Rabu, 29/05/2013 14:02 WIB
Tak Ada PKL, Stasiun Juanda Tampak Lebih Biru
Mulya Nurbilkis - detikNews
Stasiun Juanda (Bilkis/ detikcom)
Jakarta - Pasca penertiban pedagang di stasiun kereta Juanda oleh PT KAI, kini lobi depan stasiun tersebut tampak lengang. Sebagian penumpang pun menyambut baik hal tersebut. Walaupun ada yang juga yang merasa tertolong dengan adanya pedagang tersebut.

Pukul 13.30 WIB, lobi depan stasiun Juanda nampak lengang. Hanya ada beberapa orang yang antre di depan loket pembayaran tiket, dan petugas kebersihan yang mondar mandir membersihkan lingkungan stasiun.

Tak ada lagi penjual makanan dan minuman yang sehari-hari menjajakan jualannya untuk calon penumpang ataupun tukang ojek yang biasa mangkal di stasiun tersebut. Dinding-dinding biru yang semula tertutup oleh lapak-lapak PKL kini sudah bisa terlihat dengan lega.

Memang, pertanggal 20 Mei 2013, pedagang di lobi stasiun Juanda telah disterilisasi. Puluhan pedagang yang sebelumnya berjualan, kini sudah meninggalkan stasiun yang dindingnya didominasi warna biru itu.

Penggusuran ini dilakukan PT KAI dengan alasan untuk memberi kenyamanan bagi calon penumpang kereta. Benarkah tujuan ini terwujud?

"Sekarang jadinya lebih sepi dibawah. Dulunya banyak penjual soto ayam, nasi padang, macam-macam," ujar Rahma (23) saat ditemui di kursi tunggu depan loket penjualan tiket di Stasiun Juanda, Rabu (29/5/2013)

Sudah setahun lebih, Lisa menggunakan KRL (Kereta Listrik) untuk beraktivitas. Sehari-hari dari rumahnya, dia naik dari stasiun Pondok Cina ke stasiun Juanda untuk ke tempat kerjanya dibilangan pasar baru. Buat Lisa, sebenarnya pedagang tersebut tidak mengganggu. Hanya saja, mengganggu kerapihan stasiun.

Senada dengan Lisa, Heri (35) seorang karyawan perusahaan batu bara juga mengatakan jika stasiun Juanda saat ini sudah lebih enak dipandang karena adanya penertiban tersebut. Dia menandainya dengan menghilangnya pengemis dan pemulung yang kerap ada disekitar lobi stasiun.

"Kadang mereka suka bawa anaknya juga. Sekarang karena sudah dipagar, jadinya pada nggak ada. Tapi katanya sih kalau malam, mereka tetap tidur disini," ujar lelaki bersawo matang tersebut.

Namun, ada yang disayangkan oleh Heri dari penggusuran itu. Karena tinggal di apartmen Juanda yang tak jauh dari stasiun, ia kerap makan dan menjadi langganan seorang penjaja nasi padang di stasiun yang didominasi warna biru tersebut. Karena penggusuran pedagang, kini ia mengaku bingung mencari tempat makan yang bersih di sekitar apartemennya.

Tidak hanya Heri, Anwar (30) yang sehari-hari menempuh perjalanan Bekasi-Juanda mengaku kehilangan dengan perginya para penjaja makanan tersebut. Pasalnya, setiap hari ia selalu singgah untuk minum kopi dan roti bakar pada salah satu penjual kopi hitam langganannya.

"Biasanya kan tiap pagi, saya selalu singgah sarapan dulu sambil nunggu kereta. Namanya juga anak kos, cari yang praktis saja," ujar Anwar.

Meskipun telah dipagari dan dibenahi pada sisi dalam stasiun, sayangnya lingkungan stasiun masih kurang terbenahi. Masih ada beberapa parkir liar dan penataan transportasi umum menjadi PR bersama Pemda dan PT KAI agar menciptakan lingkungan yang nyaman bagi penumpang secara keseluruhan.

Sterilisasi pedagang di stasiun KRL Jabodetabek masih berlangsung hingga saat ini. Hari ini giliran stasiun KRL UI Depok. Sempat ada protes damai dari mahasiswa UI, namun proses penertiban bisa berlangsung dengan baik.

Source: [url]http://news.detik..com/read/2013/05/29/140224/2259131/10/tak-ada-pkl-stasiun-juanda-tampak-lebih-biru?n991102605[/url]

PT. KAI sekarang bener2 lagi berbenah ya gan semoga semakin baik saja KAI.