Ternyata punya wajah ganteng tak selamanya menyenangkan. Tiga pemuda Uni Emirat Arab diusir dan diancam dideportasi oleh polisi syariah Arab Saudi lantaran petugas merasa kalah tampan dengan mereka.

Situs emirates247.com melaporkan, Senin (15/4), kelakuan para polisi syariah itu disebabkan kedatangan selebritas perempuan cantik dari Ibu Kota Abu Dhabi, namun tidak disebutkan namanya, di festival budaya tahunan di Saudi.

Menurut situs elaph.com aparat itu berkilah tiga pemuda tampan tadi akan membuat kaum hawa yang ada di acara itu tidak bisa menahan pandangan mereka. Namun mereka takut si artis suka dengan para pemuda itu.

Beberapa polisi malah ditahan oleh anggota Garda Nasional Negara Teluk lantaran memaksa dekat dengan artis molek itu. Dia mendatangi gerai Uni Emirat Arab ikut dalam pameran festival dan itu menghebohkan orang banyak termasuk satuan kemanan.

Artis ini mengakhiri kunjungannya. Beberapa pengunjung dan pemilik gerai berharap selebritas perempuan itu tidak datang lagi. "Kalaupun berkunjung harus ada ketertiban dan tidak kacau seperti ini," ujar salah satu peserta festival.

Awal bulan ini banyak media melaporkan tiga lelaki diamankan petugas Arab Saudi di sebuah pameran kebudayaan lantaran terlalu tampan. Salah satunya ternyata selebritas Ibu Kota Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, bernama Umar Burkan Al Gala.

Surat kabar the Huffington Post menuliskan, Kamis (25/4), Al Gala diusir di acara itu sebab ganteng luar biasa dan polisi syariat takut jika para perempuan akan tergoda dan tidak bisa menjaga pandangan mereka.

Al Gala seorang aktor kelahiran Kota Dubai. Dia juga berprofesi sebagai model dan juru foto. Al Gala pernah dinobatkan lelaki paling tampan sejagat versi majalah People Amerika Serikat pada 2009.

Media masih mencari dua lelaki tampan lain saat itu berdiri di samping Al Gala.

Aktor, penyair, model, dan fotografer Umar Burkan Al Gala asal Kota Dubai, Uni Emirat Arab mendadak tersohor. Ini lantaran berita media menyebutkan polisi syariah Arab Saudi mengusir tiga lelaki tampan sebab ditakutkan bisa membuat kaum hawa tidak menjaga pandangannya. Namun tidak pernah dilansir siapa saja mereka. Ternyata salah satunya Al Gala.

Lelaki lulusan Universitas Amerika di Dubai ini ternyata aktif di jejaring sosial Facebook. Sejak namanya mencuat, penggemarnya bertambah. Hampir setiap foto dia unggah mengundang komentar dan jempol ribuan orang. Sekitar 81.686 orang tercatat menyukai laman Al Gala. Dia mengatakan hanya mempunyai satu akun Facebook asli yang saban waktu digunakannya untuk memuat puisi-puisi buatannya.

Penggemar Al Gala didominasi kaum hawa. Mereka mengatakan lelaki itu mungkin keturunan Nabi Yusuf, salah satu utusan Tuhan paling tampan dituliskan pelbagai kitab.

Saat mengetahui dirinya semakin dikenal, Al Gala membuat status untuk menyatakan rasa cinta pada penggemarnya. "Terima kasih pada setiap pesan indah yang dikirimkan pada saya. Maaf saya belum punya waktu untuk membalas semua pesan itu. Saya cinta kalian semua," tulis dia pada Kamis (25/4) di laman Facebooknya.

Polisi syariah Arab Saudi menangkap tiga lelaki asal Uni Emirat Arab (UEA) yang sedang mengunjungi festival kebudayaan tahunan di Ibu Kota Riyadh karena menganggap mereka terlalu ganteng.

Ketiga lelaki itu merupakan perwakilan UEA yang menghadiri Festival Kebudayaan Jenadrivah. Polisi menangkap mereka dengan paksa, seperti dilansir Voice of Russia, Kamis (18/4).

Surat kabar berbahasa Arab Elaph menuturkan polisi menangkap ketiga pria itu dan membawa mereka keluar lalu memaksa mereka tengkurap di tanah. "Karena mereka terlalu tampan maka Komisi Penganjur Kebaikan dan Pencegahan Kejahatan khawatir pengunjung perempuan terpikat kepada mereka." Ketiga lelaki UEA itu akhirnya dipulangkan ke negerinya.

Menurut pernyataan yang dikeluarkan dari perwakilan UEA, polisi syariah itu menangkap mereka bukan karena mereka terlalu tampan tapi lantaran kehadiran seorang artis perempuan UEA tak dikenal.

"Kedatangan artis perempuan UEA itu hanya kebetulan dan tidak direncanakan sebelumnya oleh pihak manajemen," kata perwakilan UEA Saeed Al Kaabi dalam permohonan maafnya kepada pihak manajemen festival.