- Beranda
- The Lounge
7 orang indonesia yang paling misterius
...
TS
betry
7 orang indonesia yang paling misterius
Langsung aja gan
1. Supriyadi
Siapa sih yang tidak kenal dengan sosok
pahlawan satu ini. Kalo elo-elo gak tau, tandanya
pas pelajaran sejarah pada tidur di kelas ya,
hehehe… Supriyadi adalah pahlawan nasional
Indonesia, pemimpin pemberontakan pasukan
Pembela Tanah Air (PETA) terhadap pasukan
pendudukan Jepang di Blitar pada Februari 1945.
Ia ditunjuk sebagai menteri keamanan rakyat
pada kabinet pertama Indonesia, namun tidak
pernah muncul untuk menempati jabatan
tersebut. Pada waktu itu, Supriyadi memimpin
sebuah pasukan tentara bentukan Jepang yang
beranggotakan orang orang Indonesia.
Karena kesewenangan dan diskriminasi tentara
Jepang terhadap tentara PETA dan rakyat
Indonesia, Supriyadi gundah. Ia lantas
memberontak bersama sejumlah rekannya
sesama tentara PETA. Namun pemberontakannya
tidak sukses. Pasukan pimpinan Supriyadi
dikalahkan oleh pasukan bentukan Jepang
lainnya, yang disebut Heiho. Kabar yang
berkembang kemudian, Supriyadi tewas. Tetapi,
hingga kini tidak ditemukan mayat dan
kuburannya. Oleh karena itu, meski telah
dinobatkan sebagai pahlawan nasional oleh
pemerintah, keberadaan Supriyadi tetap
misterius hingga kini. Sejarah yang ditulis pada
buku-buku pelajaran sekolah pun menyebut
Supriyadi hilang.
Namun yang membikin sosok Supriyadi semakin
misterius adalah banyaknya kemunculan orang-
orang yang mengaku sebagai Supriyadi. Salah
satu yang cukup kontroversial adalah sebuah
acara pembahasan buku ‘Mencari Supriyadi,
Kesaksian Pembantu Utama Bung Karno’, yang
diadakan di Toko Buku Gramedia di Jalan
Pandanaran Semarang. Dalam acara itu, seorang
pria sepuh bernama Andaryoko Wisnu Prabu
membuka jati diri dia sesungguhnya. Dia
mengaku sebagai Supriyadi, dan Kini berusia 88
tahun. Namun sampai sekarang pengakuan
tersebut belum bisa dibuktikan kebenarannya,
meski secara perawakan dan sejumlah saksi
membenarkan klaim tersebut.
2. Tan Malaka
Salah satu sosok pahlawan nasional kita yang
terlupakan. Mungkin salah sedikit (atau satu-
satunya) sosok pahlawan yang memiliki kisah
petualangan dari negara ke negara lain dan
menjadi sosok yang paling dicari oleh Belanda
dan banyak negara lain. Selain itu, pada masa
revolusi kemerdekaan keberadaannya selalu dicari
oleh para pejuang pada saat itu (termasuk oleh
Bung Karno) karena hobinya melakukan
penyamaran untuk menghindari mata-mata
musuh, sehingga sosoknya selalu misterius dan
tidak banyak yang mengenal dengan pasti seperti
apa sosok yang bernama asli Sutan Ibrahim gelar
Datuk Tan Malaka itu. Namun sayangnya
keberadaan dari tokoh aliran kiri ini hilang secara
misterius dalam pergolakan revolusi kemerdekaan
itu. Konon kabarnya Tan Malaka dibunuh pada
tanggal 21 Februari 1949 atas perintah Letda
Soekotjo dari Batalyon Sikatan, Divisi Brawijaya di
daerah Kediri, Jawa Timur. Hingga kini makamnya
tidak pernah bisa ditemukan.
3. Gunadarma
Borobudur dan Gunadarma adalah dua nama
yang tidak bisa terpisahkan. Dalam sejumlah
literatur, Candi Borobudur diarsiteki oleh
sekelompok kaum atau sekelompok brahmana
yang meletakkan dasar pada sebuah tempat
pemujaan nya dan kemudian entah beberapa
waktu kemudian (kemungkinan bisa puluhan,
ratusan atau malah ribuan) dibuatkan sebuah
proyek mega raksasa, pemberian sebuah “kulit”
yang katanya dikepalai oleh seorang arsitek
bernama Gunadarma.
