ni gan..pas ane browsing2 mengenai piala konfederasi..dapet ini gan..
langsung yak..
Spoiler for Tahiti:
Belo Horizonte - Gawang Tahiti sudah dibobol tiga kali oleh Nigeria ketika itu -- ketika pertandingan bahkan belum berjalan setengah jam. Tapi sesuatu kemudian terjadi dan Tahiti bersorak.
Dibanding dengan Nigeria, Tahiti memang terlihat bukan seperti siapa-siapa. Tim yang terdiri pemanjat pohon kelapa, tukang kirim tepung seberat 50 kg, sampai mahasiswa ekonomi itu menghadapi tim yang sudah empat kali bermain di Piala Dunia. Tahiti hanyalah tim dengan sekumpulan pemain yang tidak menjadikan sepakbola sebagai kehidupan menghadapi Nigeria yang memang diisi pesepakbola-pesepakbola profesional.
"Dari 23 pemain yang kami miliki, ada sembilan pemain yang tidak bekerja, yang dalam prakteknya adalah pengangguran," jelas pelatih Tahiti, Eddy Etaeta, seperti dilansir situs resmi FIFA.
Hanya Mahama Vahirua yang punya status sebagai pemain profesional. Vahirua sendiri sudah tidak muda lagi. Usianya sudah 33 tahun. Tapi, selalu ada kesenangan di tengah situasi sesederhana apa pun. Untuk tim kecil seperti Tahiti, sebuah momen yang tampak tidak ada apa-apanya bisa berarti besar.
Pada laga di Belo Horizonte beberapa hari silam, gawang Tahiti sudah bobol tiga kali dalam waktu hanya 26 menit. Beruntung buat Vahirua dkk. skor tidak bertambah lebih besar sampai babak pertama habis. Kedua tim masuk ruang ganti dan Etaeta, seperti lazimnya semua pelatih yang ada, memberikan beberapa patah kata. Yang terjadi selanjutnya adalah kebahagiaan kecil itu.
Dari skenario tendangan sudut, Jonathan Tehau berhasil membelokkan bola ke dalam gawang dengan menggunakan kepalanya. Skor kini berubah menjadi 3-1. Waktu ketika itu menunjukkan bahwa pertandingan memasuki menit ke-53.
Para pemain, termasuk Tehau --tentu saja--, bersorak gembira. Bench mereka pun tidak kalah ramai. Etaeta melonjak dari bangku tempatnya duduk dan para pemain cadangan ikut senang dengan apa yang baru saja mereka lihat. Tim mereka akhirnya mencetak gol.
Faktanya, gol Tehau itu tidak mengubah keadaan. Tahiti tetap berada di pihak yang tertinggal dan masih butuh dua gol lagi untuk menyamakan kedudukan. Namun, tetap saja gol itu dirayakan dengan penuh sukacita.
Pada akhirnya, tidak ada lagi gol yang tercipta dari kaki atau kepala pemain-pemain Tahiti di sisa laga. Sebaliknya, Nigeria justru menambah tiga gol lagi dan akhirnya menang 6-1. Toh, tetap saja kebahagiaan itu membekas.
Selanjutnya, Tahiti akan menghadapi tim yang bakal membuat mereka tampak lebih "bukan siapa-siapa" lagi, Spanyol. Siapa La Furia Roja tentu bisa dijabarkan dengan mudah: Juara Piala Dunia dan Piala Eropa dalam dua edisi terakhir.
Tahiti pun tidak bermimpi bisa menang atas Iker Casillas dkk. Yang bisa diimpikan mereka hanyalah membuat keriangan kecil seperti ketika menghadapi Nigeria; mencetak gol, membobol gawang Casillas.
"Kami tahu bahwa kami tidak akan membuat Spanyol terpukul. Tapi, satu gol yang kami ciptakan ke gawang Nigeria telah memberi kami semangat," kata kapten Tahiti, Nicolas Vallar.
Ni gan 1 timnas lg yang bikin ane salut...(y)
Dari situ ane dapet pelajaran gan..pernah denger kan kl beberapa tahun kemarin Haiti itu terkena gempa..sampai disana ada istilah untuk pemain bola "yang kurang sempurna"
Kek gini gan..ASLI bukan jebmen..kl jebmen BATA aje ane..