Berawal dari sebuah cerita pertemanan 3 orang sahabat ketika masih
berseragam putih biru, Saya dan Fahmi mengenal salah seorang remaja
polos, sebut saja ia Erik. Ia merupakan sosok yang sangat ramah dan
pandai bergaul. Hari demi hari berlalu, tahun demi tahun berganti
persahabatan terjalin begitu erat. Kita tak hanya sahabat, kita adalah
saudara. Lucunya, kedekatan kami bertiga disalah artikan sebagai
sekelompok gerombolan homo dimata sebagian perempuan di sekolah kami..

Tiga tahun berlalu, tibalah saat nya kita terpisah karena sekolah kita
berbeda. Ya, sekarang kita sudah SMA. Meskipun berbeda sekolah kita
masih tetap saling menjaga hubungan baik meski jarang bertemu. Masa SMA
pun berakhir begitu cepatnya.. waktu jualah yang mendewasakan kami.

Dan sekarang kita berada jenjang perguruan tinggi, Saya mengambil kuliah
jurusan Adm. Bisnis di PTN A. Fahmi mengambil jurusan Teknik
Pertambangan di PTN B dan Erik mengambil jurusan Arsitektur di PTN C.
Ya.., kita kembali terpisah. Kita mengambil jalan masing-masing dan
berusaha menggapai cita-cita.Wisuda dan menjadi
seorang Sarjana merupakan cita-cita kami saat itu..

Kita banyak bertemu orang-orang baru dalam hidup kami, kita masih
bersahabat namun tak sedekat dulu. Kita masih bertemu namun dengan
intensitas yang bisa dibilang jarang. Kita disibukkan dengan urusan
kuliah masing-masing dan lebih banyak menghabiskan waktu bersama
teman-teman baru. Terakhir kalinya, saya masih sempat menelfon Ia
(Erik) dengan maksud mengundangnya untuk datang pada acara wisuda saya
tanggal 23 februari 2013 tahun ini. Dan pada tanggal 16 februari 2013
ia (Erik) berulang tahun. “Ini akan menjadi Double Party kita, kawan”
.sebutku.

Rencana tinggal rencana, sampai tiba satu berita mengejutkan tepatnya
tanggal 6 Februari 2013 jam 6 sore, saya ditelfon Fahmi bahwasanya Erik
kecelakaan saat menyebrangi jalan ketika ia mencari tempat Magang/PKL.
Ia ditabrak sepeda motor hingga terpental jauh dan kepalanya terbentur
ke aspal dan bahu sebelah kanan patah.. Ia tak sadarkan diri dan segera
dilarikan ke rumah sakit terdekat..

Mendengar berita duka tersebut saya langsung ke Rumah Sakit tempat ia
dilarikan untuk memastikan kondisi sahabat saya itu. Dengan rasa gelisah
dan setengah tidak percaya saya berlari dilobby Rumah Sakit tersebut
sampai tiba disatu ruangan yang dipenuhi oleh jeritan dan rintihan
memilukan keluarganya. Erik sekarat dan menceracau memanggil mama..
mama… mama… Air mata tak sanggup lagi ku bendung. Dan saya berjanji pada
diri saya sendiri akan menemani ia sampai sembuh”. Mungkin ini waktunya
kawan, saya habiskan lagi hari-hariku bersama mu. Sampai seburuk2 keadaan aku takkan membiarkanmu sendiri. Tenang kawan, aku selalu disampingmu.

Dokter pun mengambil tindakan, Erik harus segera dioperasi karena
pendarahan otak yang cukup parah. Jam menunjukkan pukul 19.30 WIB. Erik
tak sadarkan diri dan masih menceracau tak henti hentinya sampai ia
memasuki ruangan operasi. Empat jam lebih menunggu akhirnya Erik keluar
dari ruangan operasi dan dipandahkan ke ruangan pemulihan.

Selama tiga hari penuh ia dirumah sakit tak sadarkan diri siang malam
menceracau tak henti henti sambil kejang-kejang. Tubuhnya memberontak
hingga harus ada yang memegang tangan nya. Dengan kaki, tangan dan dada
yang di ikat ia terus saja berontak dan menceracau. Terkadang memanggil
mama.. mama.. mama. Terkadang juga ia istigfar bahkan adzan,
Subhanallah disaat seperti itu dia masih ingat tuhan. Aku tersenyum
bahagia sambil menggenggam erat tangan nya.

Sampai tiba suatu malam, tanggal 9 februari 2013. Malam itu masih sama
dengan malam-malam sebelumnya. Ia tak sadarkan diri, suara racauannya
pun mulai melemah. Rasa gelisah menghampiriku entah mengapa fitrasatku
berkata lain. Malam itu tak sedetikpun kulepaskan penglihatanku dari
sosok karibku ini. Satu jam lebih aku berdiri di luar sambil mengintip
kedalam ruangan yang didalam hanya ditemani orang tuanya yang tak
henti-hentinya berdoa dan menemani anak laki-laki satu-satunya
dikeluarganya ini. Tepatnya pukul 22.10 WIB saya melihat karibku ini
meregang nyawa. Ia tak lagi ada. Ia sudah pergi selama lamanya. Tangisan
haru memecah suasana sunyi malam itu.. RIP kawan, sahabat saudaraku. SAMPAI JUMPA DIKEHIDUPAN YANG LAIN...

Tujuh hari setelah alm meninggal keluarga beliau mengadakan acara
tahlilan dan sekaligus merayakan ulang tahun anaknya itu. Banyak cerita
tentang Alm, Banyak hal-hal yang tak pernah ia lakukan sebelum terjadi
kecelakaan itu beliau lakukan. Ketika ditanya ia hanya menjawab “Mungkin
ini kali yang terakhirnya, mama”. Kenang mama nya.

Ia juga sempat menulis di account FB nya hal-hal yang menyinggung
kata-kata kematian.
Status BBM terakhir dan sesaat sebelum kejadian ia menulis
“BUTUH PERJALANAN UNTUK SAMPAI
TUJUAN”. Entah apa maksud dari kata-kata tersebut
wallahualam, hanya Almarhum yang mengetahuinya.

Tak mudah bagi seorang ibu kehilangan anak tertua dan satu-satunya anak
lelaki dalam keluarganya, padahal sebentar lagi ia akan menyelesaikan
kuliahnya. Mendengar kabar bahwa saya dan Fahmi akan diwisuda Mama nya kembali
terlihat sedih mengingat dan mengenang kembali anaknya yang sudah tiada
dan berpesan kepada saya, "NAK, jangan lupa foto
wisuda kamu dicetak trus kasih ke mama, biar mama pajang
dirumah”

Saya tersentak dan terhenyah, menahan air mata dan memeluk mama beliau
dan berkata, "Pasti ma. akan saya hadiahkan
saat 100 hari Almarhum sebagai kenang-kenangan.”