Sedangkang siapa sebenarnya sekelompok kaum
brahmana yang terdahulu tidak diketemukan
catatan resmi tentang mereka, kemudian cerita
tentang kepala penanggung jawab mega proyek
pembuatan “kulit” situs tersebut yaitu
Gunadarma juga tidak ada sebuah keterangan
resmi mengenainya, bisa jadi kata Gunadarma
adalah sebuah kata symbol dan bukan
merupakan nama seseorang. Kalau memang
benar Gunadarma yang mengarsiteki
pembangunan Candi Borobudur, maka perlu kita
acungi jempol (kalo perlu pake empat kaki!)
bagaimana Gunadarma melakukan perencanaan
yang tepat dengan kondisi teknologi yang pada
saat itu belum begitu canggih. Namun sampai
saat ini nama Gunadarma dan Borobudur itu
sendiri masih menjadi misteri yang belum bisa
diungkapkan dengan tuntas.
4. Ki Panji Kusmin
Suatu ketika majalah Sastra, dengan cetakan
tahun VI No. 48, Agustus 1968, memuat sebuah
cerpen yang berjudul Langit Makin Mendung
yang dikarang oleh Ki Panji Kusmin (diduga ini
nama samaran). Cerpen ini bercerita tentang
Nabi Muhammad yang memohon izin kepada
Tuhan untuk menjenguk umatnya. Disertai
malaikat Jibril, dengan menumpang Bouraq, Nabi
mengunjungi Bumi. Namun Bouroq bertabrakan
dengan satelit Sputnik sehingga Nabi serta
Malaikat Jibril terlempar dan mendarat di atas
Jakarta. Di situ Nabi menyaksikan betapa
umatnya telah menjadi umat yang bobrok.
Cerpen ini adalah sindiran terhadap laku
keagamaan masyarakat luas yang ''menyimpang''
pada waktu yang belum jauh berselang dari
terjadinya Tragedi 1965.
Namun akibat penerbitan Cerpen yang bikin
heboh umat ini, Ki Panji Kusmin dituduh telah
melakukan penodaan terhadap agama karena
mempersonifikasikan Tuhan, Nabi Muhammad,
dan Malaikat Jibril. Tanpa ampun lagi H.B. Jassin
selaku penanggung jawab majalah itu dibawa ke
pengadilan dan dipaksa untuk mengungkap siapa
sebenarnya Ki Panji Kusmin. H.B. Jassin menolak
untuk mengungkap jati diri Ki Panji Kusmin.
Untuk itu ia dituntut Pengadilan Tinggi Medan
dan divonis in absentia berupa kurungan selama
satu tahun dan masa percobaan dua tahun. Dan
sampai saat ini pun identitas dari Ki Panji Kusmin
tidak terungkap dan dibawa hingga ke liang lahat
oleh H.B. Jassin.
5. Imam Sayuti alias Tebo
Suatu hari, pada 1970 hiduplah sepasang suami-
istri Fai dan Nasikah di lereng Gunung Watungan,
Desa Wuluhan, Kecamatan Ambulu, Kabupaten
Jember, Jawa Timur. Fai bekerja sebagai kuli
bangunan, istrinya membantu mencari kayu di
hutan Ambulu. Masih pengantin baru, konon
mereka belum sempat berhubungan suami-istri,
Fai pergi ke kota untuk bekerja di proyek. Fai pun
pamit untuk jangka waktu lama. Ternyata, baru
tiga hari pamitan, 'Fai' pulang lagi menemui
Nasikah. (Dipercaya sebagai gendruwo atau
makhluk halus. Postur, cara bicara, suara, dan
perilakunya persis Fai, sang suami asli). Nah, si
gendruwo yang menyamar sebagai Fai ini
kemudian menyetubuhi Nasikah. Nasikah, wanita
desa itu, tenang-tenang saja karena menganggap
'laki-laki' itu suaminya yang sah. Bulan ketujuh
Nasikah hamil, Fai palsu pamit. Datanglah Fai
yang asli. Maka gegerlah sudah keluarga baru ini.
Untung saja, ulama terkemuka di Ambulu
meminta Fai untuk bersabar karena istrinya tidak
selingkuh. Ada pesan atau isyarat spiritual yang
terjadi dengan istrinya. Lalu, lahirlah bayi penuh
rambut di tubuh dengan bintik-bintik merah.
