Jadi ceritanya itu ada sebuah keluarga besar di sebuah kota yang belum begitu ramai di daerah Solo, sebut saja namanya desa kedawung, dan rata-rata penduduknya adalah orang dulu alias lawas alias tua-tua keladi. Jujur saja saya pernah kesana lebih dari sekali dan terakhir kali saya kesana, saya kena TOMCAT!. Tau kan tomcat? Kalau bahasa ngetrennya di desa kedawung itu DOMPO, dan obatnya itu cuma satu : bedak biang keringet! *yak melenceng kemana-mana*

Nah keluarga besar itu terdiri dari 7 orang anak yang sudah lumayan lawas, kira-kira namanya itu: Tumini, Tuminah, Bambang, Suminem, Tayem, Agus, dan Tukimin. Dari semua anaknya itu yang memiliki nama panjang paling panjang itu cuma satu orang, yaitu Agus Suprapto. Sedangkan yang lainnya itu adalah nama panjangnya mereka, mungkin dulu nama-nama itu lagi ngetren dan eksis banget

Tapi kali ini saya bakal bercerita tentang Bude Tayem. Bude ini memiliki seorang putri yang menikah dengan wong londo (orang bule) dan mengharuskan si bude Tayem ke luar negeri untuk mengurus pernikahan anaknya. Nah namanya juga orang dulu, yang dia miliki hanya akta kelahiran dan dia tidak bisa membaca-tulis. Oleh sebab itu dia sangat kebingungan saat diharuskan untuk membuat paspor. Bergegas lah dia pagi-pagi itu ke imigrasi untuk membuat paspor

Pegawai = p
Bude Tayem = T

P : Pagi ibu, dengan ibu siapa bisa saya bantu?
T : Saya Tayem dari desa kedawung mau bikin paspor, tapi tolong bantu isi formulirnya ya mbak, saya tidak bisa baca sama tulis.



P : Baik akan kita panggil satu-persatu lalu segera masuk ke ruang interview ya?

(sudah hampir setengah jam, tapi nama bude Tayem belum dipanggil juga. Tapi dasar orang Jawa bude Tayem ya sabar banget untuk menunggu)

P : TAJEM! MANA YANG NAMANYA TAJEM??? MASIH GA ADA ORANGNYA YA? COBA LIHAT DI TV YA PERHATIKAN ITU DAFTAR NAMA BERIKUT FOTO KTP YANG AKAN DI INTERVIEW. TAJEM????
T : loh pak itu mirip saya ya?
P : Nama ibu Tajem?
T : itu di tivi mukanya kayak saya, tapi nama saya Tayem pak bukan Tajem
P : Tapi di Akte nama ibu T - A - J - E - M!
T : Bukan pak itu salah kayaknya, saya Tayem.
P : Ah yasudah ibu Tajem silahkan masuk ke ruang interview, daritadi saya cari-cari ibu kemana ternyata ada di depan saya. Ini namanya kayaknya masih pake ejaan jaman dulu nih.
T : hehehe yasudah, nama saya Tayem loh pak bukan Tajem!





Begitulah kiranya kalau ejaan jaman dulu dibawa-bawa ke jaman sekarang