#PSIis290 adalah satu dari tagar paling laris di trending topic Singapura sejak semalam. Angka 290 lantas dianggap kekeliruan karena berdasarkan hasil pengukuran terakhir Agensi Kesehatan Lingkungan Singapura, tingkat polusi (Pollutant Standards Index) di kota berada di kisaran 237 hingga 240 terbarui pukul 11 WIB siang ini. Meski demikian, ini jauh di atas batasan toleransi yang dipatok sebesar 100 dan merupakan tingkat polusi tertinggi sejak kabut asap 1997.

Memasuki hari keempat menyeruaknya kabut asap “kiriman” Indonesia di distrik-distrik penting Singapura dan Malaysia, publik Twitter mulai membuka obrolan yang membahas ini.

Kamis (20/6) pagi ini saja sudah ada setidaknya tiga tagar yang menyindir kabut asap kiriman Indonesia. Saya membuka topik terhangat Singapura dan menemukan beberapa tagar yang membincangkan ini. Selayaknya respon di media maya, kebanyakan tweet dan pemasangan foto membagikan informasi seputar kota mereka yang memang masih berkabut akibat asap dari pembakaran hutan di Sumatra. Selain Singapura, beberapa distrik di Malaysia juga kena imbas kabut asap.

Pemerintah Singapura memang sudah melarang warganya untuk memperpanjang aktivitas di luar rumah. Bahkan kesibukan di jalan-jalan bisnis sekitar Marina Bay Sands sudah dibatasi, menghindari “akibat kesehatan” yang mungkin terjadi.

Tagar-tagar dan frasa yang saat ini masuk trending topic Singapura antara lain: #PSIis290, #sghaze, #mustbethehaze, #Singapore, #blamethehaze, Indonesia, psi, dan Indonesia haze.

Beberapa pengguna Twitter rupanya menggunakan media ini untuk berbagi keresahan yang sama. Beberapa pengguna bahkan menjadikan masalah ini sebagai bahan olok-olok dan candaan. Simak saja dua kicauan berikut yang diterbitkan anak muda.



Meski demikian, tak semua netizen mengolok-olok Indonesia. Di beberapa tulisan blog saya menemukan kutipan yang tak langsung menyalahkan Indonesia. Satu contoh yang saya kutip di bawah dimuat oleh blogger Singapura dengan foto koran lokal. Di dalam laporan itu terkutip juru bicara pemerintah Indonesia berujar bahwa berita kabut asap kiriman Indonesia terlalu dipersoalkan.



Pejabat yang tak disebutkan namanya itu, dalam laporan berujar, “Ini (kabut asap) baru seminggu saja tapi orang-orang sudah heboh. Bagaimana dengan oksigen yang kita (Indonesia) kirimkan ke mereka sepanjang tahun?”

Secara resmi pemerintah Indonesia melalui Kementerian kehutanan sudah mengeluarkan instruksi bagi para pengelola hutan dan masyarakat di beberapa provinsi di Sumatra untuk menghentikan pembukaan hutan dengan pembakaran. Juga mengaku telah melakukan upaya-upaya pemadaman titik-titik api yang memang jadi permintaan tegas pemerintah Singapura, meskipun tak jelas benar bagaimana mekanisme pengontrolan yang dilakukan.

Menlu Marty Natalegawa juga sudah berbicara dengan menteri luar negeri Singapura K. Shanmugam guna membahas penanganan krisis ini. Sementara itu juru bicara kampanye Konservasi Hutan Greenpeace Indonesia Bustar Maitar kepada InSing menjelaskan, sebagian perusahaan yang beroperasi di hutan Sumatra terdaftar di Singapura, yang berarti masalah ini seharusnya jadi bahan pikiran tidak hanya di pihak Indonesia.

Bagaimanapun, isu heboh selalu berada di Twitter. Dan sebagaimana layaknya publik maya merespon sebuah kejadian, terjadilah tukar informasi, saling sindir, saling olok, bahkan saling hujat. Selama kabut asap kiriman Sumatra ini masih menyelimuti Singapura dan Malaysia (dan mungkin negara-negara lain), pemerintah tak boleh diam. Tweeps Indonesia malu lho, Pak!


Sumber

Bagaimana Menurut agan ??? monggo di komeng