Orang tuanya memberi nama Imam Sayuti. Tapi
laki-laki kekar ini diberi nama gaib, Tebo, sesuai
dengan petunjuk 'dari langit'. Tebo kemudian
diasuh oleh pasangan suami-istri ini layaknya
anak mereka sendiri. Sosok ini cukup menarik
perhatian ketika Tebo dititipkan oleh manajer
Wahana Misteri (penyelenggara pameran yang
berkaitan dengan hal-hal gaib) pada tahun 1990
dan menjadi bintang pameran di sana. Akhirnya
kontroversi keberadaan sosok ini merebak. Tentu
suatu hal yang ganjil jika ada makhluk alam lain
bisa ’bersetubuh’ dengan manusia dan
melahirkan manusia ’gado-gado’. Hingga saat ini
belum ada penelitian yang lebih ilmiah untuk
membuktikan keberadaan ’makhluk’ ini.
6. Perobek Bendera Belanda Di Hotel Oranje
Peristiwa 10 November 1945 tentu tidak lepas
dari dipicunya oleh salah satu peristiwa yang
paling heroik, yaitu perobekan bendera Belanda
di atas Hotel Oranje. Kisah ini dipicu oleh berita
bahwa di Hotel Oranje di Tunjungan telah
dikibarkan bendera Belanda merah-putih-biru
oleh Mr Ploegman. Tentu saja hal tersebut tidak
diterima oleh para arek-arek Suroboyo yang
merasa pengibaran bendera tersebut dianggap
sebagai penghinaan sebagai bangsa yang
merdeka. Pada akhirnya Mr. Ploegman dibunuh
oleh seorang pemuda mendekati dirinya tanpa ia
ketahui dan menusukkan pisaunya bertubi-tubi.
Pada saat itu Mr. Ploegman menghadapi ribuan
massa di depan hotel yang menuntut penurunan
bendera triwarna tersebut.
Pada saat itu teriakan untuk menurunkan
bendera kian membahana. Sejumlah pemuda
telah membawa tangga untuk naik ke atap hotel,
terdapat 8 sampai 10 pemuda. Dari atap ada
yang naik ke tiang bendera dalam gemuruh
teriakan, lalu bagian biru bendera itu pun
dirobek, dan jadilah kini Sang Merah Putih yang
berkibaran di angkasa. Lalu yang menjadi
pertanyaan adalah siapakah yang menjadi
perobek bendera tersebut? Dalam kondisi yang
sangat kacau dan penuh massa, tentu tidak
mudah bagi para saksi sejarah untuk mengetahui
secara pasti siapakah yang melakukannya.
7. Penulis Buku Darmogandhul
Mungkin di antara karya-karya sastra kuno
berbahasa Jawa, kitab Darmogandhul adalah
salah satu sastra Jawa yang sangat kontroversial.
Selain isinya banyak memutarbalikkan ajaran
agama tertentu, juga kitab ini sarat dengan
sejumlah keganjilan-keganjilan sejarah
sebenarnya. Walaupun menggunakan latar
belakang kisah runtuhnya Majapahit dan
berdirinya kerajaan Demak Bintara, namun kisah
Darmogandhul mencuatkan hal-hal yang tidak
masuk akal pada zamannya. Senjata api baru
dikenal sejak kedatangan bangsa Eropa ke bumi
Nusantara.
Darmogandhul ditulis setelah kedatangan bangsa
Eropa, bukan pada saat peralihan kekuasaan dari
Majapahit ke Demak Bintara. Lalu siapakah
sebenarnya penulis kitab ini? Sampai saat ini
belum ada yang bisa menunjukkan secara pasti
siapakah pengarang kitab ’ngawur’ ini. Namun
dari sejumlah analisis tulisan dan latar belakang
sejarah dalam kitab itu, Darmogandhul ditulis
pada masa penjajahan Belanda. Penulis
Darmogandul bukan orang yang tahu persis
sebab-sebab keruntuhan Majapahit yakni Perang
Paregreg yang menghancurkan sistem politik dan
kekuasaan Majapahit, juga hilangnya pengaruh
agama Hindu. Kitab Darmogandhul diduga hanya
produk rekayasa sastra Jawa yang dipergunakan
untuk kepentingan penjajah Belanda.
Jangan lupa sama ya gan
Spoiler for nih:
1. Supriyadi
Siapa sih yang tidak kenal dengan sosok
pahlawan satu ini. Kalo elo-elo gak tau, tandanya
pas pelajaran sejarah pada tidur di kelas ya,
hehehe… Supriyadi adalah pahlawan nasional
Indonesia, pemimpin pemberontakan pasukan
Pembela Tanah Air (PETA) terhadap pasukan
pendudukan Jepang di Blitar pada Februari 1945.
Ia ditunjuk sebagai menteri keamanan rakyat
pada kabinet pertama Indonesia, namun tidak
pernah muncul untuk menempati jabatan
tersebut. Pada waktu itu, Supriyadi memimpin
sebuah pasukan tentara bentukan Jepang yang
beranggotakan orang orang Indonesia.
Karena kesewenangan dan diskriminasi tentara
Jepang terhadap tentara PETA dan rakyat
Indonesia, Supriyadi gundah. Ia lantas
memberontak bersama sejumlah rekannya
sesama tentara PETA. Namun pemberontakannya
tidak sukses. Pasukan pimpinan Supriyadi
dikalahkan oleh pasukan bentukan Jepang
lainnya, yang disebut Heiho. Kabar yang
berkembang kemudian, Supriyadi tewas. Tetapi,
hingga kini tidak ditemukan mayat dan
kuburannya. Oleh karena itu, meski telah
dinobatkan sebagai pahlawan nasional oleh
pemerintah, keberadaan Supriyadi tetap
misterius hingga kini. Sejarah yang ditulis pada
buku-buku pelajaran sekolah pun menyebut
Supriyadi hilang.
Namun yang membikin sosok Supriyadi semakin
misterius adalah banyaknya kemunculan orang-
orang yang mengaku sebagai Supriyadi. Salah
satu yang cukup kontroversial adalah sebuah
acara pembahasan buku ‘Mencari Supriyadi,
Kesaksian Pembantu Utama Bung Karno’, yang
diadakan di Toko Buku Gramedia di Jalan
Pandanaran Semarang. Dalam acara itu, seorang
pria sepuh bernama Andaryoko Wisnu Prabu
membuka jati diri dia sesungguhnya. Dia
mengaku sebagai Supriyadi, dan Kini berusia 88
tahun. Namun sampai sekarang pengakuan
tersebut belum bisa dibuktikan kebenarannya,
meski secara perawakan dan sejumlah saksi
membenarkan klaim tersebut.
2. Tan Malaka
Salah satu sosok pahlawan nasional kita yang
terlupakan. Mungkin salah sedikit (atau satu-
satunya) sosok pahlawan yang memiliki kisah
petualangan dari negara ke negara lain dan
menjadi sosok yang paling dicari oleh Belanda
dan banyak negara lain. Selain itu, pada masa
revolusi kemerdekaan keberadaannya selalu dicari
oleh para pejuang pada saat itu (termasuk oleh
Bung Karno) karena hobinya melakukan
penyamaran untuk menghindari mata-mata
musuh, sehingga sosoknya selalu misterius dan
tidak banyak yang mengenal dengan pasti seperti
apa sosok yang bernama asli Sutan Ibrahim gelar
Datuk Tan Malaka itu. Namun sayangnya
keberadaan dari tokoh aliran kiri ini hilang secara
misterius dalam pergolakan revolusi kemerdekaan
itu. Konon kabarnya Tan Malaka dibunuh pada
tanggal 21 Februari 1949 atas perintah Letda
Soekotjo dari Batalyon Sikatan, Divisi Brawijaya di
daerah Kediri, Jawa Timur. Hingga kini makamnya
tidak pernah bisa ditemukan.
3. Gunadarma
Borobudur dan Gunadarma adalah dua nama
yang tidak bisa terpisahkan. Dalam sejumlah
literatur, Candi Borobudur diarsiteki oleh
sekelompok kaum atau sekelompok brahmana
yang meletakkan dasar pada sebuah tempat
pemujaan nya dan kemudian entah beberapa
waktu kemudian (kemungkinan bisa puluhan,
ratusan atau malah ribuan) dibuatkan sebuah
proyek mega raksasa, pemberian sebuah “kulit”
yang katanya dikepalai oleh seorang arsitek
bernama Gunadarma.
Sedangkang siapa sebenarnya sekelompok kaum
brahmana yang terdahulu tidak diketemukan
catatan resmi tentang mereka, kemudian cerita
tentang kepala penanggung jawab mega proyek
pembuatan “kulit” situs tersebut yaitu
Gunadarma juga tidak ada sebuah keterangan
resmi mengenainya, bisa jadi kata Gunadarma
adalah sebuah kata symbol dan bukan
merupakan nama seseorang. Kalau memang
benar Gunadarma yang mengarsiteki
pembangunan Candi Borobudur, maka perlu kita
acungi jempol (kalo perlu pake empat kaki!)
bagaimana Gunadarma melakukan perencanaan
yang tepat dengan kondisi teknologi yang pada
saat itu belum begitu canggih. Namun sampai
saat ini nama Gunadarma dan Borobudur itu
sendiri masih menjadi misteri yang belum bisa
diungkapkan dengan tuntas.
4. Ki Panji Kusmin
Suatu ketika majalah Sastra, dengan cetakan
tahun VI No. 48, Agustus 1968, memuat sebuah
cerpen yang berjudul Langit Makin Mendung
yang dikarang oleh Ki Panji Kusmin (diduga ini
nama samaran). Cerpen ini bercerita tentang
Nabi Muhammad yang memohon izin kepada
Tuhan untuk menjenguk umatnya. Disertai
malaikat Jibril, dengan menumpang Bouraq, Nabi
mengunjungi Bumi. Namun Bouroq bertabrakan
dengan satelit Sputnik sehingga Nabi serta
Malaikat Jibril terlempar dan mendarat di atas
Jakarta. Di situ Nabi menyaksikan betapa
umatnya telah menjadi umat yang bobrok.
Cerpen ini adalah sindiran terhadap laku
keagamaan masyarakat luas yang ''menyimpang''
pada waktu yang belum jauh berselang dari
terjadinya Tragedi 1965.
Namun akibat penerbitan Cerpen yang bikin
heboh umat ini, Ki Panji Kusmin dituduh telah
melakukan penodaan terhadap agama karena
mempersonifikasikan Tuhan, Nabi Muhammad,
dan Malaikat Jibril. Tanpa ampun lagi H.B. Jassin
selaku penanggung jawab majalah itu dibawa ke
pengadilan dan dipaksa untuk mengungkap siapa
sebenarnya Ki Panji Kusmin. H.B. Jassin menolak
untuk mengungkap jati diri Ki Panji Kusmin.
Untuk itu ia dituntut Pengadilan Tinggi Medan
dan divonis in absentia berupa kurungan selama
satu tahun dan masa percobaan dua tahun. Dan
sampai saat ini pun identitas dari Ki Panji Kusmin
tidak terungkap dan dibawa hingga ke liang lahat
oleh H.B. Jassin.
5. Imam Sayuti alias Tebo
Suatu hari, pada 1970 hiduplah sepasang suami-
istri Fai dan Nasikah di lereng Gunung Watungan,
Desa Wuluhan, Kecamatan Ambulu, Kabupaten
Jember, Jawa Timur. Fai bekerja sebagai kuli
bangunan, istrinya membantu mencari kayu di
hutan Ambulu. Masih pengantin baru, konon
mereka belum sempat berhubungan suami-istri,
Fai pergi ke kota untuk bekerja di proyek. Fai pun
pamit untuk jangka waktu lama. Ternyata, baru
tiga hari pamitan, 'Fai' pulang lagi menemui
Nasikah. (Dipercaya sebagai gendruwo atau
makhluk halus. Postur, cara bicara, suara, dan
perilakunya persis Fai, sang suami asli). Nah, si
gendruwo yang menyamar sebagai Fai ini
kemudian menyetubuhi Nasikah. Nasikah, wanita
desa itu, tenang-tenang saja karena menganggap
'laki-laki' itu suaminya yang sah. Bulan ketujuh
Nasikah hamil, Fai palsu pamit. Datanglah Fai
yang asli. Maka gegerlah sudah keluarga baru ini.
Untung saja, ulama terkemuka di Ambulu
meminta Fai untuk bersabar karena istrinya tidak
selingkuh. Ada pesan atau isyarat spiritual yang
terjadi dengan istrinya. Lalu, lahirlah bayi penuh
rambut di tubuh dengan bintik-bintik merah.
Orang tuanya memberi nama Imam Sayuti. Tapi
laki-laki kekar ini diberi nama gaib, Tebo, sesuai
dengan petunjuk 'dari langit'. Tebo kemudian
diasuh oleh pasangan suami-istri ini layaknya
anak mereka sendiri. Sosok ini cukup menarik
perhatian ketika Tebo dititipkan oleh manajer
Wahana Misteri (penyelenggara pameran yang
berkaitan dengan hal-hal gaib) pada tahun 1990
dan menjadi bintang pameran di sana. Akhirnya
kontroversi keberadaan sosok ini merebak. Tentu
suatu hal yang ganjil jika ada makhluk alam lain
bisa ’bersetubuh’ dengan manusia dan
melahirkan manusia ’gado-gado’. Hingga saat ini
belum ada penelitian yang lebih ilmiah untuk
membuktikan keberadaan ’makhluk’ ini.
6. Perobek Bendera Belanda Di Hotel Oranje
Peristiwa 10 November 1945 tentu tidak lepas
dari dipicunya oleh salah satu peristiwa yang
paling heroik, yaitu perobekan bendera Belanda
di atas Hotel Oranje. Kisah ini dipicu oleh berita
bahwa di Hotel Oranje di Tunjungan telah
dikibarkan bendera Belanda merah-putih-biru
oleh Mr Ploegman. Tentu saja hal tersebut tidak
diterima oleh para arek-arek Suroboyo yang
merasa pengibaran bendera tersebut dianggap
sebagai penghinaan sebagai bangsa yang
merdeka. Pada akhirnya Mr. Ploegman dibunuh
oleh seorang pemuda mendekati dirinya tanpa ia
ketahui dan menusukkan pisaunya bertubi-tubi.
Pada saat itu Mr. Ploegman menghadapi ribuan
massa di depan hotel yang menuntut penurunan
bendera triwarna tersebut.
Pada saat itu teriakan untuk menurunkan
bendera kian membahana. Sejumlah pemuda
telah membawa tangga untuk naik ke atap hotel,
terdapat 8 sampai 10 pemuda. Dari atap ada
yang naik ke tiang bendera dalam gemuruh
teriakan, lalu bagian biru bendera itu pun
dirobek, dan jadilah kini Sang Merah Putih yang
berkibaran di angkasa. Lalu yang menjadi
pertanyaan adalah siapakah yang menjadi
perobek bendera tersebut? Dalam kondisi yang
sangat kacau dan penuh massa, tentu tidak
mudah bagi para saksi sejarah untuk mengetahui
secara pasti siapakah yang melakukannya.
7. Penulis Buku Darmogandhul
Mungkin di antara karya-karya sastra kuno
berbahasa Jawa, kitab Darmogandhul adalah
salah satu sastra Jawa yang sangat kontroversial.
Selain isinya banyak memutarbalikkan ajaran
agama tertentu, juga kitab ini sarat dengan
sejumlah keganjilan-keganjilan sejarah
sebenarnya. Walaupun menggunakan latar
belakang kisah runtuhnya Majapahit dan
berdirinya kerajaan Demak Bintara, namun kisah
Darmogandhul mencuatkan hal-hal yang tidak
masuk akal pada zamannya. Senjata api baru
dikenal sejak kedatangan bangsa Eropa ke bumi
Nusantara.
Darmogandhul ditulis setelah kedatangan bangsa
Eropa, bukan pada saat peralihan kekuasaan dari
Majapahit ke Demak Bintara. Lalu siapakah
sebenarnya penulis kitab ini? Sampai saat ini
belum ada yang bisa menunjukkan secara pasti
siapakah pengarang kitab ’ngawur’ ini. Namun
dari sejumlah analisis tulisan dan latar belakang
sejarah dalam kitab itu, Darmogandhul ditulis
pada masa penjajahan Belanda. Penulis
Darmogandul bukan orang yang tahu persis
sebab-sebab keruntuhan Majapahit yakni Perang
Paregreg yang menghancurkan sistem politik dan
kekuasaan Majapahit, juga hilangnya pengaruh
agama Hindu. Kitab Darmogandhul diduga hanya
produk rekayasa sastra Jawa yang dipergunakan
untuk kepentingan penjajah Belanda.
Jangan lupa sama ya gan
Diubah oleh betry 20-05-2013 05:07
0
4.2K
Kutip
43
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.4KThread•84.6KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya