- Beranda
- The Lounge
Penggunaan ponsel di pesawat
...
TS
danastri2009
Penggunaan ponsel di pesawat
Gara-gara tweet Farhat ini :
8. Main HP/ Nelpon Di pesawat ! Gak pa pa dan gak bikin pesawat jatuh ! Hanya bikin pramugari sewot doang !Hanya bikin penumpang dipenjara
— Farhat Abbas (@farhatabbaslaw) June 7, 2013
Jadi penasaran tentang penggunaan telepon selular di pesawat...
Cekibrot gan
8. Main HP/ Nelpon Di pesawat ! Gak pa pa dan gak bikin pesawat jatuh ! Hanya bikin pramugari sewot doang !Hanya bikin penumpang dipenjara
— Farhat Abbas (@farhatabbaslaw) June 7, 2013
Jadi penasaran tentang penggunaan telepon selular di pesawat...
Cekibrot gan
Quote:
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui dampak dari penggunaan telepon selular dalam penerbangan. Hasilnya, sebagian menyatakan bahwa sistem elektronik penerbangan terlindungi dengan sangat baik sehingga kecil kemungkinan untuk terinterferensi oleh sinyal lain. Ini menegaskan bahwa tidak ada korelasi antara sinyal perangkat elektronik dengan anomali dalam penerbangan.
Sementara sebagian hasil penelitian yang lain menyatakan bahwa telah ada kesepakatan dalam industri penerbangan, penggunaan telepon selular berpotensial menimbulkan risiko interferensi terhadap perangkat elektronik pesawat yang memiliki lebih dari 15 sistem radio. Otoritas Penerbangan Sipil Inggris pada tahun 2000 telah melakukan studi yang menyimpulkan bahwa : level interferensi dari sinyal telepon selular cukup tinggi pada perangkat penerbangan berstandar sebelum Juli 1984. Tapi karena perangkat yang mengacu pada standar ini masih digunakan pada pesawat model lama dan dapat dipasang di pesawat tipe baru, maka demi alasan keamanan sampai saat ini tetap dilakukan larangan penggunaan telepon selular dalam penerbangan.
Dan sejauh ini, sebagian regulator dan industri penerbangan mengambil posisi menghindari segala risiko dengan memberlakukan larangan penggunaan telepon selular dalam penerbangan. Ini jauh lebih baik dibanding risiko membahayakan jiwa manusia dan timbulnya kerugian materiil yang sangat besar jika terjadi suatu insiden penerbangan.
Dari aspek telekomunikasi, kecepatan pesawat yang sangat tinggi akan sulit diikuti oleh sistem telekomunikasi bergerak. Sistem ini didesain untuk penggunaan maksimal dalam mobil kecepatan tinggi (di bawah kecepatan pesawat terbang), yang mengakibatkan sistem gagal untuk register ke jaringan dan melakukan retry registrasi terus menerus.
Tapi risiko dan kesulitan teknis di atas tidaklah menjadi pintu tertutup bagi penggunaan telepon dalam penerbangan. Layanan ini sebetulnya sudah dilakukan di banyak negara termasuk di Eropa, meskipun Badan Federal Aviation Administration (FAA) dan Federal Communications Commission (FCC) Amerika Serikat masih melakukan pelarangan terhadap maskapai dari negara tersebut.
Implementasi in-flight phone di penerbangan saat ini
Sejak tahun 1980-an, penggunaan telepon dalam penerbangan sudah diperkenalkan melalui layanan Airfone yang berbasis teknologi radio. Tapi pada tahun 2006, Airfone diakuisisi oleh Verizon dan sejak itu memutuskan tidak lagi terjun dalam bisnis in-flight phone.
Pada tanggal 20 Maret 2008, Emirates Airline menjadi maskapai pertama yang membolehkan penggunaan telepon selular dalam penerbangan. Penerbangan bersejarah ini bernomor EK751, yang menggunakan pesawat Airbus A340-300 dengan rute Dubai – Casablanca. Teknologi yang digunakan bekerja sama dengan AeroMobile.
Peminat layanan ini meningkat cukup drastis. Pada 9 bulan pertama sejak peluncurannya, pengguna layanan ini mencapai 50 ribu penumpang. Dan dalam tempo 2 bulan kemudian, sudah mencapai 100 ribu pengguna. Per Februari 2011, telah 5 juta penumpang mengaktifkan telepon selularnya dalam pesawat Emirates Airlines.
Teknologi yang digunakan Aero Mobile adalah GSM dengan coverage berukuran picocell. Picocell adalah suatu sel base station yang digunakan dalam sistem selular jaringan telekomunikasi bergerak, dengan luas kurang dari 200 meter. Sel ukuran ini biasa digunakan di gedung perkantoran atau mal di mana coverage dari sinyal outdoor sulit menembus dinding bangunan. Miniatur base station dalam pesawat inilah yang berfungsi me-relay sinyal melalui satelit atau sistem selular teresterial dengan frekuensi yang berbeda.
Sistem ini didesain dapat beroperasi pada ketinggian minimum 3000 meter (9800 kaki) sehingga tidak berinterferensi dengan sistem selular di darat dan didesain kompatibel dengan sistem navigasi di pesawat. Hingga saat ini, Aero Mobile telah bekerja sama dengan maskapai Emirates Airline, Qantas, V Australia, Malaysia Airlines, Lufthansa, Air New Zealand, Cathay Pacific, Dragonair, SAS, dan yang terbaru Virgin Atlantic pada bulan Mei 2012.
Jadi kesimpulannya, karena hampir semua penerbangan di Indonesia belum menerapkan teknologi in flight phone, jadi penggunaan telepon selular jelas DILARANG selama di dalam pesawat. Di Indonesia, penggunaan ponsel di pesawat baru ada di penerbangan tertentu Batik Air (cmiiw) dan baru sebatas rencana di Garuda Indonesia. Sriwijaya Air, jelas belum bisa gan!
Sementara sebagian hasil penelitian yang lain menyatakan bahwa telah ada kesepakatan dalam industri penerbangan, penggunaan telepon selular berpotensial menimbulkan risiko interferensi terhadap perangkat elektronik pesawat yang memiliki lebih dari 15 sistem radio. Otoritas Penerbangan Sipil Inggris pada tahun 2000 telah melakukan studi yang menyimpulkan bahwa : level interferensi dari sinyal telepon selular cukup tinggi pada perangkat penerbangan berstandar sebelum Juli 1984. Tapi karena perangkat yang mengacu pada standar ini masih digunakan pada pesawat model lama dan dapat dipasang di pesawat tipe baru, maka demi alasan keamanan sampai saat ini tetap dilakukan larangan penggunaan telepon selular dalam penerbangan.
Dan sejauh ini, sebagian regulator dan industri penerbangan mengambil posisi menghindari segala risiko dengan memberlakukan larangan penggunaan telepon selular dalam penerbangan. Ini jauh lebih baik dibanding risiko membahayakan jiwa manusia dan timbulnya kerugian materiil yang sangat besar jika terjadi suatu insiden penerbangan.
Dari aspek telekomunikasi, kecepatan pesawat yang sangat tinggi akan sulit diikuti oleh sistem telekomunikasi bergerak. Sistem ini didesain untuk penggunaan maksimal dalam mobil kecepatan tinggi (di bawah kecepatan pesawat terbang), yang mengakibatkan sistem gagal untuk register ke jaringan dan melakukan retry registrasi terus menerus.
Tapi risiko dan kesulitan teknis di atas tidaklah menjadi pintu tertutup bagi penggunaan telepon dalam penerbangan. Layanan ini sebetulnya sudah dilakukan di banyak negara termasuk di Eropa, meskipun Badan Federal Aviation Administration (FAA) dan Federal Communications Commission (FCC) Amerika Serikat masih melakukan pelarangan terhadap maskapai dari negara tersebut.
Implementasi in-flight phone di penerbangan saat ini
Sejak tahun 1980-an, penggunaan telepon dalam penerbangan sudah diperkenalkan melalui layanan Airfone yang berbasis teknologi radio. Tapi pada tahun 2006, Airfone diakuisisi oleh Verizon dan sejak itu memutuskan tidak lagi terjun dalam bisnis in-flight phone.
Pada tanggal 20 Maret 2008, Emirates Airline menjadi maskapai pertama yang membolehkan penggunaan telepon selular dalam penerbangan. Penerbangan bersejarah ini bernomor EK751, yang menggunakan pesawat Airbus A340-300 dengan rute Dubai – Casablanca. Teknologi yang digunakan bekerja sama dengan AeroMobile.
Peminat layanan ini meningkat cukup drastis. Pada 9 bulan pertama sejak peluncurannya, pengguna layanan ini mencapai 50 ribu penumpang. Dan dalam tempo 2 bulan kemudian, sudah mencapai 100 ribu pengguna. Per Februari 2011, telah 5 juta penumpang mengaktifkan telepon selularnya dalam pesawat Emirates Airlines.
Teknologi yang digunakan Aero Mobile adalah GSM dengan coverage berukuran picocell. Picocell adalah suatu sel base station yang digunakan dalam sistem selular jaringan telekomunikasi bergerak, dengan luas kurang dari 200 meter. Sel ukuran ini biasa digunakan di gedung perkantoran atau mal di mana coverage dari sinyal outdoor sulit menembus dinding bangunan. Miniatur base station dalam pesawat inilah yang berfungsi me-relay sinyal melalui satelit atau sistem selular teresterial dengan frekuensi yang berbeda.
Sistem ini didesain dapat beroperasi pada ketinggian minimum 3000 meter (9800 kaki) sehingga tidak berinterferensi dengan sistem selular di darat dan didesain kompatibel dengan sistem navigasi di pesawat. Hingga saat ini, Aero Mobile telah bekerja sama dengan maskapai Emirates Airline, Qantas, V Australia, Malaysia Airlines, Lufthansa, Air New Zealand, Cathay Pacific, Dragonair, SAS, dan yang terbaru Virgin Atlantic pada bulan Mei 2012.
Jadi kesimpulannya, karena hampir semua penerbangan di Indonesia belum menerapkan teknologi in flight phone, jadi penggunaan telepon selular jelas DILARANG selama di dalam pesawat. Di Indonesia, penggunaan ponsel di pesawat baru ada di penerbangan tertentu Batik Air (cmiiw) dan baru sebatas rencana di Garuda Indonesia. Sriwijaya Air, jelas belum bisa gan!
0
1.3K
Kutip
6
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
922.7KThread•82.2KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru