Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

inthenameofgodAvatar border
TS
inthenameofgod
“Eco Ride”, Roller Coaster yang jadi transportasi massal
Saat ini pemerintah jakarta sedang akan membangun transportasi massal untuk perkotaan berbasis rel yaitu MRT dan monorail untuk mengatasi kemacetan gan.

Tapi pas ane baca-baca ternyata banyak kendala yang dihadapi saat pembangunan MRT dan monorail. Mulai dari biaya yang sangat besar mencapai triliunan rupiah hanya untuk jarak yang pendek contoh jalur MRT Al Azhar-Bundaran HI, jaraknya 5,6 Km, dengan total anggaran fase I sebesar 125 miliar yen atau 12 trilliunan lah. Ane gak tau itu sudah termasuk pembangunan halte/stasiun serta lokomotifnya atau hanya jalur relnya saja.

Kendala lain yaitu cukup banyak lahan baru yang harus dibebaskan guna membangun jalur relnya saja. Kalau saja MRT dan monorail dibangun saat jakarta belum sepadat ini, tentu itu bukan masalah, tapi sayangnya tata kota sudah terlanjur amburadul.

Dari situ kemudian ane coba cari-cari ada gak sih anternatif transportasi massal berbasis rel yang mungkin lebih murah dari MRT dan monorail dan lebih cocok dengan kondisi tata kota jakarta saat ini. Dan ternyata jawabannya ada.

Adalah “Eco Ride”, sebuah sistem transportasi yang didasarkan pada cara kerja roller coaster. Tentunya track yang dibangun juga mirip seperti roller coaster. Penelitian dan pengembangannya sudah dilakukan di jepang sejak 2006 dan diharapkan 2014 sudah bisa beroperasi secara komersil.

Untuk test tracknya saat ini sudah dibangun di Institute of Industrial Science, University of Tokyo (IIS) bekerja sama dengan Senyo Kogyo Co, sebuah perusahaan pembangun fasilitas wahana di taman hiburan. Test tracknya sepanjang 100 meter dengan perbedaan ketinggian 3 hingga 6 meter dan maksimum kemiringan ke bawah 7,4 derajat (jadi jangan dibayangin kayak jalur roller coaster di ancol ya emoticon-Big Grin ). Box kendaraannya akan berjalan pada kecepatan 20 km/jam di atas track untuk menghasilkan listrik menggunakan kekuatan hambatan udara dan kecepatan kereta.

Pada track komersial, motor angkat akan digunakan di beberapa tempat untuk memindahkan kereta ke atas lereng untuk mendapatkan energi potensial dengan menggunakan prinsip yang sama seperti roller coaster. Itu akan menghasilkan kecepatan rata-rata 20 km/jam dan maksimum 40 km/jam.

Kurangnya mesin membuat gerbong sangat ringan, sehingga energi yang dibutuhkan untuk mendorong mereka kecil dan rendah emisi. Plus ada tidak perlu untuk, infrastruktur besar yang mahal yang biasanya menyertai pembangunan rel kereta api baru

Spoiler for test track:


Sistem transportasi ini bertujuan untuk perjalanan jarak pendek di bawah 10 kilometer, dan diperkirakan akan beroperasi antara stasiun transit seperti kereta api dan stasiun kereta bawah tanah dan sistem angkutan lokal seperti minibus dan taksi.

Menurut perhitungan para investor, dengan beban 50 persen dari maksimum, pengeluaran listrik per kilometer penumpang akan sama dengan 226,8 kJ. Tiga kali lebih rendah dari bus dalam kondisi normal, dan dua kali lebih sedikit daripada kereta konvensional.Selain itu, konstruksi kendaraan ini tidak akan memerlukan pembelian tanah dan akan mengurangi jaringan jalan karena trek dapat disalurkan melalui jalan raya, trotoar dan sebagian pejalan kaki. Biaya konstruksi diperkirakan berada sekitar $20 juta per kilometer, yang merupakan seperlima biaya konstruksi monorel (di jepang). Jadi biaya kontruksinya mungkin bisa lebih murah kalo di indonesia karena sedikit gempa dan sebagainya. Sistem transportasi ini bisa menampung 2000 hingga 2500 penumpang per jamnya.

Jadi dengan sistem track model roller coaster, akan mudah dalam pembangunan jaringan lintasan, karena ukuran lintasannya ringkas sehingga dengan mudah bisa membangun lintasan dengan bertumpu pada jaringan jalan/ tranportasi yang sudah ada :

contoh :
jika ingin membangun jaringan untuk jalan tol, harusnya bisa memanfaatkan separator tengah tol yang biasanya besar, kemudian pintu keluar tol sebagai haltenya. Lintasan roller coaster akan dengan mudah dibuat melayang melintasi diatas jalur mobil dari separator tol ke pintu ke luar tol.

trus membangun lintasan yang menyeberangi sungai, membangun lintasan diantara gedung pun juga memungkinkan.

Pembangunannya juga jauh lebih cepat dari pada MRT dan monorail. Kira-kira kalo bangun wahana roller coaster itu butuh 1 tahunan lah.

Spoiler for jaringan tengah kota:


Sekian dulu trit dari ane. Semoga bermanfaat. Dan mohon di rate emoticon-Rate 5 Starserta cendolnya emoticon-Blue Guy Cendol (L)

Dan mudah-mudahan pak ahok dan pak jokowi baca ini emoticon-Big Grin

Spoiler for sumber:
Diubah oleh inthenameofgod 27-06-2013 10:31
0
3.4K
27
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.4KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.