Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

cascu5Avatar border
TS
cascu5
Habibie Dan Karya Dirgantaranya Untuk Indonesia
 Habibie Dan Karya Dirgantaranya Untuk Indonesia
Quote:


Sejarah perakitan
Pemaparan program produksi N250 sebenarnya sudah dilakukan sejak 1987 namun dalam kalangan terbatas. Baru pada saat Direktur Utama IPTN BJ Habibie menandatangani perjanjian kerjasama pemasaran dengan Presiden Aero Militair (AMD-AB) Sergei Dassault dalam Pameran Kedirgantaraan di Le Bourget, Paris, 1989, N250 diumumkan secara luas.

N250 yang berpenggerak baling-baling itu diperkenalkan sebagai pesawat komuter 50 kursi dan akan menggunakan teknologi canggih yang masih dirahasiakan. Pesawat ini direncanakan terbang perdana pada 1995.

Survei dari sisi komersial, N250 juga dianggap sangat menguntungkan. Titik impasnya hanya 200 unit. Padahal keperluan domestik Indonesia saja bisa menyerap 400 unit. Pada acara di Le Bourget itu pula diumumkan bahwa maskapai Merpati Nusantara sudah memesan 65 unit dan Bouraq 62 unit. Saat itu N250 dihargai 10-11 juta dolar AS. Tak pelak, para pesaingnya, yakni Saab 2000, Dash 8, ATR-42, Fokker F50, Le-610G dan Il-114 segera menunggu dengan harap-harap cemas.

Pada tahun 1991, Habibie mengumumkan teknologi yang dirahasiakannya. Teknologi tersebut adalah fly-by-wire (fbw) yang saat itu hanya dipakai oleh dua pabrikan besar yaitu Boeing dan Airbus untuk pesawat-pesawat jet tertentu. Fbw adalah sistem pengontrolan pesawat yang sepenuhnya dilakukan oleh komputer. Pemakaian sistem ini untuk pesawat baling-baling dianggap sebagai ide gila. Namun Habibie jalan terus.

Dalam perjalanan pengerjaan, pesawat ini mengalami beberapa perubahan. Desember 1991, rancang bangun N250 sedikit diubah. Sayap ekor pesawat yang semula low-tail (di bawah) diubah menjadi T-tail (di atas). Perubahan ini atas rekomendasi tim ilmuwan dari Puspitek, Serpong untuk optimalisasi kinerja pesawat. Tahun 1993, prototipe 1 (PA-1) yang sudah setengah jadi menjalani pengujian di Pusat Uji Penerbangan (FTC). Pengujian dititikberatkan pada faktor aerodinamis, struktur, kontrol kemudi, proteksinya terhadap kilat, sistem hidrolik dan landing gear (roda pendarat).

Di tengah uji coba, Habibie melakukan gebrakan kembali. Habibie menyatakan pesawat akan diperbesar kapasitasnya dari 50 menjadi 70 kursi. Menurutnya, pasar di Asia Tenggara akan lebih besar pada pesawat berkapasitas ini. “Tak ada masalah dalam engineering-nya. Sayap dan mesinnya tetap, kecuali badannya saja diperpanjang dan landing gear diperkuat, “ ujarnya waktu itu. Habibie juga menyatakan terobosan seperti itu biasa dilakukan Boeing dan Airbus. Dengan kata lain, hal itu tidak aneh dalam industri rancang bangun pesawat. Bahkan dengan mengembangkan kapasitas pesawat, pesaing N250 akan berkurang menjadi hanya dua. Yaitu ATR-72 dan ATP buatan British Aerospace.
sumber

Spoiler for "peluncuran pesawat N250":


Spoiler for "foto bersama N250":


video peluncuran N250
[youtube]A-oktz2tdy0[/VIMEO][/youtube]


N250 Mimpi Anak Bangsa Yang Terhenti Karena Krisis.


Pesawat N250 murni merupakan rancang bangun anak bangsa. Pesawat N250 dirancang mempunyai kapasitas penumpang 50 orang. Kapasitas penumpang berkisar 50 memang diprediksi akan menguasai pangsa pasar pesawat komersial. Pesawat N250 ciptaan BJ Habibie merupakan pesawat yang diyakini bakal laris manis di industri penerbangan. Namun proyek tersebut dihentikan saat krisis 1998. Kalau pesawat ini berhasil terbang, maka tidak akan ada 1.500 unit pesawat ATR di dunia ini.

"Kalau saja N250 itu berhasil terbang, artinya seluruh sertifikasi sudah dipenuhi. Pesawat ini akan laris manis di dunia penerbangan, industri penerbangan kita akan jauh lebih besar lagi,"ucap Vice President PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Irzal Rinaldi Zailani kepada detikFinance di The 12th Langkawi International Maritime & Aerospace & Exhibition, Malaysia, Rabu (27/3/2013).

Saat N250 dikembangkan BJ Habibie, belum ada pesawat dengan kelas yang sama di dunia ini. Jika dulu pesawat ini lolos dan terbang untuk sipil, pesawat ATR jenis 72 dan 42 tidak akan ada sampai terjual 1.500 unit.

"Bahkan mungkin tidak akan ada (ATR), karena kelas N250 dulu dengan ATR 72 dan 42 saat ini masih jauh di atasnya," ucap Irzal.

