Spoiler for "Aktivis Perempuan Demo Tolak Poligami dan Nikah Siri":
Ratusan aktivis perempuan di Yogyakarta mengelar aksi damai di titik nol Km, Jumat (8/2/2013), dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional. Dalam aksi yang diberitema "Merayakan Kesetiaan Cinta" ini, para aktivis menyuarakan penolakan terhadap tindak poligami dan nikah siri yang selama ini marak terjadi.
Organisasi yang turut dalam aksi antara lain Gerakan Perempuan Indonesia (GEPARI), Aliansi Perempuan Difabel Yogyakarta, Rifka Annisa Women Crisis Center, Jaringan Perempuan Yogyakarta (JPY), dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta.
Rina, Kepala divisi LSM Annisa Women Crisis Center Yogyakarta, menegaskan, tindakan tidak setia dengan melakukan poligami memicu terjadinya tindak kekerasan terhadap perempuan baik fisik maupun psikis. "Siapa sih yang mau diduakan? Karena itu Poligami merupakan salah satu bentuk kekerasan terhadap perempuan, dan nikah siri adalah kendaraannya untuk memuluskan tindak poligami. Secara tegas kami menolaknya," tegas Rina.
Rina menjelaskan banyak pelaku yang membenarkan tindakannya itu, tetapi tidak melihat dampak pada pasangannya. Contohnya kasus pasangan (istri) siri yang masih berstatus anak di bawah umur, hal tersebut tentu melanggar hak-hak anak. "Dalam kasus nikah siri ada semacam penipuan kepada perempuan baik yang sah maupun istri sirinya, dan tindakan itu sering dilakukan oleh laki-laki," ungkap Rina.
Menurut Rina, alangkah indahnya ketika manusia memiliki salah satu sifat seperti burung Cenderawasih yang melambangkan kesetiaan tanpa batas. "Mari kita bersama-sama mengambil sifat burung Cenderawasih yang selalu setia tanpa menyakiti pasangannya. Mari kita sebagai manusia yang memiliki akal sehat menolak dan memerangi tindak kekerasan terhadap perempuan," seru Rina.
Pada bagian lain, Koordinator Umum Alisansi Perempuan Difabel Yogyakarta, Novita Winahyu, mengatakan, kekerasan terhadap perempuan khususnya di Indonesia meningkat tajam. Berdasarkan data Komnas Perempuan, sepanjang tahun 2011 ada 4.377 kasus kekerasan seksual dari total 119.107 kasus yang dilaporkan.
"Negara sebagai struktural kekuasaan seharusnya dapat melindungi perempuan. Namun, harapan itu belum juga terwujud sampai saat ini. Hal ini terlihat dengan semakin meningkatnya jumlah tindak kekerasan yang terjadi," ungkap Novita.
Spoiler for "Tiba di Polda, 3 Istri Eyang Subur Kembali Kompak Berseragam":
Akhirnya istri-istri Eyang Subur mendatangi Polda Metro Jaya untuk melaporkan Adi Bing Slamet Cs sekitar pukul 11.20 WIB. Mereka yang diwakili trio istri Subur di acara TV kemarin, Nita, Heri, dan Annisa pun terlihat kembali kompak.
Mereka mengenakan busana berseragam hitam dengan paduan rok berwarna senada. Tiba di Polda, mereka pun langsung menuju Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK).
Namun mereka enggan mengeluarkan sepatah kata pun saat masuk ke ruangan tersebut. Heri Mahwati yang terlihat memimpin dua istri Subur lainnya melenggang masuk.
Seperti dijadwalkan sebelumnya, tujuh istri Eyang Subur akan melaporkan Adi Cs ke Polda Metro Jaya. Menurut sang pengacara, Made Rahman Marasabessy, para istri Subur merasa terganggu dengan pernyataan Adi selama ini.
Sementara sebelumnya tiga istri Subur itu sudah buka suara pada Rabu (1/5/2013) kemarin. Dalam klarifikasinya, mereka membantah menikah dengan Subur karena paksaan.
Bahkan mereka mengaku bahagia bersama Subur. Mereka juga menolak fatwa MUI yang meminta Subur menceraikan sebagian dari istri-istrinya.
Pada kemana yah para aktivis ketika ada penistaan perempuan terjadi... klo dulu ada Ustad poligami... aktivis berkoar-koar menentang poligami dengan dalih penistaan perempuan...
tapi giliran si eyang sukur... malah diem 1 milyar bahasa... gak ada yang nongol nenentang poligami...
maap kloo gak berkenan...
0
2.1K
Kutip
22
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.3KThread•84.3KAnggota
Urutkan
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru