Radja Nainggolan lahir di Antwerpen, Belgia, pada 4 Mei 1988. Ia lahir dari seorang ayah asal Indonesia dan ibu berkebangsaan Belgia. Keluarga ini berpisah saat Radja masih berusia 6 tahun. Sepasang saudara perempuan kembar dan tiga saudara tirinya kini tinggal bersama sang ayah di Bali. Radja memilih untuk bertahan di Belgia bersama sang ibu. Keputusan menetap di Eropa ternyata membawa berkah

Talenta Radja di dunia sepakbola terpantau oleh pemandu bakat sebuah klub Belgia, Germinal Beerschot. Tim ini pernah menghasilkan nama-nama top seperti Toby Alderweireld, Thomas Vermaelen dan Jan Vertonghen. Beerschot pun sempat menjadi tempat Joey Suk, pemain keturunan Indonesia lain, berkarir sebelum klub tersebut dinyatakan bangkrut di tahun 2013.
“Sejak kecil aku senang bermain sepakbola. Bahkan di usia 5 tahun, aku mulai bergabung dengan sebuah tim lokal di kotaku. Pada usia 10 tahun, aku pindah ke Germinal Beerschot dan mempelajari sepakbola di sana sepanjang masa remaja,” jelas Radja seperti dilansir Tribal Football.

Salah satu klub Serie B yang pernah diperkuat oleh Filippo dan Simone Inzaghi, Piacenza, lantas merekrut Radja pada tahun 2005. Di tim junior Piacenza, Radja sempat kesulitan melakoni peran aslinya: second striker atau playmaker. Sang pelatih, Mario Somma, lantas meminta Radja beralih posisi menjadi seorang gelandang. Hasilnya tak mengecewakan: Radja lolos ke tim utama Piacenza di tahun 2007.

“Ketika aku berusia 16 tahun, agenku mengatakan adanya sebuah klub Italia yang tertarik padaku. Jadi aku pindah ke Piacenza. Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan: bermain di Italia. Pada awalnya memang tidak mudah karena aku baru berusia 16 tahun. Aku sendirian di luar negeri. Tetapi semangat membuatku mampu mengatasi kesulitan tersebut.”
Pada musim 2008/2009, Radja merumput 38 kali, mencetak 3 gol dan membantu Piacenza mengakhiri musim di peringkat ke-10. Cagliari pun kepincut. Mereka meminjam Radja pada Januari 2010 dengan opsi bisa memboyongnya secara permanen di akhir musim. Tampil dalam 7 pertandingan ternyata sudah cukup meyakinkan pihak klub Sardinia untuk mempertahankannya.

Hingga saat ini, Radja telah mengantongi 101 penampilan bersama I Rossoblu dengan koleksi 5 gol. Performa gemilang bersama Cagliari membuat Juventus, AC Milan, Inter Milan dan Napoli sempat menaruh perhatian lebih dan berusaha menarik Radja keluar dari Stadio Is Arenas. Namun, Radja belum kemana-mana. Ia masih bersama klub yang baru sekali menjuarai Serie A.

Segala pencapaian tersebut membuat kita tak perlu malu untuk sedikit bangga dengan sosok Radja. Darah Indonesia masih mengalir di tubuhnya. Satu hal yang mungkin kita sesali, ia tak bisa lagi memperkuat tim nasional Garuda. Radja sudah pernah mengenakan seragam kebanggaan Belgia di tingkat senior.

Sejak tahun 2004, Radja sudah menjadi bagian dari Rode Duivels. Di tingkat U-16, U-19, U-20 dan U-21 ia terpakai. Kesempatan bermain di level senior ia dapatkan saat Belgia berlaga di Piala Kirin 2009, tepatnya ketika melawan Chili. Ditambah dengan 3 kali bermain dalam pertandingan persahabatan melawan Rumania, Yunani dan Slowakia pada tahun 2011-2013, caps Radja sudah menyentuh angka 4.