- Beranda
- The Lounge
Yang Kata nya Orang Jakarta Masuk..Ente pada tau gak?
...
TS
id.ane.dibaned
Yang Kata nya Orang Jakarta Masuk..Ente pada tau gak?
Quote:
Quote:
MONGGO DI RATE DULU
Spoiler for Cek Repost atau Tidak:
Quote:
Quote:
ASAL USUL NAMA NAMA TEMPAT DI JAKARTA: GAMBIR, GONDANGDIA DAN GLODOK
Quote:
gereja raja Willem sekarang gereja Emanuel tepat didepan stasiun Gambir
GAMBIR
Sekarang kampung Gambir tinggal kenangan saja, yang tersisa adalah nama Kelurahan Gambir dan nama Stasiun Gambir yang masih tertinggal pada salah satu stasiun yang ada di wilayah Jakarta Pusat. Wilayah yang termasuk pada kawasan Gambir batas – batasnya adalah: diutara jalan Veteran, di Selatan jalan Kebon Sirih, di Barat jalan Mojopahit dan di Timur kali Ciliwung. Kata Gambir sudah dikenal sejak nama, sejak kawasan ini mulai mengacu pada sebutan masyarakat lokal yang melihat banyaknya pohon gambir yang tumbuh dikawasan ini. Sebelum dikembangkan oleh Daendles sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda di daerah baru yang disebutnya Weltevreden, sejarah kawasan ini telah dimulai sejak tahun 1658 masih berupa daerah rawa – rawa dan padang ilalang. Oleh pemiliknya yang bernama Anthony Paviljoen daerah ini telah mulai disewakan kepada masyarakat Cina untuk digarap sebagai lahan pertanian tebu, pertanian sayur – sayuran dan sawah. Setelah makin berkembang didaerah ini timbul pasar yang berlanjut terus sebagai pasar tempat memeperingati hari lahir ratu Belanda yang diadakan pasar malam setiap tahun. Pasar yang tumbuh dan berkembang terus itu disebut pasar Gambir.
Setelah Daendels berkuasa dan memindahkan pusat pemerintahan dari Kota ke Weltevreden yang dalam bahasa Belanda berarti tempat yang paling ideal sebagai lokasi pemukiman (tempat yang nyaman), maka Belanda mulai membangun berbagai macam sarana prasarana perkotaan di daerah baru ini. Salah satu sarana perkotaan yang terkenal pada waktu itu adalah lapangan koningsplein yang disebut juga oleh masyarakat lokal dengan nama lapangan Ikada (Ikatan Atletik Djakarta). Lapangan ini mengingatkan kita pada peristiwa rapat raksasa rakyat Jakarta yang terjadi dilapangan IKADA ini. Pada masa lalu, dilapangan ini terdapat perkumpulan olah raga dan yang paling terkenal adalah Bataviaasche Sport Club (BSC) dan Batavia Buitenzorg Wedloop Societet (BBWS). BSC adalah perkumpulan olahraga biasa dan BBWS adalah perkumpulan olahraga berkuda. Setelah pembangunan Monumen Nasional (Monas) dimulai pada tahun 1962, Lapangan Gambir dan perumahan Departemen Pekerjaan Umum (DPU), serta perumahan Djawatan Kereta Api (DKA) ikut tergusur untuk ikut tergusur juga dan nama pasar tersebut diabadikan pada lokasi Pekan Raya Jakarta (PRJ) di Kemayoran. Yang tersisa dari kata Gambir untuk masa sekarang adalah nama stasiun Gambir dan nama Kelurahan Gambir.
Quote:
GLODOK
Glodok dewasa ini dijadikan nama sebuah kelurahan di wilayah kecamatan Tamansari, Kotamadya Jakarta Barat.Mengenai asal – usul nama kawasan itu terdapat beberapa pendapat. Ada yang mengatakan berasal dari kata grojok, onomatopi suara kucuran airdari pancuran. Memang cukup masuk akal, karena di sana jaman dulu terdapat semacam waduk penampungan air dari kali Ciliwung, yangdikucurkan dengan pancuran terbuat dari kayu dari ketinggian kurang lebih 10 kaki. Kata grojok diucapkan oleh orang – orang. Tionghoa totok, penduduk mayoritas kawasan itu jaman dulu berubah menjadi Glodok sesuai dengan lidahnya.Keterangan lainnya menyebutkan, bahwa kata glodok diambil dari sebutan terhadap jembatan yang melintas Kali Besar (Ciliwung) di kawasan itu, yaitu jembatan Glodok. Disebut demikian karena dahulu di ujungnya terdapat tangga – tangga menempel pada tepi kali, yang biasa digunakan untuk mandi dan mencuci oleh penduduk di sekitarnya. Dalam bahasa Sunda, tangga semacam itu disebut glodok, sama seperti sebutan bagitangga rumah. Mandi di kali pada jaman dulu, bukan hanya kebiasaan orang bumi putrasaja melainkan menjadi kebiasaan umumnya penduduk, termasuk orang –orang Belanda yang berkedudukan tinggi sekalipun ( De Haan, 1935: 193dan 294).
