TS
jhooke
Agan yang mencari Bisnis Usaha, bisa lihat thread ane...
Agan-agan yang ingin memulai usaha, tetapi tidak tahu usaha apa yang akan dirintis? berikut ini ane coret sedikit bentuk usaha yang mungkin menginspirasi agan..
dan masih banyak lagi, silakan kunjungi aja link berikut
peluang usaha
Spoiler for peluang kemitraan minuman stroberry:
CV Inti Sukses Pratama yang mengusung merek Stroberi Blast dan berbasis di Malang, Jawa Timur.
Ada banyak jenis minuman yang dikembangkan Stroberi Blast. Diantaranya, strawberry vanilla milk yang dipadukan dengan susu, gula, serta vanila, dan guava strawberry shake yang dikombinasikan dengan buah jambu.
Stroberi Blast menawarkan kemitraan di 2010. Saat ini, sudah ada 10 gerai Stroberi Blast yang tersebar di berbagai daerah, seperti Bontang, Pekan Baru, dan Madiun. Dalam kemitraan ini, ada lima paket investasi yang ditawarkan. Yakni paket Rp 4,5 juta, Rp 6 juta, Rp 8,5 juta, Rp 9,5 juta, dan Rp 15 juta.
"Sepanjang bulan Juni kami berikan diskon, menjadi Rp 3,8 juta, Rp 5,5 juta, Rp 7,5 juta, Rp 8,5 juta, dan Rp 13 juta," ujar M. Fariz Rizky, Manajer Produk Stroberi Blast.
Setiap mitra akan mendapat booth serta peralatan usaha, seperti dispenser, blender, mixer, ice box, bahan baku serta kaos pegawai. Menurut Fariz, jenis barang yang diperoleh mitra sama. "Bedanya, semakin mahal paket, jumlah barang semakin banyak," katanya.
Stroberi Blast menyediakan 10 varian rasa minuman berbahan dasar stroberi. Harga jualnya mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 8.000 per cup. Ia menargetkan, mitra bisa menjual 50 cup per hari. Dengan begitu, mitra bisa mengantongi omzet Rp 9 juta per bulan. Laba bersihnya Rp 2,5 juta dan balik modal dalam dua hingga delapan bulan.
Ada banyak jenis minuman yang dikembangkan Stroberi Blast. Diantaranya, strawberry vanilla milk yang dipadukan dengan susu, gula, serta vanila, dan guava strawberry shake yang dikombinasikan dengan buah jambu.
Stroberi Blast menawarkan kemitraan di 2010. Saat ini, sudah ada 10 gerai Stroberi Blast yang tersebar di berbagai daerah, seperti Bontang, Pekan Baru, dan Madiun. Dalam kemitraan ini, ada lima paket investasi yang ditawarkan. Yakni paket Rp 4,5 juta, Rp 6 juta, Rp 8,5 juta, Rp 9,5 juta, dan Rp 15 juta.
"Sepanjang bulan Juni kami berikan diskon, menjadi Rp 3,8 juta, Rp 5,5 juta, Rp 7,5 juta, Rp 8,5 juta, dan Rp 13 juta," ujar M. Fariz Rizky, Manajer Produk Stroberi Blast.
Setiap mitra akan mendapat booth serta peralatan usaha, seperti dispenser, blender, mixer, ice box, bahan baku serta kaos pegawai. Menurut Fariz, jenis barang yang diperoleh mitra sama. "Bedanya, semakin mahal paket, jumlah barang semakin banyak," katanya.
Stroberi Blast menyediakan 10 varian rasa minuman berbahan dasar stroberi. Harga jualnya mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 8.000 per cup. Ia menargetkan, mitra bisa menjual 50 cup per hari. Dengan begitu, mitra bisa mengantongi omzet Rp 9 juta per bulan. Laba bersihnya Rp 2,5 juta dan balik modal dalam dua hingga delapan bulan.
Spoiler for Laba cantik dari kreasi lukisan berbahan fanel:
Membuat lukisan tidak harus menggunakan media lukisan berupa kanvas dan cat air. Pelukis bisa juga menggunakan bahan utama kain flanel. Kain flanel atau felt adalah jenis kain yang dibuat dari serat wol, tanpa ditenun. Kain ini kerap digunakan untuk membuat permadani atau karpet, selimut, topi, hingga berbagai kerajinan seperti dompet dan boneka.
Dengan kain flanel, lukisan bisa terlihat lebih hidup, karena memberikan efek timbul atau tiga dimensi. "Pilihan warnanya juga banyak dan cerah sehingga lukisan terlihat menarik," kata Yeni Yulistiani, pemilik Yens Craft asal Bogor.
Yeni sudah menggeluti usaha kerajinan kain flanel sejak 2001. Kreasi terbarunya adalah lukisan flanel. Ia mengklaim, lukisan flanel mulai diminati, karena unik dan objek lukisan bisa dipesan sesuai keinginan.
Pengerjaan satu lukisan flanel bisa rampung dalam waktu 2-3 hari. Prosesnya diawali dengan membuat pola lukisan di atas flanel polos yang menjadi pengganti kanvas. Lalu, membuat cetakan dari karton seperti cetakan bunga, kupu-kupu, awan dan rumah. Selanjutnya, kain flanel dipotong sesuai cetakan karton.
Lalu, mulailah proses perangkaian dengan menggunakan lem atapun dijahit dengan benang sulam.
Yeni membanderol karyanya mulai Rp 50.000 untuk ukuran kecil 6x9 cm, hingga Rp 70.000 untuk ukuran 9x9 cm. Ia juga bersedia membuat ukuran lebih besar. "Harga tergantung ukuran dan banyaknya kain flanel yang digunakan.
Dari lukisan flanel saja, Yeni bisa mengantongi omzet Rp 3 juta sebulan.
Perajin lukisan flanel lainnya, Rusidi di Surabaya. Ia bersama istrinya menggeluti usaha beragam kerajinan flanel sejak tiga tahun silam.
Dengan kain flanel, lukisan bisa terlihat lebih hidup, karena memberikan efek timbul atau tiga dimensi. "Pilihan warnanya juga banyak dan cerah sehingga lukisan terlihat menarik," kata Yeni Yulistiani, pemilik Yens Craft asal Bogor.
Yeni sudah menggeluti usaha kerajinan kain flanel sejak 2001. Kreasi terbarunya adalah lukisan flanel. Ia mengklaim, lukisan flanel mulai diminati, karena unik dan objek lukisan bisa dipesan sesuai keinginan.
Pengerjaan satu lukisan flanel bisa rampung dalam waktu 2-3 hari. Prosesnya diawali dengan membuat pola lukisan di atas flanel polos yang menjadi pengganti kanvas. Lalu, membuat cetakan dari karton seperti cetakan bunga, kupu-kupu, awan dan rumah. Selanjutnya, kain flanel dipotong sesuai cetakan karton.
Lalu, mulailah proses perangkaian dengan menggunakan lem atapun dijahit dengan benang sulam.
Yeni membanderol karyanya mulai Rp 50.000 untuk ukuran kecil 6x9 cm, hingga Rp 70.000 untuk ukuran 9x9 cm. Ia juga bersedia membuat ukuran lebih besar. "Harga tergantung ukuran dan banyaknya kain flanel yang digunakan.
Dari lukisan flanel saja, Yeni bisa mengantongi omzet Rp 3 juta sebulan.
Perajin lukisan flanel lainnya, Rusidi di Surabaya. Ia bersama istrinya menggeluti usaha beragam kerajinan flanel sejak tiga tahun silam.
Spoiler for Menjumput untung dari makanan tradisional instan:
Ragam kuliner khas dari beberapa daerah di Indonesia bisa menjadi lahan bisnis menggiurkan. Dengan pengolahan khusus dan pengemasan yang baik dan benar, Anda bisa menawarkan beraneka masakan siap saji atau instan yang bisa tahan lama, sekaligus lezat dinikmati.
Berbagai suku bangsa di Indonesia melahirkan ragam kuliner yang berbeda-beda di tiap daerah. Kekayaan kuliner ini menjadi pendukung kian beragamnya bisnis di seputar makanan.
Kini beberapa masakan tradisional itu juga bisa disantap dari mana saja dan kapan saja. Tepatnya, setelah beberapa pelaku usaha kuliner ini mengembangkan produknya, hingga bisa disiapkan sendiri oleh konsumen dengan cara yang cepat dan praktis.
Ambil contoh, gudeg kaleng-an. Masakan tradisional asal Yogyakarta itu, kini terkemas dalam kaleng. Alhasil, para penggila gudeg tidak perlu jauh-jauh menyambangi Yogya untuk mencari pengobat rindu olahan nangka muda yang berasa manis gurih khas ini.
Selain gudeg, masakan tradisional lain yang kini juga tersedia dalam kaleng seperti rendang, telur, dan sambel pecel. “Kami ingin makanan tradisional ini punya nilai tambah dan praktis dibawa ke mana-mana, seperti produk makanan asing yang memenuhi swalayan,” jelas Mukhamad Angwar, Koordinator Produksi Unit Pelaksana Teknis Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (UPT BPPTK LIPI).
Tak terbatas di Indonesia, permintaan gudeg kaleng rutin datang dari Eropa. Djatu rutin mengirim 500 kaleng gudeg setiap bulan ke Benua Biru itu. “Sebenarnya jumlah itu belum memenuhi semua permintaan, karena mengurus perizinan di sana tak mudah,” jelasnya.
Di Eropa, gudeg kaleng Bu Tjitro banyak diburu oleh masyarakat Indonesia yang bermukim di sana. Bahkan, Djatu bilang, sebelum gudeg sampai di sana, pesanan telah ludes. “Banyak yang inden,” ujarnya.
Djatu yang juga owner Gudeg Bu Tjitro mulai mengembangkan produk kemasan kaleng sejak 2009. Baru pada 2011, ia meluncurkan produk gudeg kaleng. Kini, saban minggu, Djatu mengalengkan sekitar 2.500 gudeg Bu Tjitro yang dijual dengan harga berkisar Rp 22.000 hingga Rp 25.000, tergantung dari alamat pengiriman yang dituju.
Selain masakan khas daerah, ada pula pelaku usaha yang menawarkan nasi liwet siap masak. Sedikit berbeda, proses memasak nasi ini cukup lama dibandingkan dengan makanan kalengan yang hanya butuh proses penghangatan karena memang sudah matang.
Beras yang sudah lengkap dengan beragam bumbu liwet ini butuh waktu sekitar 20 menit untuk disajikan. Meski begitu, pengolahan nasi yang berasa gurih ini sangat praktis. Maklum, pengolahan nasi liwet secara konvensional butuh pengolahan dalam beberapa tahap.
Nah, untuk memasak nasi liwet instan ini, konsumen tinggal memasukkan beras di pemasak elektronik (rice cooker). Pasalnya, beras sudah mengalami pengolahan terlebih dulu dan bumbu sudah siap dalam kemasan yang sama.
Dalam sehari, Liwet 1001 bisa memproduksi 2.000 pak nasi liwet instan. Mereka membungkus beras dan beragam bumbu serta minyak sayur dalam kemasan karton berbentuk kotak berukuran 250 gram dan 500 gram. Harganya Rp 15.000 untuk kemasan 250 gram dan
Rp 25.000 untuk kemasan 500 gram. Dari bisnis itu, Andris mengaku bisa mengantongi profit hingga 20% dari harga terendah ke reseller.
Butuh tempat luas
Usaha makanan instan ini, sebenarnya mirip dengan usaha kuliner yang disajikan secara langsung di gerai-gerai makanan. Yang berbeda, Anda harus memikirkan proses pengolahan dan pengemasannya, agar masakan atau bahan makanan itu tahan lama dan tetap aman untuk disantap, tanpa meninggalkan citarasa yang otentik.
Seperti produk gudeg kaleng. Djatu membedakan proses pengolahan antara gudeg yang dijual di restorannya dengan gudeg kemasan kaleng. “Dari bahan baku dan bumbu, semuanya harus beda,” tuturnya.
Supaya memiliki masa simpan yang panjang, produk makanan itu harus bebas bakteri. “Makanan tradisional dimasukkan kaleng lalu diproses sterilisasi untuk membunuh mikroba,” jelas Angwar.
Kualitas dan kuantitas bahan baku serta bumbu pun harus diperhatikan, agar saat proses sterilisasi yang menggunakan panas tinggi, tekstur, dan citarasa gudeg tak berubah.
Selain bahan baku, tentu Anda memerlukan modal tambahan untuk membeli mesin-mesin sterilisasi dan pengemasan. Oh, ya, jangan lupa, Anda juga harus menyiapkan tempat usaha yang cukup luas. Selain untuk memasak atau pengolahan, juga dibutuhkan ruang-ruang untuk berbagai proses tersebut, dari pengemasan, sterilisasi, hingga pengemasan.
Lantaran masih bekerja sama dengan LIPI, Djatu tak mengalengkan sendiri gudegnya. “Saya cukup membayar biaya per kaleng saja,” katanya.
Begitu pula dengan usaha nasi liwet instan. Butuh tempat yang cukup luas untuk membuat nasi liwet instan. “Untuk mengeringkan berbagai bahan baku ini membutuhkan ruang penjemuran yang cukup luas,” kata Andris.
Ia mengawali usaha Liwet 1001 ini hanya dengan modal Rp 30 juta. Maklum, saat itu, Andris bisa menggunakan mesin penggilingan milik orang tuanya dan hanya memberi sedikit modifikasi. Alhasil, selain menggiling padi, mesin huller itu bisa dipakai sekaligus untuk mencuci beras.
Supaya beras bisa bertahan lama, Andris pun menggiling padi garut itu hingga tiga kali. Setelah itu, beras dicuci agar benar-benar bersih dari dedak. “Sisa-sisa dedak inilah yang bisa menimbulkan kutu beras,” kata Andris. Setelah dicuci, beras dikeringkan dan dikemas dengan bantuan mesin vakum.
Untuk menjamin kualitas nasi liwet instan, Andris mengontrol kualitas beras sejak dari gabah. Ia pun hanya menggunakan beras varietas tertentu yang cocok untuk nasi liwet. “Jadi, kuncinya ada di beras,” ujar dia.
Andris pun menyarankan, mereka yang ingin berusaha, benar-benar memperhatikan bahan baku atau beras. “Pengusaha juga harus jujur, misalkan, beras benar-benar harus dicuci bersih, agar bisa langsung dimasak,” ujarnya.
Adapun bumbu-bumbu lainnya diawetkan dengan cara pengeringan. Jika mulanya, Andris hanya menggunakan alat-alat konvensional untuk mengolah bumbu, kini ia sudah menggunakan berbagai mesin untuk menyiapkan bumbu-bumbu tersebut. Seperti mesin pengupas, mesin pengiris bawang, mesin pengering atau oven, hingga alat pendeteksi kadar air. “Jadi, kami tak memakai pengawet,” ujarnya. Nasi liwet instan ini pun bisa bertahan hingga satu tahun.
Selain menjual sendiri, pengusaha makanan instan ini juga mengandalkan para reseller. “Saya akan memberikan diskon untuk reseller. Besar diskon tergantung dari jumlah pemesanan, bisa sampai 30%,” jelas Andris.
