Para teroris yang pernah beraksi dalam pembunuhan tentara inggris di Afganistan dan ditangkap di Arab Saudi bukannya mendapatkan hukuman dan hidup dengan sederhana, malah diberikan rehabilitasi dan fasilitas mewah layaknya hotel-hotel bintang lima.



Menurut sebuah kantor berita setempat, para konservatif negara penghasil minyak tersebut berharap dengan adanya fasilitas tersebut para militan Al-Qaeda yang dipenjara akan jauh dari kegiatan keagaaman yan ekstrim lewat konseling, perawatan spa, dan berolahraga dengan fasilitas mewah.


Fasilitas mewah yang sama sekali tidak dibiayai negara tersebut mencakup kolam renang ukuran olimpiade, sauna, gym, dan ruang televisi.

Bagi para tahanan yang memperlihatkan tanda-tanda perilaku baik bisa mendapatkan istirahat dua hari dan dipertemukan dengan istrinya serta diberikan kamar khusus yang ada di dalam kompleks.



Penjara ini akan menampung sekitar 3.000 orang tahanan di lima pusat di kerajaan di Riyadh. Penjara ini dimaksudkan agar tahanan merasakan kemewahan sebagai insentif untuk memoderat keyakinan mereka.

Fasilitas mewah Riyadh mencakup seluruh wilayah luasnya setara dengan sekitar 10 lapangan sepak bola dan dirancang untuk mengakomodasi 228 tahanan dari ‘kelompok menyimpang,’ istilah yang digunakan oleh pemerintah Saudi untuk merujuk kepada Al-Qaeda.

Setiap dari 12 bangunan di fasilitas unggulan akan menjadi tuan rumah 19 tahanan, yang akan memiliki akses ke suite khusus di mana mereka dapat menghabiskan waktu dengan mengunjungi anggota keluarga.

Pada siang hari, para tahanan akan menghadiri seminar tentang urusan agama, yang bertujuan mengajari mereka kesalahan cara mereka melalui pikiran sesat mereka jihad.

“Dalam rangka untuk memerangi terorisme, kita harus memberi mereka keseimbangan intelektual dan psikologis melalui dialog dan persuasi,” kata Direktur Pusat Rehabilitasi, Said al-Bishi.

Dia mengatakan total 2.336 tahanan Al-Qaeda kini telah melalui skema rehabilitasi Saudi.

Tapi tidak semua Al-Qaeda narapidana yang menjalani program menjadi ‘dikonversi’ untuk rehabilitasi mereka.

Bahkan, direktur pusat mengakui dalam sebuah wawancara dengan wartawan bahwa sekitar 10% dari mereka yang menjalani program kembali ke sel teroris mereka.

Selain itu, ada beberapa individu profil tinggi yang pergi melalui itu sebelum meninggalkan dan kembali ke bahkan ketenaran besar di Al-Qaeda di wilayah itu.(dailymail/k30/k29/yri)