Glodok dewasa ini dijadikan nama sebuah kelurahan di wilayah kecamatan Tamansari, Kotamadya Jakarta Barat.Mengenai asal – usul nama kawasan itu terdapat beberapa pendapat. Ada yang mengatakan berasal dari kata grojok, onomatopi suara kucuran airdari pancuran. Memang cukup masuk akal, karena di sana jaman dulu terdapat semacam waduk penampungan air dari kali Ciliwung, yangdikucurkan dengan pancuran terbuat dari kayu dari ketinggian kurang lebih 10 kaki. Kata grojok diucapkan oleh orang – orang. Tionghoa totok, penduduk mayoritas kawasan itu jaman dulu berubah menjadi Glodok sesuai dengan lidahnya.Keterangan lainnya menyebutkan, bahwa kata glodok diambil dari sebutan terhadap jembatan yang melintas Kali Besar (Ciliwung) di kawasan itu, yaitu jembatan Glodok. Disebut demikian karena dahulu di ujungnya terdapat tangga – tangga menempel pada tepi kali, yang biasa digunakan untuk mandi dan mencuci oleh penduduk di sekitarnya. Dalam bahasa Sunda, tangga semacam itu disebut glodok, sama seperti sebutan bagitangga rumah. Mandi di kali pada jaman dulu, bukan hanya kebiasaan orang bumi putrasaja melainkan menjadi kebiasaan umumnya penduduk, termasuk orang –orang Belanda yang berkedudukan tinggi sekalipun ( De Haan, 1935: 193dan 294).
Quote:
gedung kantor pos Gondangdia dekat jl. Kali pasir
GONDANGDIA
Merupakan nama kampung yang sekarang berada ditengah pemukiman elit Menteng Jakarta Pusat. Nama Gondang dia cukup dikenal dikalanganmasyarakat awam di Jakarta karena sering disebut dalam lagu Betawi, Cikini sigondang dia, saya disini karena dia.
Batas – batas wilayah Gondangdia adalah:
- Sebelah Utara jalan K.H. Wahid Hasyim
- Sebelah Selatan Jalan Sutan Syahrir
- Sebelah Barat kali Cideng
- Sebelah Timur jalan Rel Kereta Api.
Asal usul nama kampung Gondangdia ternyata ada beberapa versi,diantaranya adalah:
1. Nama Gondangdia berasal dari nama pohon Gondang (sejenis pohon beringin) yang tumbuh pada tanah basah atau berair. Kemungkinan padamasa lalu ada pohon Gondang yang tumbuh di daerah ini.
2. Nama Gondangdia berasal dari nama binatang air sejenis keong Gondang. Yang artinya keong besar. Kemungkinan pada masa lalu didaerah ini banyak terdapat keong besar, sehingga masyarakat menyebut tempat ini dengan menyebut nama keong.
3. Nama Gondangdia berasal dari nama seorang kakek yang terkenal dan disegani oleh masyarakat sekitar kampung. Kakek ini mempunyai nama Kondang dan sering juga dipanggil Kyai Kondang Karena terkenal dikalangan masyarakat kampung, nama kakek kondang sering disebut –sebut dan masyarakat sering mengaitkan nama tempat itu dengan nama kakek, maka disebut dengan Gondangdia (kakek dia yang tersohor).
Quote:
Bonus ane tambahin Gambar jakarta Zaman Dulu
Quote:
perobohan patung perdamaian di Taman Wijaya Kusuma
( sekarang mesjid Istiqlal) pada 10 Juni 1961
( sekarang mesjid Istiqlal) pada 10 Juni 1961
Quote:
Bouwplank nya Monas
foto kontribusi Rizal Bustami
foto kontribusi Rizal Bustami
Quote:
Monas dalam konstruksi tahun 80 an
foto kontribusi Rizal Bustami
foto kontribusi Rizal Bustami
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
(Istana Negara Tahun 1825)
Quote:
( Semangi )
Quote:
(Hut ke 22 Jakarta )
Quote:
( Lapangan Monas Tahun 1935 )
Quote:
( Thamrin Tahun 1949 )
Quote:
( Stasiun Kota Besos Tahun 1929 )
Quote:
( Bioskop MegaRia Tahun 1947 )
Quote:
( Gedung PPFN - Pusat Produksi Film Negara, tempat syuting "Si Unyil"
Jl. Oto Iskandar Di Nata, Jatinegara. )
Jl. Oto Iskandar Di Nata, Jatinegara. )
Quote:
( Taksi Tahun 1949 )
Quote:
Quote:
SATU LAGI
Spoiler for Buka:
IJOIN ANE DONG GAN
Diubah oleh id.ane.dibaned 29-04-2013 09:55
0
6.2K
Kutip
44
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
924.3KThread•88KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya