Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

arimansonAvatar border
TS
arimanson
Adil Melihat Prof. Thamrin Vs Munarman
Adil Melihat Prof. Thamrin Vs Munarman




Berita soal Munarman, Jubir FPI yang menyiramkan air ke muka Prof. Thamrin Amal Tomagola memang tengah nge-hit di dunia maya.

Sudah barang tentu Munarman
menjadi bulan-bulanan banyak
pihak. Akan tetapi bila kita mau
mencermati duduk persoalannya
maka tampak jelas, baik Munarman, Prof. Thamrin, dan TVOne sama-sama layak dipersalahkan.

Pertama, Munarman jelas dikenal
banyak orang sebagai pentolan dari
satu ormas yang selalu diidentikkan dengan kekerasan, arogansi, dan anarkisme. Memang ormas yang lekat dengan kekerasan tak hanya FPI saja.
Ada banyak tercatat ormas pemuda atau kedaerahan yang kondang lantaran memiliki cabang usaha bisnis otot.

Namun berhubung FPI membawa-bawa bendera agama,
jadilah ia sebagai ormas yang paling sering disorot. Maka tatkala
Munarman yang dikenal
bertemperamen keras bertemu
wadah organisasi yang berideologi
keras pula, semakin kloplah
tentunya.

Kedua, Prof. Thamrin Amal Tomagola pernah “dikenang” karena lontarannya ketika berperan sebagai saksi ahli dalam kasus video porno Ariel. Kala itu sang professor mengatakan bahwa video porno Ariel-Luna-Tari yang tersebar di tengah masyarakat tidak meresahkan sebagian masyarakat Indonesia, karena sebagian mereka telah
menganggapnya sebagai hal yang
biasa.

“Dari hasil penelitian saya di
Dayak itu, bersenggama tanpa diikat perkimpoian oleh sejumlah
masyarakat sana sudah dianggap
biasa. Malah hal itu dianggap
sebagai pembelajaran seks”.
Demikianlah ucapan Thamrin
sebagaimana dilansir [url=http://www.eramuslim.com.]www.eramuslim.com.[/url] Meskipun
akhirnya beliau menyatakan minta
maaf kepada masyarakat Dayak, dari ucapan semacam itu dapat ditebak bukan, bagaimana pemikiran seorang Prof. Thamrin?

Ketiga, TVOne selaku pihak pihak
yang mengundang kedua narasumber tersebut memang dikenal memiliki track record sebagai media yang gemar menyajikan debat kusir, panas, dan provokatif. Sebelum kasus
“Munarman VS Prof. Thamrin” ini,
program Debat TVOne (15/4) yang
membahas Eyang Subur juga nyaris
berakhir dengan baku hantam.
Sepanjang acara berlangsung,
terlihat jelas bahwa kedua belah
pihak, baik yang pro dan kontra
terhadap Eyang Subur begitu agresif melontarkan cacian dan makian satu sama lain. Tak ubahnya dua suporter
bola yang saling ejek jelang
pertandingan. Sungguh tak ada nilai edukatif yang layak dipetik.

Agaknya tak berlebihan bila dikatakan bahwa para presenter TVOne yang memandu program-program “panas” tersebut tidak memiliki kemampuan memimpin apalagi mengendalikan forum dengan baik. Bahkan jauh
beberapa tahun sebelumnya, baku
hantam juga nyaris mewarnai
program serupa yang dipandu dua
presenter smart Tina Talisa dan
Rachma Sarita yang kala itu masih
menjadi bagian dari TVOne.

Dengan demikian, tak mengherankan manakala Munarman dan Prof.
Thamrin yang latar belakang
pemikiran keduanya saling bertolak belakang, dan dipertemukan oleh satu stasiun TV yang memiliki “catatan kelam” terkait debat kusir, maka hasilnya ya seperti itulah.

Namun apapun itu, baik Prof.
Thamrin maupun Munarman telah
memetik buahnya masing-masing.
Sang Profesor yang dulu pernah
mengeluarkan pernyataan yang
mengabaikan nilai-nilai agama,
budaya, dan etika dalam kasus video Ariel telah memetik buah ucapannya tersebut dengan siraman air di mukanya dengan disaksikan jutaan orang. Seakan Munarman menyampaikan pesan kepada beliau, “Jaga ucapanmu Prof!”

Sementara Munarman yang bertindak lancang kepada orang tua telah menerima sanksi sosial dari berbagai lapisan masyarakat, baik di dunia maya maupun di dunia nyata. Dan masyarakatpun justru tercerahkan secara tidak langsung bahwa Munarman dan institusinya (FPI) memang tidak merepresentasikan Islam.

Sama halnya dengan ulah
ormas yang mencatut identitas
Betawi tapi tindak-tanduknya malah bertolak belakang dengan kultur Betawi yang religius. Tak kalah penting, semestinyalah semua ini menjadi pelajaran berharga bagi TVOne agar ke depannya mampu menggelar dialog, diskusi, dan debat
yang lebih konstruktif serta edukatif.

Sudah selayaknya jargon “Terdepan
mengabarkan” diikuti pula dengan
“Terdepan mencerahkan”, bukan
malah “Terdepan memanaskan”!

sember kompasiana
0
2.8K
25
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.