Berbagai suku bangsa di Indonesia melahirkan ragam kuliner yang berbeda-beda di tiap daerah. Kekayaan kuliner ini menjadi pendukung kian beragamnya bisnis di seputar makanan.
Kini beberapa masakan tradisional itu juga bisa disantap dari mana saja dan kapan saja. Tepatnya, setelah beberapa pelaku usaha kuliner ini mengembangkan produknya, hingga bisa disiapkan sendiri oleh konsumen dengan cara yang cepat dan praktis.
Ambil contoh, gudeg kaleng-an. Masakan tradisional asal Yogyakarta itu, kini terkemas dalam kaleng. Alhasil, para penggila gudeg tidak perlu jauh-jauh menyambangi Yogya untuk mencari pengobat rindu olahan nangka muda yang berasa manis gurih khas ini.
Selain gudeg, masakan tradisional lain yang kini juga tersedia dalam kaleng seperti rendang, telur, dan sambel pecel. “Kami ingin makanan tradisional ini punya nilai tambah dan praktis dibawa ke mana-mana, seperti produk makanan asing yang memenuhi swalayan,” jelas Mukhamad Angwar, Koordinator Produksi Unit Pelaksana Teknis Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (UPT BPPTK LIPI).
Tak terbatas di Indonesia, permintaan gudeg kaleng rutin datang dari Eropa. Djatu rutin mengirim 500 kaleng gudeg setiap bulan ke Benua Biru itu. “Sebenarnya jumlah itu belum memenuhi semua permintaan, karena mengurus perizinan di sana tak mudah,” jelasnya.
Di Eropa, gudeg kaleng Bu Tjitro banyak diburu oleh masyarakat Indonesia yang bermukim di sana. Bahkan, Djatu bilang, sebelum gudeg sampai di sana, pesanan telah ludes. “Banyak yang inden,” ujarnya.
Djatu yang juga owner Gudeg Bu Tjitro mulai mengembangkan produk kemasan kaleng sejak 2009. Baru pada 2011, ia meluncurkan produk gudeg kaleng. Kini, saban minggu, Djatu mengalengkan sekitar 2.500 gudeg Bu Tjitro yang dijual dengan harga berkisar Rp 22.000 hingga Rp 25.000, tergantung dari alamat pengiriman yang dituju.
Selain masakan khas daerah, ada pula pelaku usaha yang menawarkan nasi liwet siap masak. Sedikit berbeda, proses memasak nasi ini cukup lama dibandingkan dengan makanan kalengan yang hanya butuh proses penghangatan karena memang sudah matang.
Beras yang sudah lengkap dengan beragam bumbu liwet ini butuh waktu sekitar 20 menit untuk disajikan. Meski begitu, pengolahan nasi yang berasa gurih ini sangat praktis. Maklum, pengolahan nasi liwet secara konvensional butuh pengolahan dalam beberapa tahap.
Nah, untuk memasak nasi liwet instan ini, konsumen tinggal memasukkan beras di pemasak elektronik (rice cooker). Pasalnya, beras sudah mengalami pengolahan terlebih dulu dan bumbu sudah siap dalam kemasan yang sama.
Dalam sehari, Liwet 1001 bisa memproduksi 2.000 pak nasi liwet instan. Mereka membungkus beras dan beragam bumbu serta minyak sayur dalam kemasan karton berbentuk kotak berukuran 250 gram dan 500 gram. Harganya Rp 15.000 untuk kemasan 250 gram dan
Rp 25.000 untuk kemasan 500 gram. Dari bisnis itu, Andris mengaku bisa mengantongi profit hingga 20% dari harga terendah ke reseller.
Butuh tempat luas
Usaha makanan instan ini, sebenarnya mirip dengan usaha kuliner yang disajikan secara langsung di gerai-gerai makanan. Yang berbeda, Anda harus memikirkan proses pengolahan dan pengemasannya, agar masakan atau bahan makanan itu tahan lama dan tetap aman untuk disantap, tanpa meninggalkan citarasa yang otentik.
Seperti produk gudeg kaleng. Djatu membedakan proses pengolahan antara gudeg yang dijual di restorannya dengan gudeg kemasan kaleng. “Dari bahan baku dan bumbu, semuanya harus beda,” tuturnya.
Supaya memiliki masa simpan yang panjang, produk makanan itu harus bebas bakteri. “Makanan tradisional dimasukkan kaleng lalu diproses sterilisasi untuk membunuh mikroba,” jelas Angwar.
Kualitas dan kuantitas bahan baku serta bumbu pun harus diperhatikan, agar saat proses sterilisasi yang menggunakan panas tinggi, tekstur, dan citarasa gudeg tak berubah.
Selain bahan baku, tentu Anda memerlukan modal tambahan untuk membeli mesin-mesin sterilisasi dan pengemasan. Oh, ya, jangan lupa, Anda juga harus menyiapkan tempat usaha yang cukup luas. Selain untuk memasak atau pengolahan, juga dibutuhkan ruang-ruang untuk berbagai proses tersebut, dari pengemasan, sterilisasi, hingga pengemasan.
Lantaran masih bekerja sama dengan LIPI, Djatu tak mengalengkan sendiri gudegnya. “Saya cukup membayar biaya per kaleng saja,” katanya.
Begitu pula dengan usaha nasi liwet instan. Butuh tempat yang cukup luas untuk membuat nasi liwet instan. “Untuk mengeringkan berbagai bahan baku ini membutuhkan ruang penjemuran yang cukup luas,” kata Andris.
Ia mengawali usaha Liwet 1001 ini hanya dengan modal Rp 30 juta. Maklum, saat itu, Andris bisa menggunakan mesin penggilingan milik orang tuanya dan hanya memberi sedikit modifikasi. Alhasil, selain menggiling padi, mesin huller itu bisa dipakai sekaligus untuk mencuci beras.
Supaya beras bisa bertahan lama, Andris pun menggiling padi garut itu hingga tiga kali. Setelah itu, beras dicuci agar benar-benar bersih dari dedak. “Sisa-sisa dedak inilah yang bisa menimbulkan kutu beras,” kata Andris. Setelah dicuci, beras dikeringkan dan dikemas dengan bantuan mesin vakum.
Untuk menjamin kualitas nasi liwet instan, Andris mengontrol kualitas beras sejak dari gabah. Ia pun hanya menggunakan beras varietas tertentu yang cocok untuk nasi liwet. “Jadi, kuncinya ada di beras,” ujar dia.
Andris pun menyarankan, mereka yang ingin berusaha, benar-benar memperhatikan bahan baku atau beras. “Pengusaha juga harus jujur, misalkan, beras benar-benar harus dicuci bersih, agar bisa langsung dimasak,” ujarnya.
Adapun bumbu-bumbu lainnya diawetkan dengan cara pengeringan. Jika mulanya, Andris hanya menggunakan alat-alat konvensional untuk mengolah bumbu, kini ia sudah menggunakan berbagai mesin untuk menyiapkan bumbu-bumbu tersebut. Seperti mesin pengupas, mesin pengiris bawang, mesin pengering atau oven, hingga alat pendeteksi kadar air. “Jadi, kami tak memakai pengawet,” ujarnya. Nasi liwet instan ini pun bisa bertahan hingga satu tahun.
Selain menjual sendiri, pengusaha makanan instan ini juga mengandalkan para reseller. “Saya akan memberikan diskon untuk reseller. Besar diskon tergantung dari jumlah pemesanan, bisa sampai 30%,” jelas Andris.
dan masih banyak lagi, silakan kunjungi aja link berikut
peluang usaha
0
1.9K
Kutip
9
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Bisnis
70KThread•11.7KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya