Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

cahxoedoezAvatar border
TS
cahxoedoez
( " Taspirin" dari bandung a.ka Doni )Bocah 11 Tahun, Jadi Pengamen demi Hidupi Kelua


Doni (Baju Hitam) bersama empat adiknya yaitu Soleh (8) Deden (5) Fitri (4) dan Sukma (1) dan satu temannya (Baju merah pinggir kiri) ditemani ibunya Neneng Agustin. Bocah 11 tahun itu menjadi seorang pengamen jalanan di Kota Bandung semata-mata hanya untuk menghidupi keluarganya.

BANDUNG, KOMPAS.com — Tak ada raut penyesalan di wajah Doni Reningcahyono, bocah 11 tahun yang menjadi seorang pengamen jalanan di Kota Bandung. Profesi tersebut dijalaninya untuk menghidupi keluarganya.

Uang sebesar Rp 15.000, paling besar, dari hasil mengamen setengah hari, dipergunakannya untuk sekadar membeli beras, demi kelanjutan hidup ibunya Neneng Agustin dan keempat orang adiknya yaitu Soleh (8), Deden (5), Fitri (4), dan Sukma (1).

Uang hasil ngamen itu ternyata tidak diberikan Doni kepada sang ibu seluruhnya. Demi melancarkan sekolahnya, Doni menyisihkan Rp 3.000 untuk bekal jajannya saat menuntut ilmu di sekolah. "Sebagian juga ngasih buat jajan adik setiap hari," ujar bocah yang sering mengamen di sekitaran Kantor Samsat Bandung Tengah itu.

Tak sampai di situ, uang hasil keringatnya berpanas-panasan di tengah Kota Bandung yang bising oleh deru kendaraan bermotor masih disisihkannya sebagian untuk tabungannya. Bukan untuk membeli mainan seperti kebanyakan anak-anak. Uang tersebut justru dipergunakannya setiap kenaikan kelas untuk membeli perlengkapan sekolah.

"Uang tabungannya untuk beli buku dan perlengkapan," kata Doni.

Rasa bangga dapat menghidupi keluarganya itu mungkin telah menghapus rasa malunya di sekolah. Pasalnya, untuk anak seusia Doni, seharusnya sudah duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar. Namun, karena terlalu mementingkan urusan perut ibu dan keempat adiknya, bocah yang bercita-cita menjadi tentara itu harus merasakan putus sekolah. Kini, Doni harus belajar satu kelas dengan adiknya, Soleh, di kelas 2 SD.

"Pernah juga dimasukin sekolah ke kelas 4, tapi dikeluarin karena enggak masuk satu tahun, soalnya waktu itu ikut sama paman. Ya, jadi sekarang ngulang lagi" ujarnya terurai senyum.

Diakui Doni, keinginannya untuk mengamen di jalan bukan karena diperintah oleh ibunya. Dengan tulus bocah itu menggelengkan kepalanya dan mengatakan bahwa profesi yang dipilihnya sebagai pengamen jalanan atas dasar kemauannya sendiri. Hal tersebut lantaran Doni merasa iba kepada ibunya yang tidak mendapatkan penghasilan tetap dari usahanya berdagang makanan kecil, setelah ditinggal sang ayah beberapa tahun lalu.

sumber
http://regional.kompas.com/read/2013...campaign=Ktswp
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
masih banyak "taspirin" di negeri iniemoticon-Berduka (S)..dimana hati para yang NGAKUNYA WAKIL RAKYAT..??apa tidak melihat??tidak tau??emoticon-Mad (S)
Diubah oleh cahxoedoez 07-05-2013 06:03
0
2.6K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.