SOLO - Rencana pemerintah menaikan harga Bakar Bakar Minyak (BBM) akan sangat dirasakan kaum perempuan dan anak-anak. Kenapa perempuan dan anak-anak?

Agnes Dwirusjiyati dari Jaring Aktivis Perempuan Indonesia mengatakan, pengaturan tata keuangan di lingkungan keluarga adalah perempuan. Dengan kenaikan harga BBM maka mereka harus bisa mengatur keuangan rumah tangga, termasuk harus memutar otak dengan kondisi realitas naiknya biaya hidup.

"Sudah sangat jelas kenaikan BBM perempuanlah yang paling terkena imbasnya. Bagimana seorang ibu harus mampu mencukupi kebutuhan anak-anak, kebutuhan gizi, ketika kebutuhan pokok naik, namun pemasukan tidak bertambah itu yang menjadi catatan khusus pemerintah," papar Agnes kepada Okezone di Solo, Jawa Tengah, Kamis (13/6/2013).

Menurutnya, kenaikan harga BBM akan berdampak pada perekonomian di lingkup rumah tangga semakin tidak menentu. Selain itu, hak anak untuk mendapatkan gizi yang layak dan pendidikan akan terabaikan dengan mahalnya harga BBM.

Menurut Agnes, pemerintah harus mempunyai strategi lain. Selain opsi menaikkan harga BBM, salah satunya memangkas pengeluaran belanja negara maupun perjalanan dinas.

Adanya kompensasi yang diberikan pemerintah kepada masyarakat miskin sebagai imbas kenaikan harga BBM, Agnes menilai Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) hanya sebuah pencitraan.

Menurutnya, permasalahan yang lebih penting ketimbang memberikan BLSM adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat di tingkat bawah.

"Setiap menjelang pemilihan umum, pemerintah selalu memanjakan masyarakat miskin dengan bantuan-bantuan singkat, padahal itu merupakan pembentukkan opini, yang ujung-ujungnya pencitraan," pungkasnya.

sumber

BBM naik? meeeeeeenngharuu...uuukan....