- Beranda
- The Lounge
Pilih Mana? Ramping Tapi Berlemak atau Gemuk Tapi Otot Semua
...
![max629](https://s.kaskus.id/user/avatar/2010/09/29/avatar2120883_1.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
max629
Pilih Mana? Ramping Tapi Berlemak atau Gemuk Tapi Otot Semua
![Pilih Mana? Ramping Tapi Berlemak atau Gemuk Tapi Otot Semua](https://dl.kaskus.id/imageshack.us/a/img199/2922/opt090249bodybuildingme.jpg)
Spoiler for :
Jakarta - Memiliki tubuh ramping adalah idaman hampir semua orang, bahkan disarankan oleh para ahli kesehatan. Namun mendasarkan penilaian hanya pada Body Mass Index (BMI) dinilai kurang akurat, sebab gemuk atau kurus bukan jaminan hidup sehat.
BMI merupakan perbandingan antara tinggi badan dan berat badan. Seseorang dengan BMI di bawah 18,5 kg/m2 dikatakan underweight atau terlalu kurus, 18,5-24,9 kg/m2 dikatakan normal, 25-29,9 kg/m2 termasuk overweight sedangkan 30 kg/m2 ke atas disebut obesitas.
Perbandingan yang dalam Bahasa Indonesia disebut juga Indeks Massa Tubuh (IMT) ini banyak digunakan untuk menilai risiko penyakit kronis seperti gangguan jantung, diabetes dan sindrom metabolik lainnya. Namun demikian, BMI bukan satu-satunya indikator kesehatan.
"BMI adalah salah satu indeks yang tidak valid karena tidak bisa memberikan gambaran komposisi secara keseluruhan," kata seorang praktisi kesehatan, dr Phaidon L Toruan, saat dihubungi detikHealth, seperti ditulis pada Rabu (12/6/2013).
Dijelaskan oleh dr Phaidon, tubuh manusia terdiri dari berbagai komponen yakni tulang, lemak, organ dalam, dan otot. Tulang dan organ dalam relatif tidak berubah-ubah komposisinya, namun lemak dan otot mudah sekali berubah tergantung diet dan aktivitas fisik.
Seseorang yang memiliki BMI normal misalnya, belum tentu sehat jika ternyata komposisi lemaknya terlalu banyak dibandingkan otot dan komponen lainnya. Demikian juga meski BMI sudah masuk overweight, jika lemaknya sedikit maka belum tentu rentan penyakit.
Sebagai gambaran, atlet binaraga sangat mungkin memiliki berat badan yang tidak proporsional jika diukur dengan perhitungan BMI. Meski mungkin terbilang overweight, kondisinya bisa sangat sehat karena yang berat adalah massa otot sedangkan lemaknya sangat sedikit.
Hal itu dibenarkan pula oleh dr Michael Triangto, SpKO, pakar kesehatan olahraga dari RS Mitra Kemayoran yang juga pernah menangani para atlet bulutangkis nasional di Pengurus Besar PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia).
"Misalnya ada orang yang berat dan tingginya sama, yakni 90 kg dan 170 cm. Walau sama, salah satu bisa jadi adalah true obese dan yang satu lagi berat karena otot. Kalau hanya pakai BMI tidak memadai," jelas dr Michael.
Bagaimana caranya mengukur lemak? Cara paling mudah untuk mengetahui komposisi lemak seperti dikatakan oleh dr Michael adalah dengan cara menggunakan fat analyzer. Caranya dengan mencubit bagian tertentu, bila mudah dicubit maka timbunan lemak di bawah kulit lebih banyak dibandingkan jika susah dicubit.
Bagi yang gemar berolahraga di pusat-pusat kebugaran, bisa juga dengan menggunakan fat analyzer digital yang menggunakan pantulan gelombang impedansi. Tinggal berdiri di atas alat, maka kadar lemak, otot, tulang dan cairan akan terpindai secara otomatis.
"Untuk screening ala seperti ini cukup akurat. Tetapi pengukurannya kan berdiri, sedangkan cairan di dalam tubuh ada di tempat paling rendah jadi akurasinya juga tidak bisa 100 persen dipercaya. Kalau bisa, cari yang pengukurannya tidur sehingga yang diukur di permukaan kulitnya," jelas dr Michael.
Kadar lemak yang normal menurut dr Michael ditentukan oleh usia dan jenis kelamin. Namun sebagai gambaran saja, dr Phaidon mengatakan kadar lemak pada laki-laki maupun perempuan sebesar 20 persen masih bisa dikatakan sehat. Jika lebih dari 30 persen, harus hati-hati karena akan banyak menghadapi risiko kesehatan seperti gangguan jatung dan diabetes.
Lebih spesifik lagi, distribusi lemak juga mempengaruhi risiko kesehatan. Komposisi lemak yang tinggi namun terdistribusi merata ke seluruh tubuh relatif lebih aman dibandingkan yang terkonsentrasi di daerah tertentu khususnya perut. Lemak perut atau disebut juga visceral fat yang ditandai dengan perut buncit merupakan indikator paling kuat untuk mengalami berbagai masalah kesehatan.
