Galerina autumnalis adalah jamur beracun yang mematikan. Mushroom sering tumbuh di kayu, dan ketika habitatnya di tanah memiliki preferensi tanah berlumut. Kelompok ini paling terkenal karena spesies beracun dengan jenis racun halusinogen Psilocybe. Galerina autumnalis dapat diidentifikasi dengan topi cokelat keemasan,ukuran yang relatif kecil, anulus rapuh (cincin) pada Stipe (batang). Bagian bawah dari Stipe biasanya lebih kecoklat gelap, floculles kadang-kadang terlihat dengan jelas, atau berkas-berkas kecil hyphae. Di atas anulus, Stipe biasanya berwarna cokelat terang dan tidak memiliki ornamen. Jamur ini biasanya tidak terlalu besar, ukuran topi hanya sekitar satu atau dua inci dan stipes biasanya berukuran kurang dari 2 inci. Spora cetak yang berwarna coklat berkarat. Racun dalam Galerina adalah protein yang relatif kecil dari delapan asam amino, sebuah cyclopeptide disebut-amanitin. A-amanitin bekerja dengan perlahan-lahan menyerang enzim RNA polimerase.Meskipun terjadi di semua sel-sel tubuh, pada sel hati terutama, karena tubuh berusaha untuk mengasingkan racun ini yang ada di hati, dan sel-sel yang rusak yang paling. -A amanitin akhirnya mempengaruhi sistem saraf pusat dan ginjal. Tidak seperti banyak jamur yang berracun, gejalanya secara perlahan. Selama 6-24 jam setelah konsumsi, mungkin hal pertama yang dirasakan rasa nyaman, diikuti dengan kram dan diare. Pada hari ketiga, ada penurunan gejala, tetapi ini adalah gejala yang palsu. Pada hari ke 4 sampai 5 hari enzim akan meningkat, hati dan ginjal yang sangat terpengaruh. Kematian sering terjadi jika pencangkokan hati atau langkah-langkah heroik lainnya tidak dilakukan. Tidak ada obat untuk menangkal racun ini, sampai saat ini tentunya, tetapi dokter hanya bisa mengurangi gejala-gejala saja.

Amanita muscaria, mushroom yang sangat indah dan mencolok, juga dikenal sebagai Fly Agaric, dengan warna kuning ke warna merah dan putih berbintik-bintik. jamur ini hampir selalu ditemukan dalam cerita dongeng dengan penampilan topi merah besar dan berbintik-bintik. Amanita muscaria adalah jamur yang ditemukan hampir di seluruh belahan bumi utara, meskipun telah terdaftar sebagai racun oleh FDA karena jamur Amanita sekitar 90% dari semua kematian terkait jamur. Konstituen yang entheogen A. muscaria serta benar dibuat 10x asetat dan ekstrak adalah asam ibotenic, muscamol, dan mungkin muscazone, setidaknya menurut Ott. Muscamol tampaknya menjadi primary minuman keras. Efek biasanya muncul dalam waktu 30 menit sampai 2 jam setelah konsumsi dan berlangsung selama beberapa jam. Mual dan muntah gejala umumnya, tetapi prinsip efek pada sistem saraf pusat adalah kebingungan, distorsi visual, perasaan memiliki kekuatan yang lebih besar, delusi dan kejang-kejang. Mengantuk juga umum dan banyak yang memakan jamur ini tertidur dan tidak dapat dengan mudah dibangkitkan.

Amanita pantherina Panther Cap. mushroom ini juga sangat beracun, walaupun biasanya tidak terlalu fatal. Nama ini diambil diduga berasal dari topinya, dengan pertengahan coklat, dan kerudung putih yang sangat jelas titik-titik dengan tetap di atasnya. The Stipe memiliki cincin putih dan lembut di bagian atas, dan basis bulat memiliki cincin seperti rim. jarang di temukan Guernsey, dan kadang-kadang bingung dengan banyak pemerah biasa, Amanita rubescens, tapi tidak seperti yang terakhir, spesies ini tidak pernah dengan warna memar merah. mushroom ini ditemukan di daerah berhutan dan taman. Yang paling penting faktor yang menyebabkan keracunan adalah jamur beracun kebingungan dengan spesies yang dapat dimakan, dan non-spesifik keracunan jamur. Genus Amanita memiliki distribusi global dan merupakan salah satu yang paling terkenal genera macrofungi. Racun aktif hadir terdapat pada topi yanng seperti bintik macan tutul (A. pantherina) (DC ex Fr.) Secr adalah ibotenic asam dan muscimol, yang mudah diserap dari saluran pencernaan. Kemungkinan zat lain juga berpartisipasi dalam efek psikotropika. Gejala awal terjadi setelah 120 menit dengan sistem saraf pusat (SSP) yaitu depresi, ataksia, waxing dan memudarnya obtundation, hyperkinetic halusinasi dan perilaku yang aneh juga muncul

mushroom ndah ini dikenal dengan sebutan malaikat maut. Satu contoh dari ketiga jamur, Amanita bisporigera, Amanita virosa, dan Amanita Verna, yang dapat mematikan. Ketiga spesies putih murni, dengan insang putih yang bebas dari tangkai. Semua memiliki anulus, atau cincin (yang merupakan sisa dari tabir parsial, yang melindungi insang karena terjadi perkembangan) di sekitar batang. Ketiganya memiliki volva, atau cangkir di dasar, yang merupakan sisa kerudung universal yang mengelilingi tubuh primordium berbuah muda. Seperti semua jenis Amanita, mereka mycorrhizal, yang berarti mereka memiliki simbiosis (mutualistic) asosiasi dengan pohon inang. Racun dalam kematian malaikat adalah protein yang relatif kecil dari delapan asam amino, sebuah cyclopeptide yang disebut alpha-amanitin. Alpha-amanitin bekerja dengan perlahan-lahan menyerang RNA polimerase, enzim dalam hati. Pada akhirnya mempengaruhi sistem saraf pusat dan ginjal. Tidak seperti banyak jamur racun ini tidak menyebabkan gejala segera. 6-24 jam setelah konsumsi mungkin ada perasaan awal enak, diikuti dengan kekerasan kram dan diare. Pada hari ketiga, ada pengampunan gejala, tetapi ini adalah pengampunan yang palsu. Pada tanggal 4 sampai 5 hari dan peningkatan enzim hati dan ginjal yang sangat terpengaruh. Kematian sering terjadi jika pencangkokan hati atau langkah-langkah heroik lainnya tidak dilakukan. Racun yang sama ini, kebetulan, ditemukan dalam jamur yang sama sekali tidak berhubungan Galerina autumnalis.

Gyromitrin adalah toksin hemolitik (yakni merusak sel darah merah) pada manusia, primata lain, dan anjing. Ini adalah racun bagi sistem saraf pusat dan kerusakan hati dan saluran pencernaan. Itu mungkin bertindak dengan mengganggu transaminases, terutama yang memiliki pyridoxal kofaktor fosfat. Vitamin B6 yang digunakan dalam perawatan. Seperti dalam cyclopeptide keracunan, yang relatif lama periode laten terjadi kemudian (6 sampai 12 jam) antara konsumsi dan gejala. Gejala termasuk mual, muntah, diare, kram, distensi, kelemahan, kelelahan, dan sakit kepala, jika kondisi parah, ini mungkin berkembang menjadi penyakit kuning, kejang-kejang, koma, dan kematian. Methemoglobinuria dan gula darah sangat rendah ditemukan di tes laboratorium