- Beranda
- The Lounge
Rahasia dibalik Ganja
...
TS
caturkunthet
Rahasia dibalik Ganja
misi gan, ane cuman mau ngeshare sesuatu yg berbau ganja, tapi kalo nyium baunya jgn puyeng y,wkwkwkwk
Spoiler for :
menerima sumbangan
Spoiler for ganja:
Spoiler for apa itu ganja:
Ganja adalah tumbuhan budidaya penghasil serat, namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol yang dapat membuat pemakainya mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab). Tanaman ganja biasanya dibuat menjadi rokok marijuana.
Tanaman semusim ini tingginya dapat mencapai 2 m. Berdaun menjari dengan bunga jantan & betina ada di tanaman berbeda (berumah dua). Bunganya kecil-kecil dalam dompolan di ujung ranting. Ganja hanya tumbuh di pegunungan tropis dengan ketinggian di atas 1.000 m di atas permukaan laut.
Ganja menjadi simbol budaya hippies yg pernah populer di Amerika Serikat. Hal ini biasanya dilambangkan dengan daun ganja yg berbentuk khas. Selain itu ganja & opium juga didengungkan sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisme yang dipaksakan negara kapitalis terhadap negara berkembang. Di India, sebagian Sadhu yg menyembah dewa Shiva menggunakan produk derivatif ganja untuk melakukan ritual penyembahan dengan cara menghisap hashish melalui pipa chilam/chillum, & dengan meminum bhang.
Tanaman semusim ini tingginya dapat mencapai 2 m. Berdaun menjari dengan bunga jantan & betina ada di tanaman berbeda (berumah dua). Bunganya kecil-kecil dalam dompolan di ujung ranting. Ganja hanya tumbuh di pegunungan tropis dengan ketinggian di atas 1.000 m di atas permukaan laut.
Ganja menjadi simbol budaya hippies yg pernah populer di Amerika Serikat. Hal ini biasanya dilambangkan dengan daun ganja yg berbentuk khas. Selain itu ganja & opium juga didengungkan sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisme yang dipaksakan negara kapitalis terhadap negara berkembang. Di India, sebagian Sadhu yg menyembah dewa Shiva menggunakan produk derivatif ganja untuk melakukan ritual penyembahan dengan cara menghisap hashish melalui pipa chilam/chillum, & dengan meminum bhang.
Spoiler for sejarah:
Referensi mengenai tanaman ganja (cannabis) tercatat dalam naskah Cina sejak awal 2700 SM. Penjelajah Eropa pertama kali memperkenalkan ganja ke dunia pada tahun 1545. Tanaman ini dianggap sangat bermanfaat oleh pemerintah kolonial Jamestown awal th 1607 & mulai dibudidayakan. Di Virginia, petani didenda jika tdk menanam ganja. Pada th 1617 ganja mulai diperkenalkan ke Inggris. Dari abad ketujuh belas hingga ke pertengahan abad kedua puluh ganja dianggap sebagai obat rumah tangga yg berguna untuk mengobati penyakit seperti sakit kepala, kram menstruasi, & sakit gigi. Dr th 1913-1938 jenis ganja yang lebih kuat dibudidayakan oleh perusahaan-perusahaan obat Amerika utk digunakan dalam produk obat mereka. Ganja jenis itu disebut Cannabis americana.
Sebelum th 1910, perdagangan ganja & hasish (bagian yang dihasilkan dari bunga) cukup terbatas. Namun, setelah Revolusi Meksiko, perdagangan obat-obatan lebih terbuka, ini mengakibatkan pertumbuhan & pengangkutan obat-obatan menjadi lebih mudah & lebih menguntungkan. Bisnis ini diperluas hingga mencapai pelabuhan New Orleans, dimana waktu itu ganja dijual di pasar gelap utk penduduk lokal.
Ganja segera populer terutama pada turunan ganja yg kuat seperti: hasish, charas, ghanja, & bhang. Para musisi mengatakan bahwa merokok ganja dpt memberikan mereka inspirasi yg dibutuhkan utk memainkan musik mereka. Ada yang mengatakan bahwa ganja bs memberi mereka visi kontemplatif dan perasaan kebebasan & semangat yg luar biasa. Selain itu ganja juga digunakan sebagai obat penghibur atau entertainment.
Di th 1920, sebagai hasil dari perubahan amandemen yg melarang penggunaan minuman beralkohol, penggunaan ganja sebagai obat psikoaktif mulai tumbuh. Bahkan setelah pencabutan larangan tersebut th 1933, ganja masih digunakan secara luas, seperti juga morfin, heroin, & kokain. Pd th 1937, ke-46 negara bagian US melarang penggunaan ganja bersama dg obat-obatan narkotika lainnya. Tapi persepsi yg populer adalah ganja tidak adiktif seperti narkotika. Ganja diklasifikasikan sebagai obat yang mengubah suasana hati, persepsi, dan image, bukan sebagai obat narkotika. Ganja masih dianggap sebagai obat-obatan Schedule I, yg berarti ganja dianggap sebagai obat yg berbahaya tanpa ada penggunaan medis. Akhirnya setelah itu rancangan UU diusulkan utk kembali mengklasifikasikan ganja sebagai obat Shedule II , yaitu sebagai obat berbahaya dg penggunaan medis yg terbatas.
Pada th 1960-an ganja digunakan secara luas oleh generasi muda dr semua kelas sosial. Diperkirakan bahwa pada th 1994, 17 jt aorang Amerika telah menggunakan ganja, & sekitar 1,5 juta orang Amerika menghisap ganja secara teratur. Kehadiran strain ganja yg lebih kuat telah memperluas perdebatan antara penegak badan pengawas obat & para pendukung dekriminalisasi ganja. Mereka berpendapat, ganja tdk dalam kelas yg sama seperti obat-obatan lain yg memang lebih adiktif. Pendapat yg lain menyatakan bahwa ganja adl pintu gerbang “gateaway” utk obat-obatan yg lebih keras & karena itu hukum terhadap penggunaan & distribusi harus tetap berlaku.
Sejak th 1976 UU memungkinkan penggunaan ganja secara terbatas utk keperluan medis yg telah diberlakukan di 35 negara bagian (pada tahun 2003 beberapa UU tsb telah berakhir atau secara khusus tdk diperpanjang oleh legislator negara bagian). Pada thn 2002 ada upaya luas utk dekriminalisasi pengguna ganja di Canada dan Britania Raya. Di Amerika Serikat, hampir semua level di tingkat negara bagian mereformasi hukum obat-obatan yg dianggap tidak efektif dengan melakukan over-riding pd hukum obat federal. Meskipun demikian, sejak 1996 delapan negara bagian telah memberlakukan berbagai upaya hukum yg secara efektif memungkinkan penggunaan medical marijuana yg terbatas & terkendali.
Pada bulan Mei 1999, National Institutes of Health mengeluarkan kebijakan yg menggambarkan perlunya penelitian lebih lanjut dalam penggunaan ganja utk perawatan medis. NIH berpendapat bahwa penggunaan ganja utk alasan medis harus melibatkan analisa mengenai manfaat penggunaan serta potensi risiko yg akan timbul.
Sejumlah inisiatif legalisasi ganja, mulai dari legalisasi utk penggunaan pribadi terbatas sampai kemungkinkan para petani untuk menanam ganja yg menghasilkan non-psikoaktif ganja telah ditolak oleh para pemilih dalam beberapa tahun terakhir. Pada bulan November 2002, 3 proposal reformasi yg diusulkan di Nevada, South Dakota, dan Arizona dikalahkan oleh pemilih di negara-negara bagian tersebut.
Sebelum th 1910, perdagangan ganja & hasish (bagian yang dihasilkan dari bunga) cukup terbatas. Namun, setelah Revolusi Meksiko, perdagangan obat-obatan lebih terbuka, ini mengakibatkan pertumbuhan & pengangkutan obat-obatan menjadi lebih mudah & lebih menguntungkan. Bisnis ini diperluas hingga mencapai pelabuhan New Orleans, dimana waktu itu ganja dijual di pasar gelap utk penduduk lokal.
