Setelah J-Manga, situs resmi digital manga atau atau yang sering dikenal dengan istilah "mangascan" gulung tikar, sekarang menyusul Square Enix pun menutup jasa digital manga mereka setelah 3 tahun berjalan.

Sebelum ini, pada bulan lalu penerbit Jepang yang telah menghadirkan seri-seri komik bestseller seperti Full Metal Alchemist, Black Butler, Soul Eater, dan Pandora Hearts telah mengumumkan kalau mereka telah mengalami kerugian sangat besar senilai 1,4 trilyun rupiah (sekitar US$140 juta).



Note: IMHO Memang sangat sulit bagi yang menempuh jalur resmi untuk bersaing dengan situs-situs ilegal baik persaingan secara kecepatan maupun secara biaya. Karena situs ilegal pada dasarnya mencuri materi intelektual komikus, situs tersebut dapat memotong waktu proses dan biaya dengan signifikan.

Apakah masih kurang jelas sinyal2nyakah akan apa yang dialami orang-orang di balik hadirnya komik yang kalian cintai, wahai teman-teman yang mengaku fans komik tapi terus mendukung pencuri2nya dengan aneka alasan pembenaran yg menyalahkan pihak lain?

Mungkin 'jeritan' Yana Toboso-sensei, komikus BLACK BUTLER akan terwujud tidak lama lagi.. "If you illegally download or view them, you’re stealing the rice from the bowls of creators and seiyuu – it’s no joke, we’ll starve and die."

Siapkah kamu ucapkan selamat tinggal kepada komikus-komikus favoritmu bila mereka berpindah mencari karir yang lebih menghasilkan?

Dan karena kehadiran yang satu akan membunuh yang lain perlahan-lahan, saatnya tegas untuk memilih hanya mendukung salah satu sebelum terlambat.. ada dimanakah dukunganmu: komikus atau pembajak?

Membahas sedikit lebih jauh akan 3 jenis alasan-alasan pembenaran standar yang sering dipakai untuk mendukung pembajakan:

1. Karena yang resmi terbitnya lebih lambat.
Gugurnya bisnis mangascan resmi J-Manga dan Square Enix membuktikan bahwa walaupun sudah sangat cepat pun, tetap hasil pencurian pasti lebih cepat karena tidak perlu ijin dan tidak perlu negosiasi, apalagi kalau lintas negara.

Apalagi ada yang berharap lebih absurd yaitu bisa terbit setiap bulan. Di mana untuk terbit 3-4 bulan sekali saja, komikus rata-rata hanya bisa tidur 4-5 jam sehari seperti yang pernah diceritakan Hiro Mashima-sensei (Fairy Tail) dan Eiichiro Oda-sensei (One Piece).

Kesimpulan kalau alasanmu ini: Harapin menang balapan sama maling yang tidak pakai aturan dan hanya lewat jalan pintas? Penerbit aslinya saja menyerah ga terkejar..



2. Karena komik harganya mahal.
Komikus bekerja untuk nafkah hidup, tentunya tidak mungkin gratis. Banyak yang sering mengatakan wajar kalau harga komik di Jepang dan AS mahal, dan di Indonesia harusnya pakai standar harga Indonesia, tidak bisa disamakan. Tapi umumnya lupa kalau ijin royalti itu merupakah nafkah hidup komikus dan standar yang dipakai tentunya standar biaya hidup di Jepang, bukan standar di Indonesia. Maka tentunya wajar jika ijinnya pun tidak murah.

Apalagi ke depannya jika semakin berkurang pembeli komik resmi, maka untuk menutup kebutuhan hidup komikusnya dengan standar Jepang, harga ijin pun dapat menjadi semakin mahal, sehingga harga komik di Indonesia pun terpaksa menyesuaikan.

Kesimpulan kalau alasanmu ini: Siap-siap harga naik dan naik, sampai satu titik tidak bisa diterbitkan lagi karena terlalu mahal~



3. Karena belum / tidak akan diterbitkan di sini.
Jika memang berniat membaca, ada banyak cara lain untuk menikmatinya dengan resmi. Versi resmi komik-komik Jepang sudah banyak yang diterbitkan versi bahasa Inggris yang dapat dipesan via toko online. Dan jika memang niat, bisa mempelajari bahasa Jepang dan membeli langsung versi aslinya via toko online juga. Cukup banyak tempat kursus, buku, bahkan situs yang membimbing pendidikan bahasa Jepang.