REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Refrizal kembali bersuara soal kebijakan partainya menolak kenaikan harga BBM.

Refrizal menyatakan PKS menolak kenaikan harga BBM karena pemerintah sekarang gagal melaksanakan berbagai program penghematan energi yang sudah digembar-gemborkan di periode sebelumnya (2004-2009). "Presidennya masih sama tapi kebijakannya tidak jalan," kata Refrizal di Jakarta, Minggu (23/6).

Refrizal mengatakan saat 2008 PKS mendukung kebijakan pemerintah menaikan harga BBM. Dukungan itu menurutnya karena PKS melihat konsep yang jelas dari pemerintah soal perbaikan tata kelola energi di Tanah Air.

"Waktu 2008 PKS sepakat kenaikan BBM karena sepakat dengan konsepsi Pak JK (Jusuf Kalla)," ujarnya. Konsepsi pemerintah yang didukung PKS ketika itu misalnya konversi minyak tanah ke gas.

Menurut Refrizal konsep ini tidak berjalan secara maksimal sebagaimana sosialisasi yang digembar-gemborkan pemerintah. "Di Sumatra Barat sampai sekarang tidak ada gas masuk," katanya.

Tak cuma soal program konversi yang tidak berjalan merata, Refrizal menuding program pemerintah mengonversi batu bara ke gas untuk PLN juga tidak berjalan.

Padahal, program ini menjadi salah satu alasan pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi di 2008. Pemerintah juga abai terhadap janji mengonversi bbm ke gas untuk angkutan umum. "Kalau waktu itu dilaksanakan semestinya subsidi BBM semakin turun," katanya.

Refrizal menyatakan, sikap PKS menolak kenaikan harga BBM merupakan bukti sikap kritis PKS terhadap pemerintah. Menurutnya, jatah menteri yang didapat PKS di kabinet tidak akan mengubah sikap kritis PKS. "PKS menagih kembali janji pemerintah yang presidennya masih sama," katanya.

PKS tidak khawatir sikap mencla-mencle mereka terhadap kenaikan harga BBM bakal berdampak terhadap perolehan suara mereka di Pemilu 2014.

Menurut Refrizal sepanjang pemilu dilaksanakan secara demokratis, jujur, dan bebas intimidasi, PKS akan kembali memperoleh dukungan masyarkat. "Kami sebgai partai Islam yang memiliki visi dan misi yang jelas tidak takut dengan demokrasi (pemilu)," katanya.

ROL