Kaskus

News

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Militer
  • [ANALISA] Serangan Israel ke Suriah & Masa Depan Syria

anton56Avatar border
TS
anton56
[ANALISA] Serangan Israel ke Suriah & Masa Depan Syria
5 mei 2013 Israel menyerang beberapa kompleks elite militer Syria yang memiliki keamanan yang tinggi di ibukota damaskus. Serangan itu menargetkan basis pasukan elite republic dan pusat penelitian. Pasca serangan, Israel mengerahkan unit-unit iron dome di wilayah perbatasan dekat Syria dan Lebanon selatan. Serangan ini menyusul terjadinya dua serangan Israel pada konvoi militer Syria yang diklaim akan menuju markas hizbullah di Lebanon.
Israel yakin serangan – serangan rudal itu yang dianggap oleh Syria sebagai “Tindakan Perang”, tidak akan memicu tindakan balasan karena semakin lemahnya kekuatan militer Assad. http://edition.cnn.com/2013/05/05/wo...syria-violence

Tidak mengherankan Menteri Informasi Syria dilaporkan mengatakan bahwa pemerintahannya, “Berhak untuk merespon serangan dengan caranya sendiri”, sebuah pernyataan yang dikatakan oleh rezim Assad selama bertahun – tahun setiap kali terjadinya serangan oleh oleh Israel, namun jarang diikuti tindakan balasan yang kalaupun ada tidak sebanding dengan serangan Israel. Dimana kemungkinan serangan terbaru terhadap patroli Israel adalah salah satu bentuk balasannya yang langsung dibalas balik Israel.

Rezim Assad saat ini berada dalam posisi yang semakin lemah, sehingga milisi Hizbullah menjadi elemen yang sangat penting untuk menopang rezim ini dari serangan pemberontak. Diperkirakan 2000 – 2500 milisi Hizbullah yang terlatih dilaporkan berada di Syria.

Strategi USA di Syria telah berubah terus sejak awal revolusi. Pada awalnya USA berfikir pemberontakan bisa dihancurkan aparat keamanan Assad, sehingga kebijakannya adalah menunggu dan melihat apa yang terjadi, karenanya para kaum pemberontak kesulitan mendapatkan bantuan persenjataan dari NATO sehingga mereka sempat mengancam akan meminta bantuan dari AL-Qaida. Terlebih kala itu kebanyakan kaum pemberontak tidak memiliki keahlian tempur dan strategi yang sebanding dengan pasukan Assad, kalaupun ada pembelot dari pasukan rejim jumlahnya tidak banyak dan persenjataannya minim.

Namun yang mengejutkan pemberontakan itu berubah menjadi Revolusi sehingga USA mensponsori terbentuknya Dewan nasional Syria (SNC) yang bertujuan membentuk pemerintahan transisi dan gagal di tengah jalan.http://www.foreignpolicy.com/article...shoot_straight

Kedua langkah ini terancam gagal sehingga USA melanjutkan dengan persiapan scenario terburuk yaitu mereka mereka terlibat langsung jika rezim Assad jatuh. USA terancam gagal mempersiapkan pemerintahan alternative yang akan memenuhi opini public penduduk Syria. Tentu saja ini menimbulkan dilemma tentang bagaimana agar USA terus menjaga kepentingannya di Negara yang strategis ini.

Sedari awal USA enggan mempersenjatai pihak oposisi karena adanya sentiment Islam yang kuat dalam mayoritas pejuang, terutama setelah semakin banyaknya aliran militant dari Negara – Negara arab yang membawa agenda politik islam di Syria.http://www.middle-east-online.com/en...lish/?id=56684

Selama beberapa bulan terakhir karena kurangnya pilihan yang penting bagi USA di Syria pemerintahan Obama telah melakukan strategi “Counter-Balancing” baik terhadap rezim maupun terhadap pejuang dikedua belah pihak dan tidak memberikan dukungan lebih bagi salah satu pihak sehingga keadaan dead-lock (buntu) atas konflik itu terus bertahan. Usa berharap hal ini bisa melemahkan kedua belah pihak sehingga mereka setuju bernegosiasi dan membentuk pemerintahan transisi melalui proses politik yang mendukung kepentingan USA dengan mempertahankan dominasi alawit dimasa depan.
Ancaman terbesar dari strategi “Deadlock” ini adalah Negara ini akan jatuh kedalam perang saudara yang akan meluas ke Negara – Negara tetangga Syria sehingga wilayah sekitar dilanda kekacauan. USA selain berencana mengendalikan aliran senjata bagi para pejuang, menyarankan Turki menutup perbatasannya dengan Syria. USA juga mendukung yordania dengan mengirimkan pasukannya untuk menjaga perbatasan selatan Syria. Apa yang luput atau sengaja dibiarkan adalah perbatasan Lebanon dan Iraq. Disana terdapat jalur pasukan rezim yang luas dan pintu masuk kelompok Hizbullah selain itu juga militant anti-pemerintahan syiah Iraq juga mengalir ke Syria.http://www.usatoday.com/story/news/w...erger/2066333/

Di dataran tinggi Golan yang berhadapan dengan Israel terjadi pertempuran kercil namun tidak ada yang menganggapnya ancaman yang nyata. Ancaman nyata bagi wilayah udara Israel adalah Hizbullah bukan Pemerintahan Syria, pada 2006 israel terdesak dalam perang 33 hari dilebanon saat Hizbullah mampu memberikan ancaman nyata ke wilayah pemukiman Israel. Beberapa waktu lalu pemimpin tertinggi Hizbullah Hasan Nasrullah mengumumkan bahwa kelompoknya akan terus membela Syria dan akan terus mengirimkan para pejuangnya untuk bisa memastikan Rezim Assad terus bertahan.

Dengan bantuan kepada rezim Assad yang melemah, Hizbullah mengharapkan imbalan yang mahal atas dukungannya itu berupa persenjataan yang canggih milik rezim Assad, dan jelas Israel khawatir Hizbullah akan semakin kuat dengan persenjataan baru dan itu merupakan “Garis Merah” bagi Israel.http://www.foxnews.com/world/2013/05...militia-chief/
http://articles.washingtonpost.com/2...-syria-weapons

Sementara USA menutup mata atas dukungan Hizbullah terhadap Rezim Assad demi menjaga terus berlangsungnya strategi Deadlock yang akan menyebabkan Hizbullah meningkatkan kemampuan militernya yang pada akhirnya berbenturan dengan kepentingan Israel.Oleh karena itu pengeboman ini yang diarahkan Israel pada struktur militer Assad menjadi sinyal ketidak senangan Israel atas kebijakan USA dan ancaman langsung kepada Rezim Assad untuk menghentikan transfer senjata tersebut. Obama menanggapi serangan ini dengan menyatakan, “Israel dibenarkan untuk mencegah penyediaan senjata bagi Hizbullah”.

Sehari setelah pengeboman itu, ketua Komite hubungan Luar Negeri pada senat USA, Bob Menendez dari partai democrat memperkenalkan RUU untuk mempersenjatai para pejuang Syria, yang memberi sinyal perubahan dalam kebijakan USA di Syria. RUU yang diajukan kesenat itu menyangkal terjadinya transfer teknologi rudal anti pesawat yang dibutuhkan pejuang. http://www.washingtontimes.com/news/...syrian-rebels/

USA berusaha menenangkan Israel namun berusaha tetap melanjutkan strategi contra-balancing terhadap rezim assad dan pemberontak.
Sementara itu campur tangan Israel dalam perang di Syria masih sangat terbatas, sebagian campur tangan itu adalah karena sejarah panjang Israel dan rezim Assad, yang secara konsisten mempertahankan perdamaian di sepanjang kedua Negara dan pada akhirnya Israel lebih percaya kepada Presiden Bashar Al- Assad dibandingkan Penguasa baru Syria di masa mendatang, terlebih bila kelompok militant terutama yang memiliki link dengan AQ seperti Jabal Nusral nanti menguasai Syria.

Pada Oktober 1995 Perdana Menteri Israel menghubungi Presiden Mesir Husni Mubarrak memberitahu bahwa perdamaian telah dilakukan antara Israel dan Syria, dua minggu kemudian Rabin di bunuh Yahudi Radikal dan perjanjian damai Israel – Syria ikut terkubur bersamanya. Tapi para penerus Rabin masih berharap kesepakatan damai dengan Rezim Assad tetap bertahan. Namun upaya perjanjian damai dengan Syria dilakukan oleh perdana menteri Israel baik Ehud Barak, Ehud Olmert maupun Benjamin Netanyahu.
Tujuan strategis Israel yang paling signifikan yang berkaitan dengan Syria adalah suatu perdamaian yang stabil dan itu bukan perang sipil saat ini, Israel tahu satu hal tentang Rezim Assad, selama 40 tahun mereka telah berhasil mempertahankan keadaan yang tenang sepanjang perbatasan, secara teknis kedua Negara terus berperang sejak 1948, 1967,1973 dan Syria belum secara resmi mengakui Israel namun Israel telah mampu mengandalkan pemerintah Hafez dan Bashaar al-assad untuk memaksakan Perjanjian Pemisahan Kekuatan Militer sejak tahun 1974 kedua pihak setuju untuk melakukan gencatan senjata di daratan tinggi Golan yang menjadi titik sengketa di sepanjang perbatasan kedua Negara, bahkan saat pasukan Israel dan suriah terkunci dalam pertempuran sengit tahun 1982 selama perang saudara di Lebanon perbatasan tetap tenang, suatu kondisi yang belum tentu didapat Israel dari penguasa baru Syria terutama dari kalangan pemberontak sunni.http://www.forbes.com/sites/danielfr...e-with-israel/
0
6.6K
28
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer
Militer
KASKUS Official
20.1KThread8KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.