HASIL survei Center for Strategic and International Studies (CSIS) menempatkan Gubernur DKI Jakarta Joko “Jokowi” Widodo di peringkat pertama sebagai tokoh calon presiden (capres) alternatif.

“Pada dasarnya (hasil) ini bukan soal ”fenomena Jokowi” semata, melainkan bahwa masyarakat Indonesia benar-benar mengharapkan calon pemimpin alternatif, yaitu Jokowi atau calon alternatif lain,” kata peneliti CSIS Philip Jurius Vermonte di Jakarta, Minggu 26 Mei 2013.

Sejumlah nama tokoh capres yang disebutkan oleh 1.635 responden antara lain Jokowi (28,6 persen), Prabowo Subianto (15,6 persen), Aburizal Bakrie (7 persen), Megawati (5,4 persen) dan Jusuf Kalla (3,7 persen).

Sementara itu, pengamat politik sekaligus peneliti senior CSIS Joseph Kristiadi mengatakan kemunculan Jokowi bertepatan dengan momentum pencarian tokoh capres alternatif, terlepas dari opini bahwa mantan walikota Solo itu baru menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Lebih dari separuh responden (53,9 persen) menyatakan setuju jika Jokowi maju sebagai kandidat capres meskipun masih menjabat sebagai Gubernur. “Kesulitan Jokowi untuk mendapatkan dukungan partai masih dipersoalkan, tetapi kalau tingkat elektabilitasnya mencapai 50 persen pasti dia akan diperebutkan oleh partai-partai,” kata Kristiadi.

Namun demikian, Kristiadi berharap nama-nama tokoh alternatif lain juga dapat muncul sebagai capres, sehingga Jokowi tidak selalu disandingkan dengan tokoh-tokoh lama seperti dalam hasil survei itu. “Salah satu hal yang bisa menjadikan Pemilu 2014 menjadi titik terang dan memberikan harapan adalah dengan mengeksploitasi nama-nama selain yang sudah pernah muncul,” katanya.

Oleh karena itu, politik pemberitaan mengenai tokoh capres alternatif menjadi penting karena masyarakat dapat diberikan beberapa pilihan baru sebagai capres.

Hasil survei yang dilakukan 9-16 April itu menunjukkan nama Jokowi menjadi tokoh alternatif yang langsung muncul di benak para responden (top of mind) tanpa disodori daftar pilihan nama tokoh.

Temuan tersebut diperoleh dari wawancara terhadap responden di 31 provinsi di Tanah Air, yang dilakukan secara acak bertingkat, mulai dari tingkat kelurahan, RT hingga kepala keluarga.|ant.hms|

1. Interpelasi KJS oleh pengusung yg didominasi fraksi PD menurut saya adalah sebuah skenario politis percobaan untuk kepentingan 2014

2. Kita sama2 bisa melihat dengan jelas mana kritik u/ Gub DKI yg tulus dan mana kritik dengan kepentingan politik tertentu dr DPRD DKI

3. Kenapa hanya PD dan sedikit anggota fraksi PG yg ribut mengusung interpelasi KJS untuk Jokowi? PG belakangan ada isue mundur dr interpelasi

4. Menurut saya, Skenario interpelasi yg ujungnya menurunkan Jokowi dr kursi Gub DKI emg bertujuan serius menurunkan Jokowi dari jabatannya

5. Tapi jangan salah ya! PD berniat menurunkan Jokowi dr kusri gubernur tentunya bukan dengan sebuah itikad yang tidak baik. **Ada tujuan mulia

6. Andai tujuan mulia Fraksi PD di DPRDI DKI diketahui, kemungkinan Jokowi akan dengan senang hati menyambut interpelasi ini krn untungin bgt

7. Tujuan mulia tersebut adalah RI 1 untuk 2014. hehe.. Pastinya Jokowi juga tergiur dgn kursi empuk sbg puncak prestisius seorang politisi

8. Jokowi adlh seorang fenomenal yg telah berhasil merebut hati warga Jakarta dan bahkan merebut hati rakyat Indonesia brdasarkan brbg polsters

9. Partai mana yg nggak tergiur dgn elektabilitas Jokowi untuk 2014? Semua partai akan tergiur dgn elektabilitas Jokowi

10. Sayang, elektabilitas Jokowi tersbeut terbelenggu oleh ikrar janji Jokowi sendiri yaitu "nggak akan tinggalin jakarta untuk 2014"

11. Jika jokowi memaksa ikut pertarungan R1 2014, Peluang untuk dia sangat terbuka meski resiko integritas dia harus dikorbankan u/ mencapainya

12. resiko besar tsb adalah jokowi akan dicap sbg orang pencari jabatan, nggak amanah dan merk oportunis akan segera melekat thd Jokowi

13. Itu adalah sebuah konsekuensi yang akan diterima Jokowi jika maksa menerima pinangan sebuah partai untuk maju pada pilpres 2014

14. Muncul sebuah partai yg bernama Demokrat. Partai yg terus menggali kubur karena berbagai permasalahan internal yg nggak kunjung tuntas

15. Partai ini sangat butuh seorang yg bisa menyelamatkan eksistensinya di percaturan politik.Namun, adakah kadernya yg mampu selametin PD 2014?

16. Dari berbagai analisis pribadi saya yg diperkuat hasil survey brbagai polster menunjukan PD akan semakin terpuruk di 2014 tanpa penyelamat

17. Jokowi dianggap guardian angel yg mampu memutihkan & menyelamatkan partai manapun karena elektabilitasnya yg sangat tinggi

18. Terawangan saya, partai manapun yg declare Jokowi untuk capres mrk di 2014 dprediksi akan mendapt dukungan luas dari rakyat Indonesia

19. Peluang Jokowi ini belakangan dicermati oleh Demokrat. Loby langsung oleh PD ke jokowi sangat susah karena dipager rapet oleh PDIP,

20. Loby langsung ke PDIP susah karena alasan emosi antara Mega-SBY yg nggak kunjung berakhir sejak SBY dianggap menghianati Mega pd 2004

21. Slah satu cara aman memungut Jokowi adalah dengan cara mendongkelnya dari jabatan Gub DKI. Salah satunya melalui Interpelasi KJS

22. Interpelasi Jokowi akan sangat menguntungkan untuk Jokowi pada tahun 2014. elektabilitas besar ditambah peran terdzalimi di Jakarta

23. Maka, jika interpelasi terhadap Jokowi oleh DPRD DKI terjadi, maka itu adalah skenario plg sempurna untuk memindahkan Jokowi ke Istana mrdk

24. Simpul analisis ini kelihatan sejak munculnya duet maut Jokowi-Gita Wiryawan di SCTV. Ini jelas sebuah test case pasangan u/ kpntingan 2014

25. Mampukan PD melobi Jkowi secara pribadi melalui interpelasi DPR yg kemudian akan mrk pungut sendiri u/ dijadikan capres 2014 oleh Demokrat?

26. Tentunya PDIP sbg pemegang saham akan habis2an mempertahankan Jokowi mati2an karena Jokowi asset plg penting untuk PDIP selain Megawati

27. Dukungan atas skenario ini harusnya ditembus melalui ahok. Karena Ahok juga akan dapet duren runtuh atas Interpelasi ini. he he

28. Sangat jelas. PD butuh sosok untuk naikin elektoralnya pada tahun 2014. Oknum2 PD nampaknya gak akan cukup melakukan ini tanpa ada wajah bru

29. Jokowipun kemungkinan besar tergiur tanpa harus kehilangan reputasi sbg org yang nggak menepati janjinya. bahkan add value terdzolimi dpt

30. Sejauh mana skenario ini bisa dijalankan? Uji coba publik Jokowi-Gita telah dilakukan melalui duet maut di SCTV. Kita tunggu kelanjutannya