- Beranda
- The Lounge
Trofi Dan Populasi Fans LIVERPOOL FC Berbanding Terbalik
...
TS
budizulmi
Trofi Dan Populasi Fans LIVERPOOL FC Berbanding Terbalik
ane gak meminta cendol dan bata, ane cuma minta agan-agan meluangkan waktu untuk membaca trit ini
Spoiler for :
Apa yang terjadi dengan Liverpool belakangan ini? Gagal meraih trofi menjadi kebiasaan layaknya bangun kesiangan. Sudah dua dekade The Reds gagal mengangkat trofi Liga Inggris. Ya, semenjak berganti nama menjadi Premier League, Liverpool belum sekali pun menjadi kampiun. Sehingga tameng berkedok 18 trofi itu seperti sudah keropos dan lambat laun tak berguna.
Pencapaian terindah Liverpool pada era modern jelas terjadi pada 2005. Saat itu Tuhan memberikan sebuah keajaiban yang pantas dijadikan salah satu keajaiban dunia di buku RPUL. Memiliki skuad yang sebenarnya biasa saja, Liverpool berhasil menggembuk Milan yang berisi Kaka, Pirlo, Shevchenko, Crespo, Cafu, Maldini, dll. Menang dengan cara comeback setelah tertinggal 3-0 dan menang melalui adu penalti. Dan itu adalah keajaiban yang terjadi di Istanbul
Namun, harapan tersebut hanya tertahan satu tahun kala mereka kembali Comeback saat memastikan diri Juara Piala FA 2006. Liverpool menjadikan Paul Konchesky seperti Roberto Carlos, bukan soal kepala plontosnya. Tapi lebih ke gol jarak jauh "kebetulan" yang bersarang di gawang Pepe Reina saat itu. Beruntung, Captain Fantastic lagi-lagi menyelamatkan tim lewat Bom Atom dari jarak 30 meter. Liverpool kembali menang lewat adu penalti.
Setelah itu, Liverpool menjelma menjadi tim besar yang medioker (bahasa apa itu). Liverpool tenggelam bersama bayang-bayang Manchester United, Chelsea, hingga Manchester City (Tak ada nama Arsenal dan Tottenham Hotspur karena mereka juga belum meraih trofi pada medio setelah 2006).
Tunggang langgang di Premier League, hingga gagal menembus zona Liga Champions dalam 3 musim terakhir menjadi puncak mediokeritas The Reds. Baru musim lalu Liverpool kembali mengangkat Piala Carling (Piala Liga Inggris). Ya, Piala yang harganya tidak sampai gaji Gerrard dalam satu pekan.
Terbiasa untuk bersabar dan menjadi fans paling sabar di dunia, itu yang paling cocok disematkan untuk fans Liverpool. Para wanita, pilihlah fans Liverpool sebagai kekasih maka kalian semua akan bebas berbelanja dan berbuat seenaknya tanpa ada yang protes (asal jangan selingkuh. Itu seperti melihat Liverpool dibantai tim macam Southampton, Aston Villa, dan West Bromwich Albion, SAKIT). Cukup beri mereka satu waktu untuk menonton laga Liverpool pada akhir pekan dan satu waktu untuk menikmati Surga Dunia bernama Bir.
Tak ada yang berbeda dengan Liverpool musim ini. Saya tak berbicara soal gaya bermain, manajer dan pemain anyar. Tapi lebih ke posisi di klasemen. The Reds berhasil stabil diperingkat 7-8. Hanya Malaikat Jibril yang bisa membuat The Reds finis empat besar bahkan peringkat lima pada akhir musim.
Tapi apa yang terjadi? Fans Liverpool khususnya di Indonesia malah berkembang sangat pesat bagai jamur dimusim hujan pada musim ini. Uniknya, mereka datang dari kalangan muda yang seharusnya menjadi glory hunter dan mendukung tim seperti Man. United, Man. City, Chelsea, Real Madrid, Barcelona, dan Juventus. (Ini gak semuanya lo gan, yang merasa aja).
Saya akan coba menyebutkan beberapa hal yang membuat kawula muda ini memilih mendukung Liverpool ketimbang tim-tim yang sedang naik daun belakangan ini.
1. Anti Mainstream sedang marak di Indonesia dan mendukung Liverpool adalah sebuah anti mainstream yang tak memalukan. (Kalian bisa mengingat kenangan indah masa lampau, 18 leagues and we won it 5 times. Jika anti mainstream mendukung Everton? Saya berpikir satu jam untuk mencari kelebihan tim itu.)
2. Liverpool musim ini bermain indah. Ya, setidaknya ketika ditanya, kalian bisa menjawab "Liverpool asik banget nih mainnya." Walau kadang lebih menimbulkan Teka-Teki ketimbang Tiki-Taka.
3. Pemain Liverpool ga ada yang jelek. Ganteng semua gitu. (Sterling, Sturridge, dan Wisdom masih masuk kategori Cute dan Manis). Jangan heran jika tahun ini penggemar wanita Liverpool meningkat drastis. Ga ada pemain yang berwajah macam Gervinho, Bacary Sagna, Cheick Tiote, Dani Welbeck hingga Patrick Evra di tim ini (No rasis, tapi kenyataan)
4. Liverpool adalah musuh bebuyutan Man. United. Jadi bagi mereka Man. United Haters (Haters terbanyak di dunia sepak bola), cara paling tepat adalah menjadi pendukung The Reds dan menghina Setan Merah semau mereka. Karena cuma fans Liverpool yang bisa adu bacot lawan MU dalam hal trofi
5. Menjadi tim yang paling tepat didukung oleh para musisi. Chant yang dimiliki Liverpool beragam, enak didengar, dan mudah dilantunkan. (Saya tak berbicara tentang lagu Poor Scouser Tommy).
6. Kami adalah tim dengan masa depan tercerah. Jika gagal musim ini, kami akan bilang masih ada musim depan, kami akan juara musim depan. We Are The Next Season Team. Sudah terjadi sejak 2007. (Lebih tepatnya disebut loyal)
7. YNWA!! Sebuah slogan "Mati" kami. Ya, ini bisa menjadi tembok terakhir ketika Liverpool mengalami kekalahan atau masalah. Bisa juga untuk kamu yang ingin menyemangati sang kekasih. Atau kamu yang ingin menemani jaga malam satpam yang sedang jalan-jalan agar dia tidak jalan-jalan sendiri. You'll Never Walk Alone menjadi kalimat indah tak terlupakan yang mudah diucapkan.
8. luis suarez..!! ya siapa yang tidak kenal dengan striker yang satu..! dituduh rasis, diving dan yang terakhir menggigit bek chelsea ivanovic namun tahukah agan jika 23 gol yang dihasilkan suarez itu tanpa pinalty apalagi berbau offside. bahkan ada golnya yang di anulir wasit ketika everton menahan imbang liverpool 2-2.
Saya tak tahu kapan Liverpool akan kembali menjadi Raja Inggris dan Eropa. Tetapi Tuhan punya rencana hingga akhirnya membuat kita semua mendukung tim ini. Jika kalian sedang mencari jati diri dengan tim sepak bola yang kalian dukung, jadikan Liverpool pilihan terakhir. Mengapa? Karena sekali kalian mencoba mencintai tim ini, maka cinta kalian berlangsung abadi dan tanpa syarat.
Pencapaian terindah Liverpool pada era modern jelas terjadi pada 2005. Saat itu Tuhan memberikan sebuah keajaiban yang pantas dijadikan salah satu keajaiban dunia di buku RPUL. Memiliki skuad yang sebenarnya biasa saja, Liverpool berhasil menggembuk Milan yang berisi Kaka, Pirlo, Shevchenko, Crespo, Cafu, Maldini, dll. Menang dengan cara comeback setelah tertinggal 3-0 dan menang melalui adu penalti. Dan itu adalah keajaiban yang terjadi di Istanbul
Namun, harapan tersebut hanya tertahan satu tahun kala mereka kembali Comeback saat memastikan diri Juara Piala FA 2006. Liverpool menjadikan Paul Konchesky seperti Roberto Carlos, bukan soal kepala plontosnya. Tapi lebih ke gol jarak jauh "kebetulan" yang bersarang di gawang Pepe Reina saat itu. Beruntung, Captain Fantastic lagi-lagi menyelamatkan tim lewat Bom Atom dari jarak 30 meter. Liverpool kembali menang lewat adu penalti.
Setelah itu, Liverpool menjelma menjadi tim besar yang medioker (bahasa apa itu). Liverpool tenggelam bersama bayang-bayang Manchester United, Chelsea, hingga Manchester City (Tak ada nama Arsenal dan Tottenham Hotspur karena mereka juga belum meraih trofi pada medio setelah 2006).
Tunggang langgang di Premier League, hingga gagal menembus zona Liga Champions dalam 3 musim terakhir menjadi puncak mediokeritas The Reds. Baru musim lalu Liverpool kembali mengangkat Piala Carling (Piala Liga Inggris). Ya, Piala yang harganya tidak sampai gaji Gerrard dalam satu pekan.