[URL="m.detik..com/health/read/2013/06/12/090130/2270907/775/pilih-mana-ramping-tapi-berlemak-atau-gemuk-tapi-otot-semua"]SUMBER[/URL]
BMI merupakan perbandingan antara tinggi badan dan berat badan. Seseorang dengan BMI di bawah 18,5 kg/m2 dikatakan underweight atau terlalu kurus, 18,5-24,9 kg/m2 dikatakan normal, 25-29,9 kg/m2 termasuk overweight sedangkan 30 kg/m2 ke atas disebut obesitas.
Perbandingan yang dalam Bahasa Indonesia disebut juga Indeks Massa Tubuh (IMT) ini banyak digunakan untuk menilai risiko penyakit kronis seperti gangguan jantung, diabetes dan sindrom metabolik lainnya. Namun demikian, BMI bukan satu-satunya indikator kesehatan.
"BMI adalah salah satu indeks yang tidak valid karena tidak bisa memberikan gambaran komposisi secara keseluruhan," kata seorang praktisi kesehatan, dr Phaidon L Toruan, saat dihubungi detikHealth, seperti ditulis pada Rabu (12/6/2013).
Dijelaskan oleh dr Phaidon, tubuh manusia terdiri dari berbagai komponen yakni tulang, lemak, organ dalam, dan otot. Tulang dan organ dalam relatif tidak berubah-ubah komposisinya, namun lemak dan otot mudah sekali berubah tergantung diet dan aktivitas fisik.
Seseorang yang memiliki BMI normal misalnya, belum tentu sehat jika ternyata komposisi lemaknya terlalu banyak dibandingkan otot dan komponen lainnya. Demikian juga meski BMI sudah masuk overweight, jika lemaknya sedikit maka belum tentu rentan penyakit.
Sebagai gambaran, atlet binaraga sangat mungkin memiliki berat badan yang tidak proporsional jika diukur dengan perhitungan BMI. Meski mungkin terbilang overweight, kondisinya bisa sangat sehat karena yang berat adalah massa otot sedangkan lemaknya sangat sedikit.
Hal itu dibenarkan pula oleh dr Michael Triangto, SpKO, pakar kesehatan olahraga dari RS Mitra Kemayoran yang juga pernah menangani para atlet bulutangkis nasional di Pengurus Besar PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia).
"Misalnya ada orang yang berat dan tingginya sama, yakni 90 kg dan 170 cm. Walau sama, salah satu bisa jadi adalah true obese dan yang satu lagi berat karena otot. Kalau hanya pakai BMI tidak memadai," jelas dr Michael.
Bagaimana caranya mengukur lemak? Cara paling mudah untuk mengetahui komposisi lemak seperti dikatakan oleh dr Michael adalah dengan cara menggunakan fat analyzer. Caranya dengan mencubit bagian tertentu, bila mudah dicubit maka timbunan lemak di bawah kulit lebih banyak dibandingkan jika susah dicubit.
Bagi yang gemar berolahraga di pusat-pusat kebugaran, bisa juga dengan menggunakan fat analyzer digital yang menggunakan pantulan gelombang impedansi. Tinggal berdiri di atas alat, maka kadar lemak, otot, tulang dan cairan akan terpindai secara otomatis.
"Untuk screening ala seperti ini cukup akurat. Tetapi pengukurannya kan berdiri, sedangkan cairan di dalam tubuh ada di tempat paling rendah jadi akurasinya juga tidak bisa 100 persen dipercaya. Kalau bisa, cari yang pengukurannya tidur sehingga yang diukur di permukaan kulitnya," jelas dr Michael.
Kadar lemak yang normal menurut dr Michael ditentukan oleh usia dan jenis kelamin. Namun sebagai gambaran saja, dr Phaidon mengatakan kadar lemak pada laki-laki maupun perempuan sebesar 20 persen masih bisa dikatakan sehat. Jika lebih dari 30 persen, harus hati-hati karena akan banyak menghadapi risiko kesehatan seperti gangguan jatung dan diabetes.
Lebih spesifik lagi, distribusi lemak juga mempengaruhi risiko kesehatan. Komposisi lemak yang tinggi namun terdistribusi merata ke seluruh tubuh relatif lebih aman dibandingkan yang terkonsentrasi di daerah tertentu khususnya perut. Lemak perut atau disebut juga visceral fat yang ditandai dengan perut buncit merupakan indikator paling kuat untuk mengalami berbagai masalah kesehatan.
[URL="m.detik..com/health/read/2013/06/12/090130/2270907/775/pilih-mana-ramping-tapi-berlemak-atau-gemuk-tapi-otot-semua"]SUMBER[/URL]
Jangan lupa
![Rate 5 Star emoticon-Rate 5 Star](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ohtvqnpxx.gif)
Bagi yg berkenan ngasih
![Blue Guy Cendol (L) emoticon-Blue Guy Cendol (L)](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ox6pblpkt.gif)
Dan jangan lupa gan budidayakan komen
![2 Jempol emoticon-2 Jempol](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ly1x373yj.gif)
0
1.9K
Kutip
15
Balasan
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
![The Lounge](https://s.kaskus.id/r200x200/ficon/image-21.png)
The Lounge![KASKUS Official KASKUS Official](https://s.kaskus.id/kaskus-next/next-assets/images/icon-official-badge.svg)
923.4KThread•84.5KAnggota
Urutkan
Terlama
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya