Olahraga sepakbola merupakan sebuah permainan yang mengandalkan kolektivitas tim. 11 pemain di lapangan berkewajiban memiliki pola kerja sama yang baik agar kemenangan semakin mudah didapatkan.
Namun jika kita menilik perkembangan permainan ini, dahulu kala saat sepakbola belum semodern saat ini, permainan individu seseorang kadang lebih diutamakan, dan banyak dari pemain yang memiliki teknik di atas rata-rata terkesan ingin membawa bola sendiri.
Di era sepakbola modern seperti saat ini, kita masih sering menjumpai pemain yang terkesan individualistis di atas lapangan hijau.
Berikut kami sajikan 10 pemain yang menurut kami paling individualistis di atas lapangan.
1. Victor Moses (Chelsea)
Spoiler for :
Di musim 2011/12 lalu, jika kita menonton pertandingan yang melibatkan Wigan Athletic, kita akan sering menjumpai aksi individu yang seringkali berlebihan dari Victor Moses. Setelah pindah ke Chelsea, nampaknya hal itu sedikit berkurang, mungkin karena ia minder dengan rekan satu timnya yang rata-rata memiliki teknik luar biasa.
2. Luis Nani (Manchester United)
Spoiler for :
Saat pertama kali didatangkan dari Sporting Lisbon, Nani dianggap sebagian fans United sebagai penerus Cristiano Ronaldo. Dan jika kita melihat dari gaya bermainnya, ia memang sangat senang membawa bola sendiri. Sayangnya kemampuan Nani itu dianggap sia-sia karena hasilnya tak efektif bagi tim.
3. Giovani Dos Santos (Real Mallorca)
Spoiler for :
Sempat dianggap sebagai calon bintang masa depan Meksiko karena memiliki teknik individu luar biasa, Dos Santos seakan tak ingin membuktikan anggapan itu benar. Ia seringkali membawa bola sendiri hingga ke muka gawang lawan, dan seringkali pula penyelesaian akhirnya jauh dari kata baik.
4. Ahmed Musa (CSKA Moscow)
Spoiler for :
Musa dikenal sebagai pemain yang tricky di lapangan, gerakan individunya seringkali merepotkan lawan. Namun, itu tidak dibarengi dengan keinginannya bekerja secara tim. Ia seringkali lebih memilih membawa bola sendiri ketimbang mengumpankan kepada rekan yang ruangnya lebih terbuka. Namun dengan usia yang masih 20 tahun, ia masih punya kesempatan untuk memperbaiki diri.
5. Gervinho (Arsenal)
Spoiler for :
Keseringan Gervinho menyia-nyiakan peluang emas bagi Arsenal menjadi penyeban kenapa pemain asal Pantai Gading ini dibenci oleh sebagian besar pendukung The Gunners. Ia seringkali lebih memilih menusuk sendiri ke jantung pertahanan lawan, namun akhirnya gagal menciptakan peluang
6. Jermain Defoe (Spurs)
Spoiler for :
Defoe dikenal sebagai seorang penyerang yang cukup produktif dengan menghasilkan 210 gol dari 513 penampilan sepanjang karirnya. Namun ia juga seringkali menyiakan peluang yang mungkin jika ia memilih mengumpankan kepada rekannya yang lebih kosong akan berbuah gol
7. Adel (QPR)
Spoiler for :
Taarabt memang dikenal akan keegoisannya dan temperamentalnya yang labil. Ia sempat menuai pujian kala berhasil mengantarkan QPR promosi ke Premier League. Namun pada musim pertamanya di EPL, sifat egois Taarabt sering muncul dan sangat merugikan tim hingga akhirnya mereka harus kembali ke Championship Division.