Terbiasa untuk bersabar dan menjadi fans paling sabar di dunia, itu yang paling cocok disematkan untuk fans Liverpool. Para wanita, pilihlah fans Liverpool sebagai kekasih maka kalian semua akan bebas berbelanja dan berbuat seenaknya tanpa ada yang protes (asal jangan selingkuh. Itu seperti melihat Liverpool dibantai tim macam Southampton, Aston Villa, dan West Bromwich Albion, SAKIT). Cukup beri mereka satu waktu untuk menonton laga Liverpool pada akhir pekan dan satu waktu untuk menikmati Surga Dunia bernama Bir.
Tak ada yang berbeda dengan Liverpool musim ini. Saya tak berbicara soal gaya bermain, manajer dan pemain anyar. Tapi lebih ke posisi di klasemen. The Reds berhasil stabil diperingkat 7-8. Hanya Malaikat Jibril yang bisa membuat The Reds finis empat besar bahkan peringkat lima pada akhir musim.
Tapi apa yang terjadi? Fans Liverpool khususnya di Indonesia malah berkembang sangat pesat bagai jamur dimusim hujan pada musim ini. Uniknya, mereka datang dari kalangan muda yang seharusnya menjadi glory hunter dan mendukung tim seperti Man. United, Man. City, Chelsea, Real Madrid, Barcelona, dan Juventus. (Ini gak semuanya lo gan, yang merasa aja).
Saya akan coba menyebutkan beberapa hal yang membuat kawula muda ini memilih mendukung Liverpool ketimbang tim-tim yang sedang naik daun belakangan ini.
1. Anti Mainstream sedang marak di Indonesia dan mendukung Liverpool adalah sebuah anti mainstream yang tak memalukan. (Kalian bisa mengingat kenangan indah masa lampau, 18 leagues and we won it 5 times. Jika anti mainstream mendukung Everton? Saya berpikir satu jam untuk mencari kelebihan tim itu.)
2. Liverpool musim ini bermain indah. Ya, setidaknya ketika ditanya, kalian bisa menjawab "Liverpool asik banget nih mainnya." Walau kadang lebih menimbulkan Teka-Teki ketimbang Tiki-Taka.
3. Pemain Liverpool ga ada yang jelek. Ganteng semua gitu. (Sterling, Sturridge, dan Wisdom masih masuk kategori Cute dan Manis). Jangan heran jika tahun ini penggemar wanita Liverpool meningkat drastis. Ga ada pemain yang berwajah macam Gervinho, Bacary Sagna, Cheick Tiote, Dani Welbeck hingga Patrick Evra di tim ini (No rasis, tapi kenyataan)
4. Liverpool adalah musuh bebuyutan Man. United. Jadi bagi mereka Man. United Haters (Haters terbanyak di dunia sepak bola), cara paling tepat adalah menjadi pendukung The Reds dan menghina Setan Merah semau mereka. Karena cuma fans Liverpool yang bisa adu bacot lawan MU dalam hal trofi
5. Menjadi tim yang paling tepat didukung oleh para musisi. Chant yang dimiliki Liverpool beragam, enak didengar, dan mudah dilantunkan. (Saya tak berbicara tentang lagu Poor Scouser Tommy).
6. Kami adalah tim dengan masa depan tercerah. Jika gagal musim ini, kami akan bilang masih ada musim depan, kami akan juara musim depan. We Are The Next Season Team. Sudah terjadi sejak 2007. (Lebih tepatnya disebut loyal)
7. YNWA!! Sebuah slogan "Mati" kami. Ya, ini bisa menjadi tembok terakhir ketika Liverpool mengalami kekalahan atau masalah. Bisa juga untuk kamu yang ingin menyemangati sang kekasih. Atau kamu yang ingin menemani jaga malam satpam yang sedang jalan-jalan agar dia tidak jalan-jalan sendiri. You'll Never Walk Alone menjadi kalimat indah tak terlupakan yang mudah diucapkan.
8. luis suarez..!! ya siapa yang tidak kenal dengan striker yang satu..! dituduh rasis, diving dan yang terakhir menggigit bek chelsea ivanovic namun tahukah agan jika 23 gol yang dihasilkan suarez itu tanpa pinalty apalagi berbau offside. bahkan ada golnya yang di anulir wasit ketika everton menahan imbang liverpool 2-2.
Saya tak tahu kapan Liverpool akan kembali menjadi Raja Inggris dan Eropa. Tetapi Tuhan punya rencana hingga akhirnya membuat kita semua mendukung tim ini. Jika kalian sedang mencari jati diri dengan tim sepak bola yang kalian dukung, jadikan Liverpool pilihan terakhir. Mengapa? Karena sekali kalian mencoba mencintai tim ini, maka cinta kalian berlangsung abadi dan tanpa syarat.
0
21.8K
Kutip
397
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
925.2KThread•91.1KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya