Sulkan, seorang kakek yang tinggal di Kabupaten Malang, tepatnya di Jalan Pakis 103 mampu "menyulap" limbah bekas perlatan listrik menjadi miniatur lokomotif kereta apibernilai seni tinggi, Ngalamers. Hasil karya kakek berusia 50 tahun ini bisa Ngalamers jumpai di ruang tamu rumahnya dan di toko elektronik miliknya yang terletak bersebelehan dengan ruang tamu.
Berbekal peralatan bekas dan limbah listri di tokonya, Sulkan merangkai satu persatu bagian lokomotif kereta api kuno. Tak jarang bahan atau limbah-limbah yang ia pakai itu diperolehnya dari para pemulung atau hasil temuannya di jalan. Dari limbah-limbah itulah, Sulkan justru berhasil menciptakan miniatur kereta api yang memiliki nilai tinggi dan banyak diminati pembeli.
Mungkin sepintas Ngalamers tidak akan langsung bisa memahami keistimewaan miniatur lokomotif ini. Namun bila dilihat lebih cermat, Ngalamers dijamin bakal dapat mengetahui keunikan bahan limbah pada miniatur kereta yang digunakan kakek asal Malang itu. Ngalamers akan dapat melihat kunci, tutup gelas, headset, potongan pipa, dan berbagai limbah lainnya nampak cantik dirangkai menjadi sebuah lokomotif kereta api kuno. "Semua ini memang dari limbah yang kelihatannya tidak bisa digunakan lagi," kata Sulkan.
"Setiap lokomotif minimal butuh waktu seminggu untuk membuatnya," imbuh Sulkan. Setiap miniatur kereta yang berhasil ia ciptakan, dijual dengan harga bervariasi. Karena butuh ketelatenan tinggi untuk menciptakan satu karya bernilai tinggi pula, maka harga yang dipatok Sulkan untuk masing-masing miniatur keretanya pun tidak murah, Ngalamers. Misalkan saja lokomotif dengan panjang 30 centimeter ia patok dengan harga Rp 400.000 dan ukuran 60 centimeter ditawarkan Rp 700.000. Sementara untuk ukuran yang lebih besar lagi, harganya pun akan lebih tinggi lagi.

Nih gan foto-fotonya

sumber:

SEKIAN