Mak Wati Penjual Gorengan Ngetop, dari Tulisan Ini [Masup Yuk]
TS
mpmail
Mak Wati Penjual Gorengan Ngetop, dari Tulisan Ini [Masup Yuk]
Quote:
Semoga Tidak
Quote:
Dijamin no repost gan
Karena trit ini bertemakan sebab akibat, kurleb pepatah mengatakan
- Ada asap karena ada api
- Ada semut karena ada gula
Apalagi ya ..........
Intinya kenapa Mak Wati bisa terkenal seperti yg diberitakan (termasuk juga di kaskus) karena selidik punya selidik : Asal muasal penyebab Mak Wati terkenal, karena pertama kali yang menginfokannya adalah seorang staf ahli anggota DPR di suatu Citizen Media"
Let's Cekitbray
Quote:
Dari Tulisan Ini, Mak Wati Penjual Gorengan Ngetop
Quote:
Munir Abdul Sara tak menyangka tulisan yang dia unggah di Kompasiana pada Selasa, 7 Mei 2013 bakal berbuntut panjang. Tulisanya mengenai sosok Watiyah, 61 tahun, berjudul "Inspiratif, Jual Lontong Sayur, Anak Sekolah di Jerman" bakal menjadi perhatian media massa. "Saya kenal beliau sejak 2010 lalu," kata staf ahli anggota DPR ini kepada Tempo, Rabu, 15 Mei 2013.
Quote:
Watiyah, akrab disapa Mak Wati, merupakan penjual makanan di Gedung Nusantara I, kompleks parlemen Senayan. Mak Wati menjual berbagai makanan, seperti nasi sayur, lontong sayur, nasi goreng, tahu isi, bakwan, kacang goreng, hingga tahu goreng. Biasanya, Mak Wati menunggu pelanggannya di pantri ruangan Fraksi Partai Amanat Nasional. Dari sinilah tenaga ahli Laurens Bahang Dama ini mengenal Mak Wati.
Munir bercerita, sebagai pedagang Mak Wati memang gampang akrab dengan siapa saja. Setiap hari dia berjualan sejak jam 9 pagi hingga waktu makan siang. Segmennya kebanyakan tenaga ahli, pegawai Sekretariat Jenderal DPR, dan sekretaris anggota DPR. Dari situlah, Munir kerap berinteraksi dengan Mak Wati, termasuk anak bungsunya Riska Panca Widowati, 23 tahun, yang sedang sekolah di Jerman. "Saya kagum dengan sosoknya yang sederhana," kata Munir.
Saat itu, Munir merasa belum tertarik untuk memikirkan sosok Mak Wati. Sampai dua pekan lalu, Mak Wati curhat ke Munir. "Nir, banyak yang enggak percaya lho anakku sekolah di Jerman," kata Munir menirukan ucapan Mak Wati. Munir yang sebelumnya acuh terhadap cerita itu pun tertarik menanggapi. "Lha, emang bener anak Emak sekolah di Jerman?" Munir bertanya ke Mak Wati.
Mendengar pertanyaan Munir, Mak Wati pun bercerita mengenai anaknya yang sekolah di Jerman. Dia mengetahui putri bungsunya, Riska, sedang kuliah di Universitas Negeri Jakarta jurusan Sastra Jerman. Riska lalu mendapatkan beasiswa di Jerman dengan jurusan Manajemen Bisnis Turisme.
Tertarik dengan cerita ini, Munir lalu menuliskan kisah Mak Wati di Kompasiana. Awalnya, kata dia, Mak Wati enggan dipublikasikan, apalagi ditampilkan fotonya. "Hapus foto-foto itu, Nir," ujarnya menirukan perintah perempuan kelahiran 16 Februari 1953 ini. Toh, akhirnya dalam blog-nya, Munir tetap memajang foto Mak Wati yang sedang menggelar lapak.
Kini tulisan Munir tentang sosok Mak Wati sudah dilihat lebih dari 5.000 orang. Sebanyak 49 komentar di dinding komentar hampir semuanya memuji sosok Mak Wati. Munir menganggap sosok Mak Wati bisa menjadi inspirasi bagi orang kecil untuk meraih kesuksesan asalkan punya keuletan dan kegigihan. "Saya salut dengan beliau," kata Munir.