Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

aadink221088Avatar border
TS
aadink221088
Bangunan peninggalan belanda di Jatinangor
Dalam perjalanan memasuki kampus Universitas Padjadjaran (Unpad) Jatinangor, mahasiswa yang menggunakan kendaraan pribadi melewati jalan menanjak yang berawal dari pangkalan bis DAMRI hingga pintu masuk Unpad sebelah Utara.

Dalam perjalanan tersebut, para mahasiswa melewati Universitas Winaya Mukti (Unwim), pintu masuk lapangan golf Bandung Giri Gahana, serta jalan menuju Bumi Perkemahan Kiara Payung. Umumnya, mereka melewati jalan itu tanpa memperhatikan sisi jalan. Tanpa disadari, ternyata di kawasan itu terdapat sebuah situs bersejarah.

Di sisi kiri jalan, tepatnya dalam kawasan milik Unwim, terdapat sebuah menara berwarna putih bergaya neo gothic. Pada menara tua dan tidak terurus itu, terdapat tumbuhan liar yang memenuhi. Berbagai coretan pun mengotori tembok putihnya.

Menara apakah itu? Kebanyakan orang yang melewati tidak mengetahui apa pun mengenai menara ini, bahkan menyadari keberadaannya pun tidak.

Sulit untuk mengetahu nama pasti menara ini. Ada yang menyebutnya Menara Jam. Beberapa pihak menyebutnya sebagai Menara Baron Baud, sesuai dengan nama pemiliknya. Akan tetapi, masyarakat sekitar menamai bangunan putih itu, Menara Loji.

Menurut artikel mengenai Jatinangor di situs Wikipedia, Menara Loji termasuk ke dalam objek penting di kawasan pendidikan ini. Menara yang dibangun pada tahun 1800 ini dianggap penting sebab merupakan bukti sejarah masa pendudukan Belanda di Jatinangor.

Bangunan peninggalan belanda di Jatinangor

Membaca Sejarah Jatinangor melalui Menara Loji


Pada masa penjajahan, Jatinangor adalah areal perkebunan pohon karet. Pemilik perkebunan karet tersebut adalah seorang pria berkebangsaan Jerman, bernama Baron Baud. Ia bersama perusahaan swasta milik Belanda, pada tahun 1841, mendirikan perkebunan karet yang luasnya mencapai 962 hektar. Perkebunan ini membentang dari tanah IPDN hingga Gunung Manglayang.

Untuk mengontrol perkebunannya yang luas, Baron Baud membangun sebuah menara. Menara ini dilengkapi dengan sebuah lonceng yang terletak di puncak menara dan tangga untuk sampai ke puncaknya.

Menara Loji memiliki dua fungsi utama. Pertama, untuk mengawasi para penyadap karet yang ia pekerjakan. Kedua, sebagai penanda waktu kerja para penyadap karet. Pada pukul 05.00, lonceng dibunyikan, tanda bagi pekerja untuk mulai menyadap karet.

Lonceng kembali berbunyi pada pukul 10.00, sudah saatnya bagi pekerja untuk mengambil mangkuk-mangkuk yang telah terisi getah karet. Terakhir, lonceng dibunyikan lagi pada pukul 14.00, para pekerja diperbolehkan pulang.

Memasuki masa kemerdekaan Indonesia, tanah perkebunan karet Jatinangor dinasionalisasikan, dan menjadi milik Pemerintah Daerah (Pemda) Sumedang. Sayangnya, Pemda tidak melakukan penjagaan yang baik terhadap situs ini. Pada tahun 1980, lonceng Menara Loji dicuri. Hingga kini, kasus pencurian ini belum terselesaikan.

Pada tahun 1990, area perkebunan dialihfungsikan menjadi kawasan pendidikan dengan dibangunnya empat perguruan tinggi, yakni IPDN (Institut Pendidikan Dalam Negeri), Ikopin (Institut Koperasi Indonesia), Unpad, dan Unwim.
0
3K
11
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.