"Asal anda tahu N250 itu mesinnya spesial, dibuat khusus, kalau mobil itu N250 itu Mercy. ATR itu mesinnya Avanza, serius. Karena N250 jauh lebih irit dan cepat karena spesial, kursinya sudah 50 dan harga hampir sama. Coba sekarang bandingkan harganya hampir sama, irit, jauh lebih cepat, jumlah kursi sama, pilih mana? Tentunya N250-lah," sambung Vice President Corporate Communication PT DI, Sonny Ibrahim.
Namun kemunculan N250 ini membuat banyak negara khawatir. Apa yang terjadi?

"Dari 150 BUMN yang ada, hanya 1 BUMN yakni PT DI dulu IPTN yang dikenakan keputusan IMF untuk dihentikan proyek N250. Aneh kan? Ya itulah yang terjadi," tandas Sonny.

Sekarang, pesawat bermesin proSENSOR ini mangkrak. Dua tipe N250 versi Gatot Kaca berpenumpang 50 orang dan N250 versi Krincing Wesi berpenumpang 70 orang ini hanya menjadi besi tua di Apron atau parkir pesawat milik PT DI di dekat landasan Bandara Husein Sastranegara Bandung.

"Kalau mau menghidupkan si 'Gatot Kaca' ini bisa saja, namun butuh upaya besar. "Tapi butuh upaya yang besar karena seluruh sistemnya harus di upgrade dengan sistem dan teknologi yang baru," tandasnya.

Seperti diketahui N250 adalah pesawat untuk penerbangan sipil yang dibangun oleh IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara) sekarang namanya PT Dirgantara Indonesia.

Namun karena ada negara besar yang menilai N250 bisa berdampak besar dan menguasai industri penerbangan di dunia, oleh IMF diminta proyek ini dihentikan

Spoiler for "N250 lepas landas":


Spoiler for "N250":


[URL="http://finance.detik..com/read/2013/03/27/155219/2205369/1036/kalau-n250-buatan-habibie-berhasil-tak-akan-ada-atr-72-buatan-prancis"]sumber[/URL]

Ironi Perakitan Airbus C 295 PT Dirgantara Indonesia
Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia, Budi Santoso mengakui perkembangan teknologi kedirgantaraan PT DI mandeg, sejak para insinyur mereka tidak menyentuh proyek bermuatan teknologi tinggi. Hak ini terjadi sejak pemerintah menghentikan proyek pembuatan pesawat N 250. Saat krisis ekonomi RI tahun 1998, IMF meminta Indonesia menghentikan pembangunan N 250 dengan asalan menyedot keuangan negara. Pemerintah patuh dengan permintaan IMF, padahal N 250 kala itu telah terbang dan tinggal membutuhkan lisensi terbang regional.

Kini 18 Mei 2012, Airbus Military datang ke Indonesia menawarkan kerjasama perakitan C 295.

Apa komentar Dirut PT DI tentang pesawat c 295 ?. “Pesawat ini pengembangan dari CN 235, sehingga tidak sulit untuk membuatnya”, ujar Budi Santoso, usai menandatangani kerjasama.

Ironis sekali bukan ?. Para insinyur PT DI kini merakit C 295 milik Eropa, sementara pesawat N 250, menjadi pajangan di museum. Siapa yang bodoh dalam kasus ini ?.

Ternyata IMF melarang Indonesia membuat pesawat N-250 karena punya motif lain. Negara Eropa membuat pesawat di kelas yang sama, dan tidak ingin ada saingan.

Kunjungan Habibie
Mari kita dengarkan komentar bapak penerbangan Indonesia BJ Habibie saat berkunjung ke Kantor Garuda Indonesia, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang – Banten, 12 Januari 2012 silam:

Quote:


Apa yang disampaikan BJ Habibie benar adanya, bahkan lebih ironis lagi. Kini insinyur generasi baru di PT DI merakit 9 C 295 Airbus, yang tekonologinya sebenarnya setara dengan N 250 yang diproduksi PT DI pada tahun 1997.

 Habibie Dan Karya Dirgantaranya Untuk Indonesia

Mengapa PT DI menerima ?.
PT DI kini relatif mati suri, tidak melakukan terobosan apapun. Para insinyur hanya membuat berbagai varian CN 235 yang sudah biasa mereka kerjakan. Mereka juga membuat berbagai jenis helikopter, yang sudah hapal di luar kepala. Dengan adanya C 295 ini, para insinyur PT DI diharapkan mendapat tambahan teknologi baru, setelah mereka absen sejak tahun 1997.

“Ini adalah momen yang membanggakan bagi negara kita dan industri kedirgantaraan nasional”, ujar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. Mungkin Pak Menhan lupa dengan sejarah N250.

Dirut PT DI menargetkan jadi pemasok utama (tier 1) bagi C293 Airbus. Jika demikian adanya, tentu Eropa akan senang. Orang Indonesia mengerjakan seluruhnya, mereka tinggal ongkang ongkang kaki sambil menerima keuntungan dari lisensi dan laba yang ditentukan.

Kita jadi ingat dengan ucapan BJ Habibie tahun 1997 saat proyek N250 dihentikan: “Saya bilang ke Presiden, kasih saya uang 500 juta dollar dan N250 akan menjadi pesawat terhebat yang mengalahkan ATR, Bombardier, Dornier, Embraer ddan lain lain. kita tak perlu tergantung dengan negara manapun”.

sumber
Diubah oleh cascu5 11-06-2013 11:11
0
7.2K
51
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84.3KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.