inilah..com, Jakarta - Penetapan Hary Tanoesoedibjo sebagai calon wakil presiden mendampingi Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Wiranto dianggap tepat. Hary Tanoe butuh kendaraan dan Wiranto perlu pendanaan.

Wiranto yang sudah dua kali ikut pemilihan presiden dinilai terpaksa memilih Hary Tanoe karena sumber dananya semakin habis. Sementara Harry Tanoe membutuhkan kendaraan untuk bisa tampil menjadi pemimpin Indonesia.

"Wiranto membutuhkan Harry Tanoe semata-mata karena uangnya karena tentunya dengan dua kali ikut Pemilu dan kalah, dananya sudah semakin menipis, sementara Hary Tanoe membutuhkan kendaraan," kata pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Iberamsjah, Jakarta, Kamis (4/7/2013).

"Hubungannya seperti sopir mikrolet dan penumpangnya. Sama-sama pergi ke tempat yang sama tapi dengan tujuan berbeda, supir mencari uang, penumpang mencari tumpangan,” tegasnya.

Menurut Iberamsjah, pasangan tersebut berat untuk bisa bersaing nanti. Wiranto, dalam dua kali pilpres, tidak berhasil. Prestasi selama menjadi prajuri juga tidak banyak yang bisa dibanggakan.

"Popularitasnya sudah semakin berkurang seiring berjalannya waktu dan banyak pemilih pemula tidak mengenal sosoknya. Wiranto harusnya mengukur diri ketika 2004 popularitasnya masih cukup besar saja dia tidak menang," tegasnya.

Sementara Hary Tanoe, meski seorang pengusaha sukses, tetapi pengalaman politiknya belum teruji. "Lagipula sulit bagi masyarakat menerima pasangan calon dari militer dan pengusaha yang dulu menjadi momok di era Orde Baru. Mana mungkin sekarang masyarakat bisa menerima hal itu," ujarnya. [rok]

[URL="http://nasional.inilah..com/read/detail/2006708/wiranto-hary-tanoe-ibarat-sopir-dan-penumpang#.UdUlu6wXVpw"]Sumber[/URL]