Ardantya Syahreza adalah anak tertua dari Prof. Dr. dr. Mohammad Hidayat, seorang dokter ahli bedah tulang. Beliau dibesarkan di Malang. Di tahun 1994, Ardantya Syahreza masuk Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya jurusan manajemen pemasaran.

Waktu lagi kuliah, beliau udah aktif di organisasi mahasiswa internasional gan. Namanya AISEC. Organisasi ini punya markas di Rotterdam, Belanda gan. Mantap ga tuh
Nah pada tahun 1998, Beliau jadi presiden AISEC Indonesia gan dengan masa kerja satu tahun. Nah pada tahun 1999, Beliau lulus dari Kuliah dan Pak Ardantya dapet kesempatan international exchange program dari AISEC untuk menjadi marketing trainee di Royal Bank of Canada, kantor Kingston di Ontario- kanada gan.

Pak Ardantya ini pernah bekerja sebagai marketing researcher dengan AC Nielsen. Nah perusahaan AC Nielsen ini kan bekerja sebagai konsultan marketing gitu gan. Nah semasa bekerja di situ, Pak Ardantya udah punya klien2 besar kaya Honda, Philip Morris, HM Sampoerna, Astra Internasional, Telkom Indonesia, dan perusahaan2 lain di industry otomotif, rokok dan perbankan

Karena Pak Ardantya terinspirasi sama pamannya yaitu Bapak Benny Subianto (Mantan Vice President PT Astra internasional) yang masuk 100 orang terkaya di Indonesia, jadi Pak Ardantya memutuskan untuk menjadi seorang Entrepreneur

Waktu memulai bisnis pada tahun 2005, Pak Ardantya memilih memulai bisnis kuliner dengan mendirikan Waralaba kecil bernama Bakso Kotak Cak Man di sebuah mall di Jakarta. Lalu dia buat lagi tuh gan waralabanya diluar mall. Dia bangun waralaba di jalanan yang banyak jualan makanan di Jakarta. Nah dua waralaba itulah yang menjadi kunci arus kas beliau hingga saat ini. Hingga sekarang beliau tidak henti mengeksplorasi kuliner khas Indonesia dibawah bendera K-FOOD INDONESIA.

Perusahaan kedua yang dibuat beliau yaitu PT. Marketing Komunikasi Indonesia(MKI). Pertama-tama sih proyek-proyek kecil gan, tapi sekarang udah melayani klien semacam BCA, Hutchison Telecom Indonesia, Kalbe Farma, Danone Dairy Indonesia, Sari Husada, Nestle Indonesia, Garudafood, BMW Indonesia, Kidzania Jakarta, Abbott Indonesia, Mercedes-Benz Indonesia, Excelcom Indonesia dan masih banyak lagi gan
Cadas gaan !!!
Nah di MKI ini ada dua divisi gan. Yaitu :
1. EXIGO
agensi aktivasi merek yang jasa utamanya membidangi pengembangan dan konsultasi strategi
komunikasi merek, mengelola implementasi kegiatan promosi, exhibiton, seminar, roadshow dan
pemasaran.
2. Cauldron Research
agensi riset pemasaran yang jasa utamanya fokus pada penelitian kualitatif tentang teknik pemasaran
yang baru, evaluasi iklan, dan studi perilaku belanja

Lahirnya Exigo berangkat dari banyaknya komentar para pemilik merek perihal bagaimana mereka bisa mengukur korelasi investasi pada iklan dengan hasil penjualan bisnis. Exigo adalah agensi below the line yang dirancang untuk melakukan segala kegiatan promosi dan pemasaran merek, sistem remunerasinya memuat variabel nilai yang dibayarkan disesuaikan dengan tingkat keberhasilan suatu kegiatan dan penjualan.

Hendy Setiono lahir di Surabaya pada 30 Maret 1983 dari pasangan Ir. H. Bambang Sudiono dengan Endah Setijowati. Masa kecilnya ia dihabiskan di Surabaya, kemudian pindah ke Bontang. Pendidikan SD-nya ia habiskan di Bontang dan tamat di Amerika Serikat. Kemudian, pendidikan SMP-nya ia kembali ke Bontang. Pendikan SMA-nya ia habiskan di Surabaya. Setamatnya dari SMA, beliau kuliah di ITS Surabaya, namun pada semester 4, ia keluar karena ia membuat bisnis kebab. Ia menikah muda dengan sang istri, Nilam Sari, serta dikaruniai tiga anak.
Nah Ayahanda bapak hendy ini bekerja di Perusahaan Qatar gan. Suatu waktu Pak Hendy di ajak kesana. Beliau menemui banyak penjual kebab dan beliau menuju penjual kebab yang sangat ramai pengunjungnya. Setelah memakan kebab tersebut, beliau terbesit pikiran untuk membuka usaha kebab tersebut di Indonesia.
Pada September 2003, gerobak jualan kebabnya beroperasi di Nginden Semolo, tak jauh dari kampus dan rumahnya. Bersama Hasan Baraja, temannya, beliau memodifikasikan rasa dan ukuran kebabnya agar lebih cocok dengan orang Indonesia. Dengan modal Rp4.000.000,- pinjaman dari adik perempuannya, ia berjualan kebab dengan seorang karyawan.
Ingin lebih penuh dalam menjalankan bisnis, beliau harus berhenti kuliah pada semester 4. Kedua orang tuanya tidak setuju jika anak sulungnya keluar dari bangku kuliah untuk melakukan bisnis dan menganggap proyeknya hanya sebatas iseng. Namun, dalam hati beliau membuktikan kelak ia akan berhasil.
Pada tahun 2005, usaha kebabnya sudah diwaralabakan dan pendirian PT. Baba Rafi Indonesia sebagai pemegang merek dagang Kebab Turki Baba Rafi. Saat ini, gerai miliknya sudah mencapai lebih dari 1000 di Indonesia, Malaysia, dan Filipina.




Lagi agreement sama Netherlands