ringan hingga sedang masih bakal terjadi. Bahkan, hujan deras juga masih berpeluang di bulan puasa. Ada apa?

Menurut prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Saifuddin, pada umumnya biasanya bulan Agustus adalah puncak dari musim kemarau.

"Secara normal sampai Agustus puncaknya kemarau. Tapi potensi hujan masih terjadi lantaran suhu laut masih tinggi di perairan barat," kata Syaifuddin saat dihubungi merdeka.com, Kamis (4/7) pagi.

Syaifuddin mengatakan, biasanya hujan dengan intensitas ringan dan sedang terjadi sore hingga malam hari. Sementara pagi, siang panas dan berawan.

Menurutnya, hujan terjadi di musim kemarau belakangan ini karena secara umum di sekitar wilayah perairan barat Indonesia suhu muka laut positif anomalinya. "Sehingga berefek penguapan tinggi, kondisi dinamika atmosfir lainnya mendukung," imbuhnya.

Ada kemungkinan banjir? "Kemungkinan banjir sangat kecil, karena intensitas hujan gak terlalu lebat, lebih banyak hujan ringan dan sedang. Apalagi hujan tak berlangsung seharian," jawab Syaifuddin.

Namun, menurut Syaifuddin masyarakat tidak perlu khawatir dengan banyaknya hujan di musim kemarau ini. Dia cuma meminta masyarakat waspada jika sewaktu-waktu ada hujan yang diiringi petir.

Muhammadiyah telah menetapkan awal puasa Ramadan tahun ini pada 9 Juli. Sementara Nahdlatul Ulama dan pemerintah masih menunggi hasil sidang itsbat yang diawali dengan melihat hilal terlebih dahulu.

http://www.merdeka.com/peristiwa/ram...n-kemarau.html

Wah Ramadhan tahun ini akan menjadi ramdahan yang sejuk dan BASAH nih..

salam Jakarta