Ganja segera populer terutama pada turunan ganja yg kuat seperti: hasish, charas, ghanja, & bhang. Para musisi mengatakan bahwa merokok ganja dpt memberikan mereka inspirasi yg dibutuhkan utk memainkan musik mereka. Ada yang mengatakan bahwa ganja bs memberi mereka visi kontemplatif dan perasaan kebebasan & semangat yg luar biasa. Selain itu ganja juga digunakan sebagai obat penghibur atau entertainment.
Di th 1920, sebagai hasil dari perubahan amandemen yg melarang penggunaan minuman beralkohol, penggunaan ganja sebagai obat psikoaktif mulai tumbuh. Bahkan setelah pencabutan larangan tersebut th 1933, ganja masih digunakan secara luas, seperti juga morfin, heroin, & kokain. Pd th 1937, ke-46 negara bagian US melarang penggunaan ganja bersama dg obat-obatan narkotika lainnya. Tapi persepsi yg populer adalah ganja tidak adiktif seperti narkotika. Ganja diklasifikasikan sebagai obat yang mengubah suasana hati, persepsi, dan image, bukan sebagai obat narkotika. Ganja masih dianggap sebagai obat-obatan Schedule I, yg berarti ganja dianggap sebagai obat yg berbahaya tanpa ada penggunaan medis. Akhirnya setelah itu rancangan UU diusulkan utk kembali mengklasifikasikan ganja sebagai obat Shedule II , yaitu sebagai obat berbahaya dg penggunaan medis yg terbatas.
Pada th 1960-an ganja digunakan secara luas oleh generasi muda dr semua kelas sosial. Diperkirakan bahwa pada th 1994, 17 jt aorang Amerika telah menggunakan ganja, & sekitar 1,5 juta orang Amerika menghisap ganja secara teratur. Kehadiran strain ganja yg lebih kuat telah memperluas perdebatan antara penegak badan pengawas obat & para pendukung dekriminalisasi ganja. Mereka berpendapat, ganja tdk dalam kelas yg sama seperti obat-obatan lain yg memang lebih adiktif. Pendapat yg lain menyatakan bahwa ganja adl pintu gerbang “gateaway” utk obat-obatan yg lebih keras & karena itu hukum terhadap penggunaan & distribusi harus tetap berlaku.
Sejak th 1976 UU memungkinkan penggunaan ganja secara terbatas utk keperluan medis yg telah diberlakukan di 35 negara bagian (pada tahun 2003 beberapa UU tsb telah berakhir atau secara khusus tdk diperpanjang oleh legislator negara bagian). Pada thn 2002 ada upaya luas utk dekriminalisasi pengguna ganja di Canada dan Britania Raya. Di Amerika Serikat, hampir semua level di tingkat negara bagian mereformasi hukum obat-obatan yg dianggap tidak efektif dengan melakukan over-riding pd hukum obat federal. Meskipun demikian, sejak 1996 delapan negara bagian telah memberlakukan berbagai upaya hukum yg secara efektif memungkinkan penggunaan medical marijuana yg terbatas & terkendali.
Pada bulan Mei 1999, National Institutes of Health mengeluarkan kebijakan yg menggambarkan perlunya penelitian lebih lanjut dalam penggunaan ganja utk perawatan medis. NIH berpendapat bahwa penggunaan ganja utk alasan medis harus melibatkan analisa mengenai manfaat penggunaan serta potensi risiko yg akan timbul.
Sejumlah inisiatif legalisasi ganja, mulai dari legalisasi utk penggunaan pribadi terbatas sampai kemungkinkan para petani untuk menanam ganja yg menghasilkan non-psikoaktif ganja telah ditolak oleh para pemilih dalam beberapa tahun terakhir. Pada bulan November 2002, 3 proposal reformasi yg diusulkan di Nevada, South Dakota, dan Arizona dikalahkan oleh pemilih di negara-negara bagian tersebut.
Spoiler for medis:
Cannabis pertama kali diketahui dapat digunakan utk pengobatan yaitu dalam terapi pharmacopoeia di negeri Cina yg disebut Pen Ts’ao. Pharmacopoeia adalah sebuah buku yg berisi daftar obat-obatan serta cara persiapan & penggunaannya. Cannabis disebut sebagai “Superior Herb” oleh Kaisar Shen Nung (2737-2697 SM), yg diyakininya sangat manjur & mujarab. Cannabis direkomendasikan sebagai pengobatan utk berbagai penyakit umum. Sekitar periode yg sama di Mesir, ganja digunakan sebagai pengobatan utk sakit mata. Ramuan ini digunakan di India dalam upacara budaya & agama, & dicatat dalam kitab suci teks Sansekerta sekitar 1.400 SM. Ganja dianggap sebagai ramuan kudus & ditandai sebagai ” soother of grief ” atau ” the sky flyer,” dan “surga orang miskin.” Berabad-abad kemudian, sekitar 700 SM, orang-orang bangsa Asyur menggunakan ramuan yg mereka sebut Qunnabu yg digunakan sebagai dupa. Orang Yunani kuno menggunakan ganja sebagai obat utk mengobati peradangan, sakit telinga, & edema.
Pada sekitar th 1300-an, pemerintah & otoritas agama khawatir tentang efek psikoaktif pd masyarakat yang mengkonsumsi ramuan ganja tersebut & berusaha menempatkan pembatasan keras terhadap penggunaannya. Emir Soudon Sheikhouni dari Joneima mengatakan bahwa ganja dilarang digunakan oleh orang miskin. Dia menghancurkan tanaman & memerintahkan pelanggaran penggunaan ganja. Pada 1484, Paus Innosensius VIII melarang penggunaan Hashish, yaitu suatu bentuk concentrated dari ganja.
Kegunaan Medis Tanaman Ganja
Tanaman ganja secara keseluruhan, termasuk kuncup, daun, biji, dan akar, semuanya telah digunakan sebagai ramuan obat sepanjang sejarah.
Marijuana telah terbukti sebagai obat analgesik, anti muntah, anti-inflamasi, penenang, anticonvulsive, dan tindakan pencahar. Studi klinis telah menunjukkan efektivitas ganja dalam mengurangi mual dan muntah setelah kemoterapi untuk pengobatan kanker. Tanaman ini juga telah terbukti mengurangi tekanan intra-okular di mata sebanyak 45%, dalam pengobatan glaukoma. Cannabis telah terbukti sebagai anticonvulsive, dan dapat membantu dalam merawat penderita epilepsi. Penelitian lain telah mendokumentasikan sebuah in-vitro efek penghambat tumor THC. Marijuana juga dapat meningkatkan nafsu makan dan mengurangi rasa mual dan telah digunakan pada pasien AIDS untuk mencegah penurunan berat badan serta efek lain yang mungkin timbul dari penyakit ini. Dalam sebuah studi penelitian beberapa kandungan kimia dari ganja menampilkan aksi antimikroba dan efek antibakteri. Komponen CBC dan d-9-tetrahydrocannabinol telah terbukti dapat menghancurkan dan menghambat pertumbuhan bakteri streptokokus dan staphylococci.
Ganja mengandung senyawa kimia yang dikenal sebagai canabinoid. Jenis canabinoid yang berbeda-beda memiliki efek yang berbeda pula pada tubuh setelah di konsumsi. Penelitian ilmiah mengindikasikan bahwa zat ini mempunyai nilai potensi terapi untuk menghilangkan rasa sakit, kontrol mual dan muntah-muntah, serta stimulasi nafsu makan. Zat aktif utama ganja yang teridentifikasi sampai saat ini adalah 9-tetrahydro-cannabinol, yang dikenal sebagai THC. Bahan kimia ini kemungkinan mengandung sebanyak 12% dari bahan kimia aktif dalam ramuan, dan memberikan pengaruh sebanyak 7-10% dari akibat yang di timbulkan seperti rasa gembira, atau “high” yang dialami saat mengkonsumsi ramuan ganja. Kualitas ramuan “euforia” ini tergantung pada saldo bahan aktif lain dan kesegaran bahan ramuan. THC ter-degradasi ke komponen yang dikenal sebagai cannabinol, atau CBN. Kimia aktif ini relatif tidak menonjol dalam ganja yang telah disimpan terlalu lama sebelum digunakan. Komponen kimia lain, cannabidiol, atau dikenal sebagai CBD, memiliki efek sedatif dan analgesik ringan, dan memberikan kontribusi ke somatic heaviness yang kadang-kadang dialami oleh pengguna ganja.
Pada sekitar th 1300-an, pemerintah & otoritas agama khawatir tentang efek psikoaktif pd masyarakat yang mengkonsumsi ramuan ganja tersebut & berusaha menempatkan pembatasan keras terhadap penggunaannya. Emir Soudon Sheikhouni dari Joneima mengatakan bahwa ganja dilarang digunakan oleh orang miskin. Dia menghancurkan tanaman & memerintahkan pelanggaran penggunaan ganja. Pada 1484, Paus Innosensius VIII melarang penggunaan Hashish, yaitu suatu bentuk concentrated dari ganja.
Kegunaan Medis Tanaman Ganja
Tanaman ganja secara keseluruhan, termasuk kuncup, daun, biji, dan akar, semuanya telah digunakan sebagai ramuan obat sepanjang sejarah.
Marijuana telah terbukti sebagai obat analgesik, anti muntah, anti-inflamasi, penenang, anticonvulsive, dan tindakan pencahar. Studi klinis telah menunjukkan efektivitas ganja dalam mengurangi mual dan muntah setelah kemoterapi untuk pengobatan kanker. Tanaman ini juga telah terbukti mengurangi tekanan intra-okular di mata sebanyak 45%, dalam pengobatan glaukoma. Cannabis telah terbukti sebagai anticonvulsive, dan dapat membantu dalam merawat penderita epilepsi. Penelitian lain telah mendokumentasikan sebuah in-vitro efek penghambat tumor THC. Marijuana juga dapat meningkatkan nafsu makan dan mengurangi rasa mual dan telah digunakan pada pasien AIDS untuk mencegah penurunan berat badan serta efek lain yang mungkin timbul dari penyakit ini. Dalam sebuah studi penelitian beberapa kandungan kimia dari ganja menampilkan aksi antimikroba dan efek antibakteri. Komponen CBC dan d-9-tetrahydrocannabinol telah terbukti dapat menghancurkan dan menghambat pertumbuhan bakteri streptokokus dan staphylococci.
Ganja mengandung senyawa kimia yang dikenal sebagai canabinoid. Jenis canabinoid yang berbeda-beda memiliki efek yang berbeda pula pada tubuh setelah di konsumsi. Penelitian ilmiah mengindikasikan bahwa zat ini mempunyai nilai potensi terapi untuk menghilangkan rasa sakit, kontrol mual dan muntah-muntah, serta stimulasi nafsu makan. Zat aktif utama ganja yang teridentifikasi sampai saat ini adalah 9-tetrahydro-cannabinol, yang dikenal sebagai THC. Bahan kimia ini kemungkinan mengandung sebanyak 12% dari bahan kimia aktif dalam ramuan, dan memberikan pengaruh sebanyak 7-10% dari akibat yang di timbulkan seperti rasa gembira, atau “high” yang dialami saat mengkonsumsi ramuan ganja. Kualitas ramuan “euforia” ini tergantung pada saldo bahan aktif lain dan kesegaran bahan ramuan. THC ter-degradasi ke komponen yang dikenal sebagai cannabinol, atau CBN. Kimia aktif ini relatif tidak menonjol dalam ganja yang telah disimpan terlalu lama sebelum digunakan. Komponen kimia lain, cannabidiol, atau dikenal sebagai CBD, memiliki efek sedatif dan analgesik ringan, dan memberikan kontribusi ke somatic heaviness yang kadang-kadang dialami oleh pengguna ganja.
0
7.4K
Kutip
70
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
924.4KThread•88.1KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya