Partai Keadilan Sejahtera menyatakan tidak masalah bila Partainya ditendang dari koalisi, namun PKS memohon Menteri-nya jangan “diapa-apain”. Karena menurut penafsiran PKS soal copot mencopot Menteri itu kewenangan Presiden, bukan merupakan bagian dari komitmen Koalisi.

"Kami khawatir Pasal 17 UUD, yang menyebutkan sebagai konsekuensi dari presidensialisme bahwa menteri adalah hak prerogatif presiden. Jadi, tidak boleh ada pihak luar yang intervensi soal menteri dalam kabinet karena secara langsung bertentangan dengan konstitusi kita," ujar Fahri.

"Tidak bisa menarik dan cabut menteri secara lisan, bisa dianggap menyerang secara konstitusi," tandas Fahri, bagaimanapun Menteri-Menteri ini menurut Fahri adalah Presiden di bidangnya.

Bagi Fahri Hamzah, soal koalisi beda dengan soal Menteri karena garis politik Presidensial, maka hak copot itu ada di Presiden. . "Sehingga presiden punya hak prerogatif pilih menterinya, presiden tidak boleh diintervensi. Kami akan konsisten pada itu, ini bukan main-main," kata Fahri.

(ADHN)
http://portalpolitik.com/index.php/b...an-dipecat-sby
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
itu PKS maunya apa sih? di depan rumah gw ada spanduk PKS TOLAK KENAIKAN BBM, plus potret dan nomor urut calegnya.

ustadz2 cabul di PKS itu bikin bingung, selain cumi sama sapi, apalagi yg mereka pikirin sampe stress gitu, ga bisa bedain mana yg pantes dan mana yang ga pantes dalam etika. jangan2 memang bener kata para kaskuser di mari, PKS gak nolak kenaikan Bahan Bakar Minyak, yang mereka tolak itu kenaikan Bahan Bakar cumi

dalam sejarah politik di Indonesia, kayaknya baru PKS inilah yang mencetak rekor raja bebal. yang lain meski sama2 korup dan menyebalkan, tapi gak se-vulgar PKS memamerkan kebebalannya.