Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

YmoedAvatar border
TS
Ymoed
Masih Adakah Iklan Original?
Di antara kita mungkin pernah menemui beberapa iklan yang serupa antara yang satu dengan yang lain. Siapa meniru siapa? Itu yang sering menjadi pertanyaan kita. Sebelum membahas lebih detil tentang ide iklan yang serupa tapi tak sama, atau satu ide dalam berbagai warna, silakan lihat beberapa iklan berikut:


Babolat Tennis Shoe: Propulse 2 Titanium – 2010


Nike Tennis Shoe: Free Trainer – 2013


Mio liquid water enhancer « changes » – 2012


D&R book, music, electronic stores – 2013


Sedangkan iklan Indonesia yang serupa adalah sebagai berikut:

Iklan Teh Jepang, di upload di YouTube pada tahun 2005


dan Iklan teh Pucuk Harum, di upload pada tahun 2011


Iklan Gerry Pasta, di upload di YouTube pada tahun 2008


Iklan Papico Jepang, di upload di YouTube pada tahun 2006


Bagaimana menurut Anda? Apakah murni suatu kebetulan atau memang ada unsur kesengajaan? Pada dasarnya sebuah iklan dibuat untuk menyampaikan pesan produk kepada masyarakat. Pesan ini bisa memiliki beberapa tujuan. Untuk merek baru misalnya, iklan dibuat untuk memperkenalkan merek baru tersebut kepada masyarakat. Sedangkan iklan merek yang sudah dikenal oleh masyarakat berfungsi untuk memperkenalkan produk baru atau mempersuasi masyarakat untuk mencoba produk baru tersebut. Iklan juga bisa berfungsi sebagai ‘pengingat’ pada masyarakat akan keberadaan sebuah produk. Tujuan dari ‘pengingat’ ini tentu untuk mempersuasi masyarakat melakukan pembelian ulang, dan tentunya berdampak pada peningkatan penjualan produk tersebut.

Mengingat begitu pentingnya peranan dan tujuan sebuah iklan, maka iklan harus dibuat semenarik mungkin. Membuat masyarakat mudah mengingat, mudah diajak untuk membeli produk, dan menjadi pelanggan. Sudah tentu tak mudah membuat iklan yang menarik perhatian masyarakat, terutama iklan televisi yang berdurasi singkat. Konsep yang sering digunakan para pembuat iklan adalah AIDA (Attention, Interest, Desire, dan Action).

Secara ringkas, rumus itu menjelaskan proses pembuatan iklan. Mulai dari pemilihan naskah atau narasi dan gambar atau rangkaian gambar yang akan menarik perhatian masyarakat. Kemudian, buat mereka tertarik. Salah satunya dengan menjelaskan berbagai keuntungan yang akan didapat calon konsumen bila menggunakan produk tersebut. Setelah mereka tertarik, beri sentuhan yang akan membuat mereka melakukan pembelian. Sebagai contoh iklan Teh Pucuk Harum. Narasi yang sederhana dibantu dengan penekanan intonasi dubber yang menarik untuk didengar. Dari segi visualisasi, iklan ini menarik dan terkesan ‘lucu’. Beberapa iklan menyebutkan dimana produk tersebut bisa didapatkan, yang merupakan bagian dari teori ‘action’: mengajak mereka membeli di tempat yang sudah disebutkan.

Penerapan rumus AIDA tak semudah membalikkan telapak tangan, apalagi bila kita sudah pernah melihat keberhasilan sebuah iklan dalam peningkatan penjualan produk. Keinginan untuk mengambil sedikit konsep dan ide dari pendahulu bisa jadi penggoda bagi para pembuat iklan. Tapi apakah faktor ini yang menjadi penyebab kemiripan iklan di atas? Atau memang murni kebetulan? Bagaimana menurut Anda?

Sumber: web keren
0
1.8K
9
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Entrepreneur Corner
Entrepreneur CornerKASKUS Official
22KThread4.6KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.