Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

tukangonlenAvatar border
TS
tukangonlen
Banyak Pekerja Seks Komersial di Kapal Pelni
Banyak Pekerja Seks Komersial di Kapal Pelni
Banyak Pekerja Seks Komersial di Kapal Pelni


Kualitas layanan kapal-kapal penumpang milik PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) dinilai masih di bawah standar. Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, bahkan mengatakan naik kapal Pelni cukup menyeramkan. "Bahkan, kami menerima laporan ada penjaja layanan seks di kapal," kata dia dalam workshop Tata Kelola Muatan Geladak di kantor Pelni, Kamis, 18 April 2013.

Selain pekerja seks, Tulus mengatakan kapal tidak nyaman karena dipenuhi barang bawaan penumpang yang tidak masuk bagasi. Selain itu, kuli angkut yang lalu lalang di area penumpang membuat suasana semakin ruwet. Karena itu, Tulus meminta Pelni memperbaiki kualitas layanan, salah satunya dengan menertibkan area geladak dan kamar untuk penumpang.

Temuan Tulus dibantah oleh Direktur Komersial Pelni, Asep Suparman. Menurut dia, selama ini belum pernah ada penjaja seks yang beroperasi di atas kapal. Pelni juga belum pernah menemukan benda berbahaya di atas kapal seperti senjata, bahan peledak, atau narkotik. "Mungkin saja itu bukan di kapal Pelni," ujarnya.

Direktur Operasi Pelni, Daniel Bangonan, menambahkan pihaknya akan menertibkan muatan kapal penumpang agar operasi kapal lebih efisien dan aman. Selama ini, kata dia, penempatan barang non-over bagasi di atas geladak mengganggu akses penumpang. Tak hanya itu, kata dia, barang-barang tersebut kerap merusak dinding kapal. "Hal semacam ini memperburuk citra perusahaan," ujarnya.

Salah satu bentuk penertiban adalah pembatasan maksimal ukuran muatan bagasi dan non-bagasi di geladak. Penumpang hanya boleh membawa barang di bagasi maksimal berukuran 70 x 50 meter kubik dengan berat 40 kilogram.

Direktur Lalu lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan Adolf Tambunan meminta manajemen Pelni untuk membuat kebijakan operasional yang terintegrasi. Selain manajemen muatan, Pelni juga harus menyediakan asuransi pengiriman barang serta perjanjian jaminan angkutan. Hal ini sangat penting seiring meningkatnya jumlah kapasitas muatan 25 kapal milik Pelni dari 9.831 twenty foot equivalent units (TEUs) pada 2010 menjadi 11.388 TEUs pada 2012.

SUMBERNYA
0
33.5K
88
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.8KThread41.5KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.